Pagi itu, Krist tengah menemani sang anak bersiap, hari ini adalah hari dimana Fiat dan Oaujun akan meresmikan pernikahannya
"Apa kau sudah memikirkan bulan madumu sayang?" Tanya Krist, membantu sang anak merapikan pakaiannya.
"Ah tidak Mom, aku tak memikirkan itu. Aku belum sempat memikirkannya"
"Apa Oaujun sudah membahasnya?"
"Belum, ia belum membahasnya, atau mungkin ia belum memikirkannya"
"Memikirkan apa?" Singto tiba - tiba bersuara,
"Selalu saja Daddy ini datang tba - tiba" Ujar Fiat.
"No, Daddy sudah agak tadi, ya dua atau tiga detik yang lalu" Ujar Singto menunjukkan senyumnya.
"Kau akan tinggal bersama Mommy kan setelah menikah?" Tanya Krist.
"Entahlah Mom, Phi Oaujun belum membahasnya" Ujar Fiat.
"Ikutlah, turutilah kemana suamimu melangkah." Ujar Singto pelan setelah berjalan mendekati keduanya.
"Meskipun ke dalam jurang?" Tanya Fiat menggoda
"Sebelum dia mengajakmu masuk ke jurang, Daddy akan melemparnya ke jurang lebih dulu" Ujar Singto penuh penekanan
"Hahaha. Sebelum Daddy mu melemparnya ke jurang, Mommy akan membuangnya ke kolam hiu" Ujar Krist.
"Ah, aku menyayangi kalian berdua. Sangat!" Fiat memeluk Mommy dan Daddy nya secara bersamaan.
"Kami juga menyayangimu. Kau tumbuh begitu cepat hingga tak terasa kau sudah akan menikah sekarang" Ujar Singto masih dalam berpelukan ala ala ala teletubbies. Hahaha
"Dia usianya yang tumbuh, tapi tingginya tidak tumbuh" Ujar Krist setelah melepas pelukannya.
"Auw, memangnya aku tidak tumbuh tinggi itu juga keturunan dari siapa Mom? Daddy saja tinggi kok" Ujar Fiat yang lalu bersembunyi di belakang Singto.
"Astaga! Anakmu Phi Sing! Beraninya dia! Kemari kau! Aku akan mencubit mulut nakalmu itu" Krist memang kesal tapi ia masih menunjukkan senyumnya, ia tau jika Fiat tengah mencoba menenangkan diri yang gugup dengan mengajaknya bercanda sedari tadi.
"No! Daddy help me!" Fiat masih bersembunyi di belakang Singto.
"Pletak!" Singto menyentil kening Fiat
"Jangan mengganggu Mommy mu! Yang sopan padanya, dia itu Mommy mu" Ujar Singto
"Ah, Mommy, Daddy memukulku" Rengek Fiat ganti melapor ke Krist.
"Haha, rasakan! Kemari sayang!" Krist memeluk lalu mengusap lembut kening Fiat yang merah sebelum memukul pelan lengan sang suami.
"Jangan kau sakiti anakku! Dia kan hanya bercanda" Ujar Krist yang masih mengusap lembut kening Fiat
"Hah.. Kan tidak keras, kulitnya saja yang putih mulus sepertimu, hingga cepat memerah meskipun disentil pelan" Ujar Singto sebelum mengecup lembut kening Fiat.
"Kami menyayangimu, jika ada apa - apa jangan takut untuk berbicara atau bercerita pada Mommy. Mengerti?" Jelas Krist menasehati.
"Sebaiknya kita segera bersiap. Sebentar lagi sudah dimulai" Ujar Singto menyudahi acara bercengkerama dengan keluarga.
-
-
Pernikahan berjalan lancar dan sakral, sesuai rencana Krist semuanya. Hari sudah malam ketika Fiat dan Oaujun pulang ke rumah. Oaujun ternyata telah menyiapkan sebuah rumah yang cukup besar untuknya dan Fiat.
"Rumah yang bagus, Phi" Ujar Fiat saat melihat sekitar.
"Eum, kau bisa melihatnya besok. Sekarang ayo kita istirahat dulu. Heum?" Oaujun menggenggam tangan Fiat, menggandengnya menuju kamar.
"Bukankah itu foto pernikahan kita tadi?" Tanya Fiat saat memasuki kamarnya, ada sebuah foto pernikahan mereka yang sudah terpasang di dinding atas ranjang.
"Iya, ayo mandi lalu kita tidur. Aku sangat lelah" Oaujun berjalan ke kamar mandi di ujung kanan ruangan kamarnya.
Fiat membuka lemari berniat mencari pakaian ganti untuk Oaujun, tapi ia malah menemukan tumpukan pakaiannya dan pakaian Oaujun tertata rapi.
"Kapan ini dipindahkan? Apakah selama acara pernikahan tadi?" Fiat tersenyum melihat pakaiannya dan pakaian Oaujun yang sudah tertata.
Setelah mandi bergantian, Oaujun dan Fiat membaringkan tubuh mereka diranjang yang sama. Jangan berharap adegan ranjang untuk malam ini! Oaujun dan Fiat sudah lelah dengan acara pernikahan mereka, wajar jika mereka butuh istirahat.
-
-
Oaujun baru saja membuka matanya, merasakan terpaan hangat dibagian dadanya. Fiat yang menyembunyikan mukanya pada dada Oaujun masih nyaman menutup mata. Seulas senyuman kecil menghiasi bibir Oaujun.
"Sepertinya ini akan menjadi hoby baruku, melihatmu tidur dalam dekapanku" Bisik Oaujun tak ingin membangunkan Fiat.
Oaujun mengusap lembut punggung Fiat. Aroma rambut Fiat yang lembut menggodanya untuk menciumnya, turun kebawah hingga ceruk leher Fiat, Oaujun masih menciumnya, menghirup aroma khas Fiat. Fiat mulai bergerak tak nyaman ketika ia merasa ada yang mengganggu tidurnya.
"Eungh..." Sebuah lenguhan terdengar ketika Oaujun masih fokus mencium i ceruk leher Fiat, membuka satu persatu kancing piama Fiat.
Ciuman Oaujun mulai turun kebawah ke dada Fiat, setelah pakaian Fiat terbuka.
"You are so beautiful" bisik Oaujun mengecup dada Fiat.
Sedikit demi sedikit Fiat membuka matanya, melihat Oaujun yang berada diatasnya bertumpuan pada siku kirinya yang berada disamping kepala Fiat,
"Good Morning khrap" Oaujun mengecup bibir kecil milik Fiat.
"Eum, Good morning..." Fiat mengangkat sedikit kepalanya, mengecup bibir sang suami.
"Tubuhmu begitu indah"
"Phi membukanya? Kapan? Kau membukanya ketika aku tidur? Nakal sekali heum?" Fiat mencubit pipi Oaujun.
"Astaga, aku ini tak ada menggemaskannya, kenapa mencubit dipipi?"
"Lalu dimana aku harus mencubit?" Tanya Fiat.
"Bagaimana jika cium saja? Tidak usah cubit?"
"Enak saja!"
"Memang enak" Oaujun memajukan kepalanya, mencium kening Fiat, lalu turun ke kedua mata Fiat, menciumnya secara gantian, lalu ke kedua pipi fiat dan menciumnya secara bergantian sebelum mencium hidung Fiat. Kemudian turun ke bawah lagi, sebelum mencium bibir Fiat, Oaujun menatap lekat kedua mata Fiat yang terbuka.
"Aku mencintamu Fiat Pattadon Ruangroj" dan setelahnya Oaujun mencium bibir Fiat. Mengecupnya dengan lembut sebelum menggigit kecil bibir Fiat.
.
.
.
.
.
TEBECEH