Hai! Ketemu lagi, hehehe...
Update setiap hari, mau?
Ok, sebelum baca, aku ingatkan lagi yaa... Kamu boleh komen sepuasnya di cerita ini, monggo...
Siap?
Here we go!
Yang benar saja! Besok aku harus mengikuti kegiatan seorang siswa yang... yahh, kata kebanyakan siswi, sih, ketjeh badhai. Ya, iya, sih emang kece. Namun masalahnya, ketika mengikuti narasumber yang sudah terlampau banyak fansnya di sekolah, bisa-bisa tragedi pencakaran seperti yang baru saja aku alami terulang lagi. Big no!
Apalagi setahuku si narasumber yang bernama Zain—bukan Zayn Malik ya—ini orangnya sangat cuek, kata temanku yang seekskul dengannya sih gitu. Kalau dilihat-lihat dari feeds instagramnya kelihatannya orang ini begitu tertutup. Tetapi tenang saja, aku sudah biasa menghadapi berbagai macam karakter orang. Toh, aku juga hanya ditugaskan untuk mengikuti kegiatannya, lalu menulis artikel yang baik tentangnya, beres. Kalau aku dicuekkin, hahaha, ya nggak pa-pa.
Omong-omong, dia ini baru saja sukses menggelar pentas seni yang digelar di sekolah akhir pekan kemarin. Zain menjadi ketua pelaksananya. Pentas seni tersebut berhasil menyedot atensi siswa/siswi di sekolah berkat penampilan-penampilan anak ekstrakurikuler seni di sekolah. Bahkan acara ini tidak luput dari perhatian para guru yang memuji kepemimpinan Zain yang berhasil menyukseskan acara tersebut.
Selain penampilan para pengisi acara, yang patut diapresiasi dari acara ini adalah tujuannya. Acara ini bertujuan untuk amal, ya semacam konser amal. Siswa/siswi yang ingin menonton harus membeli tiket seharga sepuluh ribu rupiah, dan hasil dari penjualan tiket tersebut akan disumbangkan ke salah satu panti asuhan terdekat.
Dan yang paling menjadi sorotan adalah bersatunya semua ekstrakurikuler seni dalam acara tersebut. Mengingat setahun ke belakang ini, situasi antar ekstrakurikuler seni di sekolah yang terdiri dari divisi seni musik, divisi teater, divisi seni rupa, dan divisi seni tari bisa dibilang sedang tidak baik. Kata temanku yang seekskul dengan Zain di divisi seni musik, antar ekstrakurikuler ini sering kali terlibat persaingan sampai perseteruan. Sebabnya macam-macam, entah itu karena seringnya divisi tertentu yang ditugaskan sekolah untuk mengisi acara di luar sekolah atau bahkan hanya karena ada anggota divisi A yang tidak membalas senyum anggota divisi B yang berakhir dengan adu mulut antar anggota tersebut.
Aku tahu hal tersebut sebab di kelasku banyak anggota ekstrakurikuler seni. Kalau ada perwakilan kelas untuk masing-masing divisi ekstrakurikuler seni di sekolahku, maka kelasku yang paling lengkap. Tak jarang mereka saling meledek yang berniat bercanda mengenai divisinya masing-masing. Untungnya teman-temanku tidak sefanatik orang yang kuceritakan tadi. Jadi di kelasku mereka bersatu-padu. Hahaha sangat seru sekelas dengan mereka.
Kembali lagi pada narasumberku kali ini, Zain. Nama lengkapnya adalah Zain Adam Harun. Hal itu kuketahui dari data diri yang kemarin diberikan oleh Kak Fahmi.
Saat ini aku sedang mencoba menghubungi Zain lewat pesan langsung di instagram. Sepuluh menit yang lalu aku mengirim pesan yang berterus terang mengenai maksudku menghubunginya. Sebelum aku mengikuti kegiatannya, terlebih dahulu aku harus meminta izin kemudian membuat janji untuk berbicara lebih lanjut mengenai kegiatan pembuatan artikel ini.
Sambil menunggu jawaban dari pesan langsung ini aku menelusuri akun instagram Zain yang kebetulan tidak di privat. Hal ini kulakukan bukan atas dasar gabut, bukan. Hal ini kulakukan untuk lebih mengetahui sosok Zain ini. Syukur-syukur kalau ada informasi yang akan menambah bahan materi artikel yang akan kutulis. Ini adalah ajaran dari Kak Fahmi, dia juga sempat menangani artikel yang saat ini kutangani. Jadi tidak ada alasan lagi untuk mengelak mengenai ajaran Kak Fahmi yang... ya bisa di bilang sudah profesional dalam hal ini.
Ponselku bergetar menandakan ada notifikasi yang masuk. Dan YES! Akhirnya Zain membalas pesanku. Jangan menyangka aku senang sebab Zain yang membalas pesanku ya, nggak gitu. Aku senang sebab narasumberku membalas pesanku, dengan begitu pekerjaanku akan semakin cepat selesai.
Zainadam_ : Ok.
Aku menghela napas kemudian mengembuskannya pelan. Yang benar saja! Tadi aku mengiriminya pesan dengan kalimat yang panjang-panjang, dan hanya dibalas dua huruf dengan diakhiri tanda baca titik olehnya. Ih ngeselin! Sabar, Riri. Ayo senyum!
Septirautari05 : Makasih ya. Selamat bekerja sama.
Septirautari05 : Btw, besok udah boleh mulai?
Zainadam_ : Terserah, ngikut aja.
Sekali lagi aku mengembuskan napas pelan agar tidak membanting ponselku ini.
Septirautari05 : Oke, besok kita mulai ya. Pas jam istirahat, saya ke kelas kamu. See you.
Setelah itu aku melihat tanda telah dibaca pada pesan yang kukirim. ternyata memang benar, Zain ini orangnya cuek dan tertutup. Ya sudahlah yang penting tugas pertamaku sudah kelar. Selanjutnya aku harus mencatat agenda apa saja yang akan kulakukan besok. Semoga sepuluh hari ini tidak membuatku kesulitan. Beri aku kekuatan, Tuhan.
Bersambung...
15 April 2019
Ini serius lho aku nanya, besok update lagi, mau?
See u!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jurnal Harian (Sudah Diterbitkan)
Teen Fiction🌟SEBAGIAN PART TELAH DIHAPUS🌟 Utari Septira-Riri-ditugaskan untuk mengamati kegiatan Zain Adam Harun selama sepuluh hari. Hal tersebut adalah tugasnya sebagai tim jurnalis di sekolah. Bagaimana Riri menjalani sepuluh harinya bersama Zain? Akankah...