"Jika cara yang terpikirkan olehmu adalah menjual diri ... no, honey. Tidak akan kuizinkan."
Lihat saja, Jongin akan membuktikan bahwa dia bisa mendapat uang untuk membayar hutang ayahnya cepat atau lambat. Itu yang ada di benaknya sejak menerima tawaran Baekhyun. Well, menjadi escort dan bekerja di klub merupakan pengalaman baru baginya.
Ia sudah berdiskusi dengan manajer minimarket tempatnya bekerja dan akhirnya mencapai kesepakatan. Jongin mengurangi waktunya bekerja di minimarket, dua hari di awal minggu dia akan libur, sementara bagiannya digantikan oleh Kyungsoo. Ya, meski Jongin harus setuju bahwa gajinya tidak akan sebanyak waktu dia bekerja setiap hari. Lagipula bekerja di tempat Baekhyun cukup menyita waktu tidurnya. Jongin perlu bekerja di klub mulai pukul delapan malam hingga tiga pagi, dari Senin hingga Jumat. Untung sekarang sudah memasuki minggu-minggu ujian akhir, dia hanya perlu belajar sebelum semester ini berakhir.
"Bagaimana jika semester baru nanti dimulai, apa aku masih dapat kelas pagi?" gumamnya seraya mengelap gelas-gelas yang baru dicuci.
"Hyung, kau mengantuk lagi?" tanya Haechan menghampirinya di counter.
"Memangnya aku kelihatan seperti mengantuk?" Dahi Jongin berkerut heran, tanpa sadar bibirnya dimanyunkan. Haechan tertawa melihat reaksi rekan kerjanya itu. Pasalnya, Jongin sempat kepergok tertidur di ruang pegawai beberapa kali. Untung yang memergokinya bukan Baekhyun, bisa-bisa Jongin kena tegur.
"Wajahmu tampak seperti mengantuk," balas Haechan seraya menyusun gelas yang sudah dicuci Jongin.
"Memang bentukan wajahku seperti ini!"
"Wah! Berarti mata pandamu lebar sekali, hyung," ledek Haechan diselingi gelak tawa.
"Yo~! Pesanan buat meja nomor 5," sambar Mark dengan riang. Ia menyerahkan catatan yang sudah ditulisnya kepada Haechan. Pemuda itu segera mengangguk dan mengerjakan pesanan minuman yang datang.
"Aku masih belum hafal kombinasi minuman-minuman ini," gumam Jongin melirik ke arah kertas yang baru diberikan Mark.
"Kau baru dua minggu di sini hyung, lama-lama nanti hafal," ujar Mark sambil tersenyum.
Mark dan Haechan adalah dua pegawai klub yang cukup dekat dengan Jongin sejak pertama bekerja di sini. Mungkin karena usia mereka yang tidak terpaut jauh, sementara pegawai lainnya jauh lebih tua dari Jongin. Walau awalnya ia merasa canggung, lama-lama Jongin mulai terbiasa dengan lingkungan baru tempatnya bekerja. Toh, semua pegawainya baik dan tidak ada yang aneh.
"Tunggu, apa berarti kalian pernah mencicip semua minuman di menu ini?"
Sebuah pertanyaan tiba-tiba terlintas di benak Jongin. Mengingat saat pertama kali Baekhyun mengajarkannya untuk membuat cocktail, ia perlu mencicipnya juga. Tentu saja, supaya ia tahu bagaimana rasanya. Kalau tidak enak masa harus dihidangkan kepada pelanggan?
"Kalau tidak dicoba bagaimana bisa tahu enak atau tidaknya, hyung?" celetuk Haechan seraya meletakkan dua gelas Margarita ke atas baki.
Mark mengangguk setuju, tidak ada jawaban darinya, melainkan sebuah senyum yang Jongin tebak bahwa anak itu pasti sudah mencicip juga. "Tapi kalau urusan membuat cocktail, Haechan paling jago," tunjuk Mark dengan dagunya.
"Kalian bahkan belum 20 tahun," gumam Jongin memandang tidak percaya ke arah dua orang tersebut.
"Tahun depan 20 kok!" balas Mark sebelum melengang pergi mengantarkan pesanan tersebut ke pelanggan.
"Aku suka kepolosanmu, hyung. Sungguh!" Haechan mengacungkan kedua jempolnya ke arah Jongin sebelum kembali mendapat pesanan baru.
Jongin menggeleng. Dunia yang dimasukinya memang baru dan akan berbeda, seperti pesan Kyungsoo. Ia tidak tahu apa yang dilakukan Mark dan Haechan selain bekerja di sini. Anak-anak itu jarang membahas tentang kegiatan mereka di luar, walau Jongin suka keceplosan membahas tentang kuliahnya. Mereka hanya mendengar sambil memberi reaksi atau saran.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Don't Own Me
Hayran Kurgu🔞 ‼️ Contains violence, profanity and may explicit lemon. Be a wise reader (SEKAI/HUNKAI) Sehun adalah seorang mafia dan Jongin hanya mahasiswa, yang terjebak di kehidupan Sehun. Dia benci jika Sehun merasa kalau memiliki Jongin, karena dia tidak...