Demam pt.2.

18 6 0
                                    

Dika baru saja memasuki halaman sekolah, kelasnya dan kelas Yuzu lumayan jauh. Dia memutuskan untuk ke kelas Yuzu, memberitahu bahwa sahabatnya sedang sakit agar diizinkan. Saat sampai di depan kelas Yuzu, dia bertemu dengan Ovia yang sedang fokus pada ponselnya. Duduk sendirian didepan kelas, tanpa mempedulikan keadaan sekitarnya.

Dika pun menghampiri Ovia, kemudian duduk disebelahnya. Ovia yang merasa ada seseorang yang duduk disebelahnya pun sontak menolehkan kepalanya, terlihat dengan jelas didepan matanya ada seseorang yang ia sukai sejak lama sedang tersenyum secerah matahari yang sedang naik pagi ini, senyum itu lah yang membuat Ovia tertarik pada pemuda didepannya ini.

"Pagi." Sapa Dika dengan senyum lebar dan tangan yang melambai-lambai.

"Pagi." Sapa balik Ovia yang tersenyum manis.

"Oh iya, gua mau ngasih tau kalo Yuzu ga berangkat." Kata Dika.

"Hah? Yuzu ga berangkat? Napa tuh anak?" Tanya Ovia yang sedikit terkejut.

"Dia demam dari semalem, dan sekarang belum turun demamnya." Jawab Dika.

"Demam? Ga biasanya tuh anak demam, emang gimana ceritanya dia bisa demam?" Tanya Ovia.

"Jadi semalem, dia pulang kerumah jam 10 malem-"

"EH BUSET DAH!! SERIUS LU?!"

Dika sedikit terkejut karena keterkejutan Ovia, gadis didepannya ini menunjukan raut wajah khawatir bercampur terkejut.

"Ya, pas itu kebetulan gua lagi diluar rumah dan hujannya juga udah berhenti jadi gua samperin dah tuh anak. Pas diluar rumah sih dia keliatannya cuman menggigil doang, mungkin gegara anginnya gede pas malem. Eh, pas dirumah dia mulai bersin, badannya mulai panas. Bajunya juga basah, mungkin dia kehujanan di jalan." Jelas Dika.

"Dia sih pake kehujanan segala, harusnya dia ga hujan-hujan, jarang banget tau si Yuzu demam." Kata Ovia.

"Tenang aja, pasti besok juga sembuh." Kata Dika.

"Hm, iya." Kata Ovia yang entah sedang memandangi apa.

"Oh iya, btw... Semalem dia dianter cowo tau." Kata Dika.

"Yuzu? Dianter cowo? Serius lu?" Tanya Ovia yang merubah posisi duduknya menjadi menghadap Dika.

"Iya, kayaknya kalo diliat dari postur tubuhnya sih dia bukan anak SMA. Mungkin mahasiswa, soalnya pas malem dia juga bawa tas." Kata Dika.

'Apa mungkin itu Kak Raino?' batin Ovia.

"Lu liat mukanya ga?" Tanya Ovia.

"Ga, gelap anjir pencahayaanya pas itu." Kata Dika.

"Ya mungkin itu temennya, Dik." Kata Ovia yang kembali memainkan ponselnya.

"Bisa jadi sih, tapi yang gua tau. Semenjak kecil, Yuzu itu bisa dibilang susah akrab sama cowo. Kalaupun dia punya temen cowo dia pasti bilang ama gua, lah ini?" Kata Dika.

"Semua orang pasti bakal berubah, cepat atau lambat. Kita doain aja semoga cowo itu cowo baik-baik." Kata Ovia yang beralih menatap Dika kemudian tersenyum manis.

"Iya, oke kalo gitu gua ke kelas ya." Kata Dika yang bangun dari duduknya.

"Iya, bye." Kata Ovia lengkap dengan senyumnya yang masih ia tunjukkan.

"Bye." Pamit Dika dengan senyum cerahnya kemudian melenggang pergi menuju kelasnya.

"Hadeuhhhh... Tuh anak pake demam segala, gua harus kasih tau Aileen." Gumam Ovia.

Dia kembali menyalakan ponselnya, dia membuka aplikasi Whatsapp kemudian membuka roomchat nya dengan Aileen.

Ovia
Woy Alien kesasar.

Rain & Yuzu | Not continuedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang