PART III

3.3K 335 41
                                    

"Hate me as much as you want, but the deal is deal. You're mine Kim Jongin."




Jongin tidak habis pikir, kenapa bisa ada orang sepede Sehun? Ingin rasanya menonjok wajah angkuh pria tersebut dan menghapus seringaiannya. Mana pria itu dengan seenaknya mencium Jongin! Dia saja belum pernah mencium orang, kecuali bantal gulingnya.

Oh, mungkin pernah sewaktu sekolah dulu? Tidak sampai bibir sih, paling pipi. Mana Jongin ingat juga, lagipula itu terjadi saat dia masih di sekolah. Cinta monyet istilahnya. Namun, yang dilakukan Sehun berbeda, dengan seenaknya pria itu menciumnya. Bayangan kejadian itu untuk beberapa hari menghantuinya.

"Argh menyebalkan!" Jongin berteriak di kaca bagian depan minimarket dengan absurdnya, sebelah tangannya memegang kain lap, satunya lagi memegang cairan pembersih. Pengunjung yang baru datang memandang heran ke arahnya. Sedetik kemudian, pemuda itu menyadari kelakuannya lalu menunduk untuk meminta maaf.

Jongin melirik ke arah kasir, untung bukan Kyungsoo yang berjaga hari ini, tapi tetap saja rekan kerjanya itu memandang heran ke arah Jongin. Pemuda tan itu hanya memberi cengiran sebelum melanjutkan kembali pekerjaannya, membersihkan kaca jendela.

Sore-sore begini kalau sudah selesai kelas, biasanya Jongin akan memilih untuk pergi makan atau karaoke, tapi sekarang dia malah membersihkan kaca jendela. Ia menghela nafas, pandangannya beralih ke jalanan depan sana. Mulai dari kendaraan hingga manusia, berlalu-lalang di sana, baik pria atau wanita, berpakaian kantoran, seragam atau pakaian kasual. Jongin tidak kenal dengan mereka, tapi pasti mereka memiliki kehidupan yang berbeda, setidaknya lebih baik dari dirinya.

Kembali Jongin menghela nafas, sebentar lagi perkuliahannya semester ini akan berakhir. Harusnya dia senang karena akan berlibur, tapi sekarang dia harus memikirkan cara mengumpulkan uang agar bisa berlibur. Gaji dari kerja di minimarket hanya cukup untuk membiayai kehidupan sehari-harinya.

Hidup bisa sesulit itu ternyata.

"Lagipula kalau mau liburan, mau liburan ke mana?"

Mengingat fakta bahwa sekarang tinggal dirinya sendiri, ayahnya saja tidak bisa dihubungi.

"Kau mau liburan ke Italia?"

Jongin mengerutkan dahinya sebelum menoleh ke samping. Dia tersentak kaget, reflek menyemprot cairan pembersih ke arah wajah orang tersebut.

"AH! Ma-maaf!" Sontak Jongin segera mengelap wajah orang tersebut dengan kain lap, butuh beberapa saat baginya untuk sadar siapa orang di hadapannya.

"YAH! Kau..."

Siapa lagi kalau bukan orang yang beberapa hari ini mengganggu pikirannya, Oh Sehun.

Sehun masih menunduk, memegangi matanya yang terasa perih.

"Se-sehun?"

"Toilet. Mana toiletnya?"

"D-di sebelah sana." Jongin segera mengantar pria tersebut ke toilet. Tubuhnya bergerak gelisah selagi menunggu Sehun keluar dari toilet. Semoga matanya hanya perih saja, tidak sampai parah, karena kalau hal itu terjadi ... bisa-bisa Jongin dituntut pula atau minimarket ini yang kena tuntut?!

Ya, walau Sehun itu menyebalkan, tapi tidak enak hati juga membuat orang luka.

"Hei." Panggilan Sehun membuyarkan lamunan Jongin. Ia menatap ke arah pria itu sekilas, ekspresinya tidak seperti biasanya. Sehun terlihat lebih serius.

"Matamu baik-baik saja?" tanya Jongin pelan. Anehnya, sekarang ia sedang tidak berani menatap Sehun lama-lama.

Sehun diam, ia memilih untuk mengangguk sebagai jawaban.

You Don't Own MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang