Chapter 4

1K 140 13
                                    


Taeyong masuk ke kamarnya, sedikit membanting pintu dan langsung mendaratkan badannya ke kasur berukuran king size tersebut. Menenggelamkan wajahnya di bawah bantal.

Bukan karena masih marah pada Doyoung, ia justru merasa menyesal dengan sikapnya tadi. Harusnya ia bisa mengontrol emosinya. Doyoung pasti merasa sedih sekarang. Taeyong mengangkat kepalanya mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Lee Taeyong bodoh!" Umpatnya pada diri sendiri.

"Taeyong-ah...."

Tiba-tiba terdengar suara wanita dari luar memanggil Taeyong sambil mengetuk pintu. Taeyong hafal betul dengan suara lembut itu, suara ibunya.

"Ya masuk saja Eomma" ucap Taeyong.

Wanita cantik yang sudah berumur setengah abad lebih itu tersenyum menghampiri Taeyong.

"Bibi Han bilang kau ada di rumah, kenapa kau pulang apa kau sakit?"

"Hmmm... sebenarnya tidak sih?" Ucap Taeyong sambil menggaruk pelipisnya dengan jari telunjuk.

Wanita yang sudah melahirkan Taeyong itu hanya terdiam bingung dengan perkataan anaknya tampannya.

"Lalu?"

"Eunggg...aku...dan Doyoung"

"Oh tidak, jangan bilang kau bertengkar dengan Doyoungie" ucap ibunya tegas.

"Tidak bertengkar sih lebih tepatnya aku yang mencari gara-gara hehe.." ucap Taeyong terkekeh dengan tampang bodohnya.

Nyonya Lee reflek langsung menepuk lengan anak semata wayangnya itu.

"Argh Eomma kenapa malah memukulku?"

"Memangnya apa yang sudah kau lakukan padanya?"

"Hmmmm...aku marah padanya hanya karena kesalahan kecil."

"Memangnya apa yang Doyoung lakukan padamu?"

"Bukan masalah besar, aku saja yang berlebihan aku mencarinya kemana-mana tapi ketika aku menemukannya dia sedang bersama teman barunya. Aku marah padanya tadi dan langsung meninggalkannya begitu saja." Ucap Taeyong lesu.

"Teman baru?" Tanya Nyonya Lee penasaran.

"Ya, dia mahasiswa baru di kampusku. Wajahnya tampan, badannya tinggi, dia cukup ramah dan wajahnya mirip dengan Jaehyun, Eomma tahu kan sampai sekarang Doyoung masih belum bisa melupakan mendiang Jaehyun? Aku takut Doyoung akan jatuh ke pelukan laki-laki itu"

Nyonya Lee tersenyum jahil dan mencubit hidung Taeyong gemas.

"Aigooo...anakku ini sedang cemburu ternyata" ucapnya terkekeh.

"Dengarkan Eomma Taeyong-ah, laki-laki itu memang mungkin sangat mirip dengan Jaehyun tapi mau bagaimanapun miripnya tetap saja dia tidak bisa menggantikan seorang Jung Jaehyun.  Dan kau? Kau adalah satu-satunya Lee Taeyong di dunia ini. Lee Taeyong yang mencintai Kim Doyoung dengan tulus, dengan sabar, dan pantang menyerah. Eomma yakin dan sangat yakin sekali kalau pada akhirnya Doyoung akan berakhir bahagia bersamamu."

Taeyong tersenyum mendengar penuturan ibunya. Kata-kata indah yang keluar dari bibir wanita itu berhasil menaikkan mood Taeyong yang sempat hancur lebur oleh emosinya sendiri.

Taeyong menggenggam tangan ibunya menatap wajah wanita yang masih cantik meski sudah mulai banyak kerutan di kelopak matanya.

"Terimakasih Eomma, karena sudah menerima Doyoung masuk ke dalam kehidupannku, aku sungguh takut waktu itu, ketika pertama kali aku mengenalkan Eomma padanya. Aku takut Eomma tidak bisa menerimanya, karena masa lalu Doyoung yang begitu menyakitkan. Tapi ketakutanku tidak terjadi, karena Eomma bisa menerima Doyoung dengan senang hati" Ucap Taeyong sambil mencium tangan ibunya.

Can I Got The Chance? (sequel of Another Chance) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang