Akhir

44 5 0
                                    

Hari ini adalah hari terakhir mereka menghabiskan waktu bersama-sama. Sebelum mereka pulang ke agensi masing-masing, namun hari ini sangatlah berbeda dari hari-hari  yang sebelumnya mereka lalu. Tidak ada yang memulai pembicaraan mereka semua hanya diam dalam keheningan. Hanya terdengar lagu-lagu Wanna one yang diputar dan menyelimuti isi droom.

Seungwoo hanya terdiam tidak seperti biasanya yang selalu bertingkah bobrok. Kini ia lebih melihatkan sisi sedihnya ketimbang sisi ceria yang ia perlihatkan selama ini.

"Sudah berakhir" Ucap Sungwoon memecahkan keheningan sedari tadi.

Semua member Wanna One langsung melihat kearah Sungwoon.

"Tidak ada yang bisa diperjuangkan kembali, semuanya sudah berakhir" lanjut Sungwoon.

"Tapi kita semua sudah melakukan yang terbaik" Ucap Jisung.

"kalian tau aku sangat ingin mempertahankan Wanna One!" Ucap Jaehwan.

"Iya, hyung tapi apa yang harus kita lakukan?!" balas Woojin dengan volume suara tinggi.

Tidak ada yang bisa dilakukan lagi oleh Wanna One, bahkan sekarang mereka sudah berada di ujung perpisahan.Wanna one sudah diresmikan akan bubar, bahkan semua itu sudah diresmikan dari jauh-jauh hari. Lalu apa yang harus mereka perbuat?.

"Untuk apa kita menyesali semua ini! bukan kah kalian juga sudah tau, bahwa kontrak Wanna one hanya sampai saat ini?!" Ucap Minhyun sambil menahan emosi nya.

"Hyung, kenapa kalian bersikap seperti ini? apakah kalian tidak tahu bahwa hari ini, hari terakhir kita menghabiskan waktu bersama-sama?" kata Daehwi sambil menahan tangisannya.

semua terdiam mendengar perkataan Daehwi, mereka berpikir mengapa mereka malah berselisih tentang kebubaran Wanna One. Seharusnya mereka berpikir untuk menghabiskan waktu yang sangat berharga saat ini. Bukan dengan terus menyesali dan menyesali, karna mereka sudah berusaha menjadi yang terbaik selama ini...

"Benar yang dikatakan Daehwi" kata Jinyoung sambil memegang pundak Daehwi.

Lalu mereka semua menatap satu sama lain, namun mereka belum bisa memperlihatkan senyumnya.

"Sebelum kakek ku meninggal, kakek ku mengatakan kepadaku bahwa ada perpisahan dalam pertemuan, Namun menurut pendapatku dalam setiap perpisahan akan ada kesempatan untuk bertemu lagi." Kata Guanlin sambil memperlihatkan senyum tipisnya.

Lalu mereka semua memaksakan tersenyum kembali walaupun mungkin sulit untuk saat ini.

"Ya! jangan bersedih, ayo kita gunakan waktu yang sangat berharga ini" Kata jisung sambil memperlihatkan senyum lebarnya dan bersemangat, seakan-akan dia kuat dan mampu melawan kenyataan ini.

"Apa yang akan kita lakukan?!" Kata Jaehwan lalu meninggalkan tempatnya dan berjalan kearah kamarnya.

"Jaehwan-ya!" Panggil Minhyun.

"Ada apa lagi hyung?!" Jawab Jaehwan namun tanpa melirik sedikitpun.

Jaehwan pun meneruskan jalannya dan masuk kedalam kamar.

Bruk

Jaehwan menutup pintu kamar sangat kencang dan membuat yang lain menengok kearah pintu tersebut.

"Ada apa dengan Jaehwan hyung?" tanya Jihoon.

"Mungkin dia masih belum bisa menerima ini semua" Jawab Seungwoo.

" Tenang, aku akan mencoba bicara dengan Jaehwan" Sambung Minhyun sambil tersenyum lalu Minhyun berjalan kearah kamar yang dimasuki Jaehwan.

Minhyun memegang knop pintu dengan erat, sebelum ia masuk kedalam ia melihat kearah member  Wanna One yang sedang duduk dan memperhatikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Stay With Wanna one ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang