1

7.8K 422 10
                                    

Aku memejamkan mataku perlahan rasanya penat untuk hari ini; lebih tepatnya siang di hari selasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku memejamkan mataku perlahan rasanya penat untuk hari ini; lebih tepatnya siang di hari selasa. Kebutuhan hidup sehari-hari yang semakin menekan dan penghasilan yang tidak seberapa melempar egoku untuk mendumal dan lupa untuk bersyukur. Terlebih orang-orang berkata 'Yang membuatmu sulit adalah gaya hidupmu' padahal yang terjadi aku tidak berfoya-foya aku menekan semua keinginanku; lebih mengutamakan kebutuhan. Aku dan suami-ku hidup secara sederhana. Dan aku rasa aku bahagia.

"Sayang lihat dasi merah maroon ku?" pria bertubuh tinggi tengah menatapku dengan raut kebingungan.

Aku menghela nafas seraya bangkit menemui pria yang aku sayangi, berstatus suamiku.

"Bukannya kamu yang taruh semalam?" ucapku seraya mencari setiap loker dasi.

"Aku lupa..." ucapnya lirih.

Aku tersenyum melihatnya tengah mengerucutkan bibir mungilnya. "Kalau begitu aku pakai dasi hitam aja." ucapnya meraih gulungan dasi dan menggunakanya seraya tersenyum menatapku.

Aku mengangguk kembali ke sofa ruang tengah dan seraya berbaring. Pekerjaan rumah menguras tenagaku, dengan baju putih kebesaran dan celana pendek sepaha baju andalanku setiap kali berada di sekitaran rumah. Walaupun beberapa kali suamiku mengeluhkan gaya berpakaian-ku yang dirasanya terlalu sexy dan mulai cemburu jika pria-pria beristeri tetangga rumah kami menggoda atau sekedar bersiul. Aku tidak peduli

"Chaenyeol!!"

"Hish aku kan suami kamu kenapa mengatakan nama." aku tersenyum mencubit hidungnya.

"Ya!! aku kan kaget!!" ucapku tersenyum menatap kedua matanya.

"Heummm... aku mau pergi ke kantor, mana ciumnya." ucapnya menyodorkan kedua pipinya seraya bergantian.

"Jangan lupa kunci pintu Sayang." ucapnya seraya memasuki mobil hitam milik kami. Dan mulai meninggalkan halaman rumah.

Aku memijat pelipisku. Aku membutuhkan pekerjaan!. Penghasilan Chaenyeoul tidak terlalu besar terkadang aku meminjam uang orang tuaku untuk menutupi biaya sewa rumah yang kami diami. Beberapa kali kami berdebat mempermasalahkan keinginanku untuk bekerja.

Pria itu selalu cemburu dengan teman kerja pria-pria di kantorku; maksudku bekas kantorku bekerja. Beberapa kali Jisoo sahabatku menawarkan beberapa pekerjaan yang dirasa layak untuku tetapi Chaenyoul selalu menentang keras tawaran Jisoo. Rasanya aku mau gila

"Kim Jennie!!" suara ketukan pintu dan teriakan dari luar membuatku tersadar dari lamunanku.

"Ya!!! Kim Jisoo!! bisa ngga usah teriak-teriak!!" ucapku geram menatap tajam kearahnya yang tengan nyengir.

Tanpa sepatah katapun gadis ini masuk menubruk tubuhku dan membuatku sempat limbung.

"Jen aku haus!!" ucapnya membuka kulkas dan meneguk air mineral langsung dari botol. ewh

C H O I C E (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang