Alt er Love

2.1K 211 22
                                    

"Kamu nggak penasaran?," katanya seraya menggigit coklat dengan kemasan biru dan lelehan didalamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu nggak penasaran?," katanya seraya menggigit coklat dengan kemasan biru dan lelehan didalamnya.

Aku mengernyit bingung.

"Kenapa aku bisa menjadi direktur di usia muda? atau kenapa aku memiliki tubuh tinggi dan tulang bahu yang lebar?, eumh.. bagaimana dengan hal yang lebih menarik!! misalnya bagaimana cara aku menemukan tempat tinggal ini!!,"

Aku menggeleng dengan senyum sumringah, sangking lebarnya aku yakin wajahku terlihat aneh sekarang.

"Lalu, kalau seperti itu biar aku yang bertanya,"

"Silahkan.."

"Mengapa Penguin tidak mempunyai lutut? kau tahu aku kasian melihatnya tidak bisa berjongkok.. pasti lelah, berdiri seharian!" aku tertegun. Diumurnya yang dewasa dan mengingatnya adalah atasanku di kantor tempatku bekerja; seorang direktur.

mempermasalahkan penguin tidak memiliki lutut!

Dengan tarikan nafas aku menggenggam lengannya, "Penguin itu punya lutut tau!! kaki Penguin mempunyai empat bagian; tulang paha, tibia, fibula dan lutut itu sendiri..  tulang yang sama dengan menyusun serangkaian kakimu,"

Dia menggeleng tak puas. Matanya mendelik tidak suka kemudian menggigit sisa coklat kemudian meletakannya di meja, tidak lama pasukan semut akan datang rupanya.

"Tapi kaki mereka pendek!! sepertimu,"

Aku meradang, dengan bibir mencebik.

"Hey!! kaki mereka itu panjang!! miliku pun tidak sependek itu!," ucapku seraya berdiri dari kursi nyaman apartmen miliknya. Memperlihatkan kakiku yang tidak terlalu pendek kupikir.

"Lagian kenapa terlihat tidak mempunyai lutut, karena kaki bagian atas penguin tertutup oleh bulu, dan bentuk tulang kaki mereka seperti saat kita berjongkok."

Kataku, seraya kembali masuk kedalam pelukan hangatnya.

"Oh,  jadi kau pun tertutup oleh bulu?" Lisa nyengir dengan mata yang menyipit.

"Aku ingin pulang!"

Dia menggeleng kuat mengeratkan pelukannya. "Tidak!! aku hanya bercanda kau tahu, walaupun benar kau tidak memiliki lutut tidak masalh bagiku. Terpenting adalah kau mencintaiku."

"Tapi aku punya lutut Lalisa Manoban! ish.. kau ini bodoh,"

"Baiklah Nona Jennie Kim,"

Gadis disampingku, dengan mata almond dan wangi tubuhnya membuatku terlena. Wanginya; seperti aku bermain ke toko roti, enak_ membuat lapar. Sedari tadi aku dan Lisa menghabiskan waktu bercerita atau bahkan menghabiskan cemilan dan beberapa botol soft drink. Menonton Netflix, dengan membalut tubuh kami dengan selimut hangat, satu untuk berdua.

C H O I C E (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang