"Kau jaminannya dan sekarang kau jadi milikku, Kim Jongin."
MENYEBALKAN!
Kenapa hidupnya jadi seperti ini? Ini seperti mimpi buruk, di mana kau terbangun dan hanya saat tidur kau merasa aman.
Ayahnya kabur karena hutang, rumahnya disita dan tempo hari, seseorang bernama Sehun dengan SOMBONGNYA mengklaim bahwa Jongin adalah miliknya. Memangnya dia barang?
"Haaah." Jongin menghela nafas panjang. Pandangannya sejak tadi tidak luput dari jalanan yang sepi, dikarenakan hujan yang sejak satu jam lalu menghampiri kota Seoul. Dari dulu, Jongin selalu menyukai hujan karena udara yang dibawanya begitu menyejukkan.
"Kalau kau malas-malasan seperti itu gajimu tidak akan penuh, Jongin," nasehat Kyungsoo yang berada di meja kasir.
Jongin mengangkat bahunya, kembali mengelap kaca minimarket tempatnya bekerja. "Toh juga tidak ada yang datang, hujan deras."
Kyungsoo hanya menggeleng pelan. "Kalau kau ingin mengumpulkan banyak uang, bekerja keras adalah kuncinya."
Bekerja keras.
Jongin baru mengenal kata itu beberapa hari lalu.
Omong kosong jika kita tidak memerlukan uang. Uang bisa digunakan untuk kebutuhan bahkan untuk kesenangan pribadi. Bagi yang mengatakan uang tidak bisa memberi kebahagiaan.
Uang bisa memberinya.
Bisa memberi modal bagi Jongin untuk membuka usaha yang sekarang sudah sirna di matanya. Rancangan restorannya sekarang hanya tinggal catatan yang tertulis rapi di buku.
Bisa memberi kesenangan juga bagi Jongin untuk karaoke atau melakukan hal menyenangkan lainnya.
Namun, semua itu hilang.
Tempo hari ketika dia kembali kuliah, teman-teman yang biasa bersamanya tidak sedikit pun mau menyapa. Berita tentang kebangkrutan perusahaan ayahnya menyebar begitu cepat setelah pihak bank datang. Ajakan Sehun untuk ke tempatnya pun Jongin tolak mentah-mentah, ia langsung kabur membawa koper dan ranselnya, meninggalkan rumahnya begitu saja.
Sehun tidak mengejar, tapi satu hal yang masih Jongin ingat. Perkataan pria itu.
"Kau tidak bisa lari dariku Jongin, kau tidak bisa hidup di luar sendiri. Bantuanku akan kaubutuhkan suatu saat nanti."
"FUCK YOU!"
Begitulah jawaban Jongin. Salah satu kekurangannya memang akan berkata kasar ketika marah.
Pemuda tan itu tidak habis pikir dengan pesan terakhir ayahnya di malam itu. Keluarga Oh akan merawatnya? Bullshit. Ayahnya malah berhutang pada keluarga itu dan pasti mereka yang mengancam agar Jongin tinggal bersama keluarga Oh.
Kenapa ayahnya tidak mau memberi tahu?
Hati Jongin sakit mengetahui fakta tersebut.
"Argh, menyebalkan!" Tanpa sadar Jongin melempar kain pembersih kaca ke arah seorang pengunjung yang baru masuk. Untung saja bisa dengan sigap ditangkap pengunjung tersebut.
"Oops, hampir saja," ucapnya terkekeh pelan.
"Ma-maaf!" sahut Jongin segera mendekati pengunjung tersebut, menunduk dalam beberapa kali. Duh, dia baru jadi pegawai baru di sini, tapi sudah membuat kelakuan yang aneh-aneh.
"Tidak apa-apa," balasnya sambil memberikan kain tersebut pada Jongin dan melengang menuju rak makanan instan. Jongin tersenyum penuh rasa bersalah, sebelum pandangannya beralih pada Kyungsoo. Teman sekelasnya itu sedang menatap garang ke arahnya, walau mata bulatnya yang mirip burung hantu itu terlihat sedikit lucu bagi Jongin.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Don't Own Me
Fanfic🔞 ‼️ Contains violence, profanity and may explicit lemon. Be a wise reader (SEKAI/HUNKAI) Sehun adalah seorang mafia dan Jongin hanya mahasiswa, yang terjebak di kehidupan Sehun. Dia benci jika Sehun merasa kalau memiliki Jongin, karena dia tidak...