[Author's POV]
Gadis-gadis itu sedang berada di asrama, mereka sedang memikirkan tentang apa yang tadi siang pak Albert dan juga Kepala Sekolah katakan.
"Jadi... Apakah kalian setuju?" Tanya Rashiel.
"Gak tau nih, gue bingung gimana ya?" Jawab Clarissa sambil mengusap rambutnya ke belakang.
"Pilihannya hanya iya atau tidak," -bianca
"Menurut lo gimana ra?" Tanya Bianca pada Sierra.
"Kalo gue sih setuju aja, yaa ini kan juga tugas bagi kita, kalau kita berhasil selain menaikkan nama sekolah ini, nama kita juga akan naik," Sierra menyeringai.
"Terus kalau kita gagal gimana?" -clarissa
"I never know how to fail" Jawab Bianca sambil tertawa kecil.
"Bisa aja lo, hahaha," -rashiel
"Iya juga yaa, kata gagal itu kayak jauh aja gitu dari kita hehe," -clarissa
"Jadi gimana nih? Setuju ga?" Tanya Sierra sambil menaikkan satu alisnya.
"Gue setuju!" -clarissa
"Boleh deh," -rashiel
"Why not?" -bianca
Mereka pun setuju untuk di kirim ke sekolah lain, yang berisi kan orang-orang normal, mereka memutuskan untuk memberitahu pak Albert besok.
Setelah bercanda ria, gadis-gadis itu pun tertidur lelap.
****
At Hyterio...
Empat orang laki-laki tampan dan tinggi itu berjalan beriringan di koridor sekolah, tak sedikit siswi-siswi yang menyoraki ketika mereka lewat, bukan karena mereka tidak suka melainkan karena mereka tak tahan dengan serangan visual yang empat orang itu berikan.
Tiba-tiba seseorang gadis yang sepertinya ia adalah seorang beta, gadis itu berjalan mendekati Nathan.
"Maaf kak kalau mengganggu, mmm....ini aku mau ngasih coklat ke kakak," ucap gadis itu sambil menyodorkan sebatang coklat.
Nathan tertawa dan diikuti oleh teman-temannya, kemudian ia berkata "Lo kenal Clarissa Quenby?"
"E-ehmm kenal?" Jawabnya pelan.
"Lo tau dia cewek gue?" Tanya Nathan lagi.
"T-tau k-kak," gadis itu mulai gemetar.
"Nah terus lo ngapain ngasih gue coklat?" -nathan.
Gadis itu menggelengkan kepalanya dan berlari ke arah gerombolan teman-temannya lagi, dan sepertinya ia menangis karena Nathan menolak pemberiannya.
"Pftt such a stubborn girl," ucap Vernon sambil menggelengkan kepalanya.
Tak lama kemudian datang lagi seorang gadis dan kali ini...dilihat dari gayanya sepertinya ia seumuran dengan mereka, ya seorang alfa.
Gadis itu berjalan sambil tersenyum mendekati Glen.
"Hi! Glen!!! Oh my God i miss you so~ much!" Gadis itu baru saja ingin memeluk Glen, tetapi Glen mendorongnya.
"Bitch wtf? BACK OFF!" penegasan pada kalimat akhir dari Glen membuat gadis itu lari terbirit-birit.
Teman-teman Glen hanya tertawa melihat perlakuan Glen tadi kepada gadis tersebut.
Kemudian datang lah lagi seorang gama yang terlihat culun mendekati Alex.
Belum sempat gadis itu berkata Alex sudah menyela nya.
"Mau apa lo?" -alex
"E-eh mmm, aduhh gimana yah,"
"Apaan si?" -alex
"Aduh gak jadi deh kak," gadis itu pun membalikkan tubuhnya dan segera berlari menjauhi Alex.
"Bwhahahahaha galak banget lu Lex," -vernon
Terakhir, seorang gadis mendekati Vernon dan hendak mengeluarkan kata-kata, tetapi Vernon menghentikan nya dan berkata.
"Daripada lo habis ini nangis, mendingan pergi," -vernon
Gadis itu pun sontak membalikan tubuhnya dan pergi.
Keempat lelaki itu berjalan menuju ruang kerja kekasih mereka, setelah membuka kuncinya mereka masuk ke dalam dan tidak melihat satu orang pun gadis mereka disana.
"Pada kemana ya?" Vernon menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Tunggu aja disini," Glen duduk di kursi kerja Rashiel, kemudian membaca buku yang ada di rak depannya.
Sementara itu....
"Jadi...apa kalian setuju?" Tanya pak kepala sekolah sambil tersenyum.
"Ya, kami sudah memikirkannya semalam, menurut kami kenapa enggak, lagipula itu juga sudah menjadi kewajiban untuk kami demi menaikkan nama Hyterio, agar menjadi sekolah penyihir terkenal di dunia," -rashiel
"Bagus kalau begitu, tolong persiapkan diri kalian, kalian akan pergi pada hari Sabtu, kami sudah menyiapkan semuanya disana, hari Senin kalian tinggal masuk saja, tak perlu mendaftar lagi," -pak Albert
"Rumah beserta seluruh asetnya dan juga fasilitas kendaraan sudah disediakan kalian tinggal menikmati saja, dan jangan lupa untuk melakukan tugas kalian dengan baik," lanjut pak Albert.
"Baik pak, kalau begitu kami permisi," -bianca
Mereka pun keluar dari ruangan kepala sekolah, dan kembali ke ruang kerja mereka, sedikit terkejut ketika mereka melihat semua pangerannya berada di ruangan mereka.
"Kalian ngapain disini?" -clarissa
"Ya... nungguin kalian lah, kok lama sih? Telat bangun?" -nathan
"Enggak, tadi kita ke ruang kepala sekolah," -sierra
"Emangnya kalian ada masalah?" -glen
"Lebih tepatnya sebuah pekerjaan," -bianca
"Pekerjaan? Pekerjaan apa?" -vernon
Keempat gadis itu pun menceritakan semuanya.
"APA? TIDAK!!!" -nathan
"Lo kenapa dah?" -clarissa
"Aaaa jangan pergi dooongg," -nathan
"Maaf tapi kita harus," -bianca
"Iya, ini sudah menjadi kewajiban kita," -rashiel
"Mengapa harus kalian?" -glen
"Karena mereka mempercayai mereka," -sierra
"Yaahh sedih, kamu bakal pergi aku sama siapa dong?" Rengek Alex pada Sierra.
"Aaahh GAK BOLEH, BIAN GAK BOLEH PERGI, BIAN HARUS DISINI SAMA VERNON! NIH AKU PELUK KENCENG2 BIAR KAMU GAK BISA PERGI," Vernon memeluk Bianca sangat erat.
"Aduuuhh Vernon aku ga bisa napas inii," -bianca
"Kita masih punya waktu empat hari disini, hari Sabtu kita berangkat dan sekarang masih hari Selasa, setidaknya kita bisa meluangkan waktu bersama selama tiga hari," -rashiel
"Baiklah," ucap mereka serentak
To be continued
VOMMENT EVERYONE PLEASE!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Magic
FantasyKisah dari empat orang siswi Hyterio yang terkenal akan kehebatan nya memainkan tongkat sihirnya. Mereka berbeda dari murid lainnnya...... my third story!!!!! please support me always guys! i hope you enjoy it read my first story, Three weirdo's :)