Bab 5: Curiga

14.7K 617 11
                                    

Viola pov

"Ya saya sendiri. Ada perlu apa?"

Aku diam sejenak untuk menelusuri orang ini. Masa dia paparazi? Tidak mungkin dia langsung datang ke aku kan?!

"Ka-kamu beneran Vio?! Ini aku Grace tem-"dia menghentikan ucapannya.

Aku seakan membeku seketika. Hei! Dia yang selalu menggangu ku dulu. Apa dia barusan pulang dari London. Cepat sekali kuliahnya.

"Dasar gadis pintar"gumamku sedikit iri.

Apa dia mata-mata perusahaan lain. Apalagi hubunganku dengan dia adalah teman kelas. Menarik sekali.

Apa perlu aku berteman dengan dia. Akan aku korek semua apa yang kamu tahu.

"Grace Kendy...aku akan mengawasimu" Pikirku dan melihatnya tajam.

"Dia siapa?" bartender itu bingung. Iya aku tipe yang jarang punya teman,jelas saja dia bingung.

"Dia Grace Kendy,teman sekelasku saat SMA"ayo kita lihat apa reaksi para segerombolan itu.

1...2...3...!

Tidak ada reaksi apapun pada gerombolan itu. Apa grace bukan anak buah mereka? Sial!

Aku menarik kasar tangannya. Setidaknya segerombolan itu tidak tahu siapa Grace. Aku tidak punya pilihan lain selain menariknya ke ruanganku.

"Vio! Ada apa lari-lari?" tanya Dave tapi aku acuhkan.

"Vio ada apa?"tanyanya pelan tapi aku dengar ketakutannya.

Aku tetap diam,aku tidak bisa jelaskan semua. Akan gawat kalau dia tahu. Apalagi mulutnya yang tidak bisa di tutup itu. Aku tahu macam apa dia.

Aku masuk ke ruanganku lalu mengunci kamar itu rapat-rapat. Setidaknya aku punya peredam suara.

Aku menoleh ke arahnya. Wajahnya yang kebingungan itu tidak berubah sama sekali. Aku tersenyum lalu menyuruhnya duduk.

"Jadi kamu mau ngomong apa?"ucapku dan memberinya sedikit tekanan.

Grace itu orang yang suka basa basi. Itulah yang membuatnya mempunyai teman banyak. Tidak denganku,yang berbeda ini.

"Kenapa kamu menyebutku teman?" tanyanya yang ingin sekali aku tertawa.

Oh ayolah! Aku cuma mau mengujimu. Anggap saja keceplosan.

"Kamu mau aku sebut kamu apa? Hewan peliharaan? Hantu penasaran?" setidaknya dia sedikit longgar.

"Gak gitu juga. Kamu tahu aku selalu bully kamu"

Ah! Ya...benar. Dia selalu membuat moodku setiap hari jadi buruk. Suara cempreng nya,kejahilan nya. Bikin aku susah tenang.

Saat aku lihat wajah Grace,aku sepertinya tidak sadar mengintimidasi nya. Tapi kan salah sendiri tanya seperti itu.

"Kamu mau apa?"

"Kamu yakin?"

"Just say it"

"Kamu tahu kalau kota asal kita terkena bencana"

Oh bencana tsunami itu ya. Aku tidak menyangka kalau itu juga terjadi. Rumahku juga hancur dan kakak juga hilang.

"Ah...aku boleh menumpang di rumahmu?"

Wow! Hold on second! Dia posisi tidak mabukkan saat bilang seperti itu.

Aku diamkan dia sejenak,untuk meyakinkan. Sepertinya dia sungguh-sungguh. Aku terima saja deh dia. Lagipula sepertinya dia tidak punya pilihan lain.

"Beri aku waktu besok lusa"

The BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang