PERASAAN

15 2 2
                                    

Hari pun berganti. Pagi ini cuaca terasa sangat dingin, mungkin karena musim hujan akan segera datang. Saat hendak masuk kedalam sekolah ternyata Nanda datang bersamaan dengan ku. Sesekali aku ingin mendapat sapaan pagi dari nya.

"Hari ini dingin ya."

Aku terkejut, karena tidak disangka Nanda berbicara kepadaku. Tetapi karena hal itu tiba-tiba terjadi, tentu saja aku tidak bisa membalas ucapannya dengan jelas dan tidak bisa berkata-kata lagi

"Ii..i..iya" balasku gugup

Nanda. Ternyata dia ramah, kenapa aku baru menyadarinya sekarang? Padahal, dia duduk sangat dekat denganku.

Hari ini pun dia tampak berbeda, kenapa? Karena hari ini dia serius belajar. Padahal, biasanya dia tidur di jam pelajaran.
.
.
.
.
.
Jam pelajaran pun berganti, sekarang waktunya kami masuk di jam olahraga. Seorang sahabat perempuanku Joana namanya. Joan mengajakku untuk ikut menonton klub basket. Sebenarnya aku tidak tertarik pada klub basket.

Saat Joan menarik tanggan kanan ku, tanpa sengaja tangan kiri ku tergesek semen teras kelas. Jariku luka, segera aku pergi mencari keran air dan mencucinya agar tidak infeksi.

"Ngak nonton basket? Kamu kenapa?"

Aku menoleh kebelakang dan ternyata itu suara Nanda. Aku sempat bingung karena dia ada di belakang ku. Ternyata dia dari gudang olahraga untuk mengambil bola kaki dan tidak sengaja melihatku bersama Joana tadi.

Aku pun menjawab pertanyaan Nanda barusan

"Ahh ngak. Aku cuma cuci tangan sebentar karena tangan ku tergores sedikit"

Tiba-tiba saja dia meletakan bola yang dibawanya dari gudang olahraga dan merogoh saku olahraga nya sambil berkata

"Aku punya plester"

Tiba-tiba dia memegang tangan kiri ku dan memasangkan plester ke jadi ku yang terluka. Rasanya geli dan hangat.

Tentu saja hal ini membuat ku gugup, karena aku tidak pernah menyangka seorang Nanda akan melakukan hal ini kepada ku yang bahkan jarang berbicara dengan nya. Sebenarnya ada apa ini?
Aku pun tidak tahu dan tidak mengerti.

Setelah dia selesai mengobati luka ku, dia pun mengambil bola nya kembali karena sudah di panggil oleh anggota tim sepakbola yang lain, tanpa sadar aku berteriak

"Makasih! Ehmm semangat ya latihannya."

Entah apa yang membuatku tiba-tiba ingin berteriak seperti ini, yang kurasakan hanyalah hatiku yang terus berdetak. Entah lah apa maksudnya. Setelah aku berteriak Nanda membalas teriakanku

"Makasih ya Ghea."

Dengan senyuman dia berkata seperti itu, tentu saja aku terkejut. Untuk pertama kalinya dia menyebut namaku.

Entah kenapa hatiku semakin berdetak kencang, rasanya meluap luap. Perasaan apakah ini.

Sampai akhirnya aku kembali ke lapangan olahraga, untuk berkumpul kembali. Kulihat Joana sudah bergabung kedalam penonton klub basket. Aku pun segera menyusul Joana.

Saat ini aku memang duduk dalam penonton klub basket, karena klub basket sudah mulai. Tapi pandangan ku tidak bisa lepas dari tim sepakbola, dari kejauhan aku melihat Nanda yang sedang bersemangat ketika latihan sepakbola. Entah kenapa aku senang melihatnya, sampai akhirnya aku masuk kedalam sebuah perasaan..
.
.
.
.
.
.
TBC...

FOREVER LOVE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang