[Sierra's POV]
Gue membalikkan badan dan terlihat seorang lelaki tinggi yang bersandar di dinding tepat di belakang gue."Billy? Ngapain lo?" Tanya gue dengan tenang, padahal sebenernya gue panik karena kaget.
"Gue ngikutin lo dari tadi, haha, kenapa? Ngga boleh?" Tanya Billy sambil menyeringai.
"Kurang kerjaan lo? Ngapain sih?" Gue udah mulai risih sama dia.
"Haha, ya pengen liat aja, seberapa jauh pergerakan anak hyterio," lagi-lagi dia menyeringai.
"Terserah," Baru aja gue selesai ngomong tiba-tiba seseorang berjalan keluar dari pintu yang tadi gue mau buka.
Dia sama sekali ga peduli ada orang apa ngga di dekatnya, dia sama sekali ga melirik ke arah gue ataupun Billy, dia berjalan keluar seolah-olah tidak ada orang di sekitarnya.
Gue terdiam dan bingung, jelas-jelas di pintu ini ada tulisan dilarang naik karena berbahaya, tapi kok justru laki-laki itu keluar dari pintu ini?
Ternyata ada yang lebih nekat dari gue, karena gue penasaran gue pun berencana buat nyamperin laki-laki itu dan ngobrol, siapa tau bisa jadi temen.
Baru aja gue mau pergi, Billy narik tangan gue dan berkata "eitss, mau kemana princess? gue belum selesai ngomong tau."
"Lepas gak! Lo jangan pernah ganggu gue atau temen-temen gue ya, lo tau kan akibatnya apa?" Gue memberikan ancaman dengan harapan dia ngga rese lagi.
"Wowww, aaa jadi takut, hahahaha!" Balasnya.
"Terserah lo deh," gue pun cabut dan langsung nyamperin temen-temen gue.
****
[Author's POV]
Hari sudah semakin sore, keempat gadis itu dan juga dua temannya sedang berada di parkiran sekolah."Btw, kalian mau ikut kita ngga? Ke festival makanan nanti malam," tanya Allen yang memecahkan keheningan.
"Wahh seru tuh," jawab Bianca sambil melihat ke arah Rashiel.
"Maaf, kita ada rencana malam ini," jawab Rashiel yang membuat Bianca cemberut.
"Iya, lain kali aja ya," tambah Sierra.
"Haha, sans kali," -Savian
"Yaudah cabut yuk, panas nih," -Clarissa.
"Kita duluan ya," ucap Shiel sambil membuka pintu mobil.
Mereka pun kembali ke apartemen dan menyiapkan barang-barang yang diperlukan untuk latihan nanti malam.
Bukannya bersiap-siap, Clarissa dan Bianca hanya duduk di depan laptop.
"Pada ngapain si?" Tanya Sierra setelah meletakkan kotak besar.
"Pengen vidcall tapi mereka ngga angkat," jawab Clarissa kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Magic
FantasyKisah dari empat orang siswi Hyterio yang terkenal akan kehebatan nya memainkan tongkat sihirnya. Mereka berbeda dari murid lainnnya...... my third story!!!!! please support me always guys! i hope you enjoy it read my first story, Three weirdo's :)