when music called love #2

327 13 1
                                    

"masih mau manggil gue mas?" tanya si pengamen itu.

"lo.. lo.. cewek?" tanya Melody tak percaya.

"but thanks ya.. emm.." kata Foni menggantung.

"nama gue Aluna"

"oke Aluna"

Foni mengajak Aluna untuk makan siang sebagai tanda terima kasih karena sudah menolongnya.

"thanks ya udah bayarin gue makan" kata Aluna.

"thanks juga udah nolongin gue tadi" jawab Foni.

"rumah lo daerah sini?" tanya Melody.

"enggak . gue cuma kebetulan ngamen di daerah sini aja"

"heyy!!" sapa seseorang.

"lo!" kata Foni terkejut.

"lo ngapain disini!"

"ini resto gue"

"mas Rizky. ini ada surat yang harus ditanda tangani"

Rizky menanda tangani surat yang diberikan pegawainya itu.

"ehem..lo anak matrix juga? brarti bisa di hmmm.. di diskon dong"

"asal gue boleh tau nama plus no telfon dia" kata Rizky menunjuk ke Foni.

"apaan sih! enggak enggak enggak!" kata Foni.

"deal!"

"eh enggak enggak!"

Melody langsung menyikat gadget milik Foni. Rizky menulis nomor yang tertera di gadget milik Foni. Melody kembali meletakkan gadget itu didepan Foni. Foni segera menyaut gadget miliknya.

"gratis kan?" tanya Melody.

"gratis..." kata Rizky.

"Ayo pulang"

"makasih ya Rizky.

Foni dan yang lain keluar dari resto milik Rizky itu . Tapi hanya Foni sendiri yang memampang wajah kesal.

"udah deh gak usah cemberut gitu. Yang penting kita seneng plus kenyang" kata Melody.

"iya kenyang . tapi masak gue yang lo tumbalin sih"

"jangan gitu. entar suka baru tau rasa lo" goda Aluna.

"suka? sama dia? gue aja baru kenal dia. udah main suka sukaan."

"nah tu dia. Baru kenal! kalo udah kenal mah beda lagi" goda Aluna terus terusan.

"mm... Lo balik ke rumah apa ngelanjutin ngamen?" tanya Foni.

"i do not have a home. gue lanjutin ngamen aja"

"trus lo tidurnya gimana kalo lo gak punya rumah"

"gue duluan ya.." kata Aluna mengalihkan pembicaraan dan langsung pergi .

Next day, Foni dan Melody semakin dekat . Begitu juga dengan Rizky yang semakin giat mendekati Foni. Bahkan sekarang Foni malah menjadi ketua mading dan wakilnya adalah Rizky. Melody sedang sendirian di bangku kantin. Tiba tiba seseorang tak sengaja menumpahkan minuman ke arah Melody dan mengotori seragam Melody.

"ihhh..... lo itu kalo jalan pake dengkul dong jangan pake mataaaa!!!!!" Melody berbalik dan terkejut melihat seseorang yang membuatnya kesal itu. Ternyata anak itu..

"sorry!" katanya singkat dan meninggalkan Melody. Melody menganga mendengar cowok itu.

"eh tunggu!"

cowok itu menghentikan langkahnya. Melody menghampiri dan berdiri didepannya.

"lo itu udah salah malah nyantai!"

Sesaat sekedipan mata cowok itu memeluk Melody.. dan Brakkk!!!!! Melody terdiam memandang mata si cowok itu. Entah apa yang membuat Melody merasa nyaman melihatnya. Jantung yang tadinya berdetak sekarang diam seketika. Melody segera membuyarkan lamunannya.

"lo jangan cari kesempetan!" bentak Melody sambil memukul pundak cowok itu.

"lo itu ngerocos mulu. tuh liat!" kata cowok itu sambil menunjuk ke bawah . Ada pegawai kantin yang membersihkan pecahan piring.

"tuh tadi mbaknya kepleset. untung gue bantuin . lo mau lebih kotor lagi? hah?"

Melody tidak menjawab. Cowok itu kembali melanjutkan langkahnya.

"eh tunggu"

"apa lagi?"

"thanks"

"lo dari mana sih Mel?" tanya Foni ketika melihat Melody datang kerumahnya muka lemas.

"dari toko buku. lo kemana sih! sekarang sok sibuk banget!"

"kalo bukan karena tanggung jawab gue . gue juga ogah! apalagi harus sama Rizky. Tau gak sih gue itu lagi kesel!"

"kesel kenapa?"

"tau gak sih cowok jutek yang sering kita omongin itu..."

"iya .. kenapa?"

"nih liat! dia itu numpahin minumannya ke seragam gue!!"

"trus lo dipeluk karna ada mbak Fanti kepleset?"

"kok lo tau?"

"ya iya lah . tadinya gue mau nyamperin lo . eh lo malah pelukan sama tuh cowok. ya gur cukup seneng sih" kata Foni menggoda.

"Oh...mayy..godd!!! Foniiii"

"udah, gue tau kok kalo mata cowok itu bikin lo adem!"

Melody semakin salah tingkah. Seakan Foni tau apa yang ada dipikirannya.

"Foniiii......"

"apa?"

"kok lo tau sihhh...."

Foni tersenyum. "Mel, semua orang bisa bohong. tapi mata seseorang gak akan pernah bohong"

"ya gue juga gak tau apa yang bikin gue nyaman waktu ngeliat tuh mata. its so beautifull"

Foni tidak menjawab karena sibuk dengan laptopnya.

"Foni lo denger gue gak sih!!!!"

"Duh! lo itu bisa gak sih kecilin suara lo! gue itu lagi garap tugas mading nih!"

"gue nyesel tau gak sih jadi tim sukses di pemilihan ketua mading!"

"salah siapa?"

"ya ... salah gue sih!"

"ya udah"

"tapi kan itu maksudnya bukan bikin lo makin nyuekin gue kayak gini..."

"ya harusnya ini itu jadi pelajaran buat lo biar lo itu harus mikir panjang atas apa yang lo lakuin"

ting tong....

Foni bergegas membukakan pintu rumahnya. dan ....

maaf ya kalo dikit. lagi capek soalnya. and thanks yang udah sempetin baca. boleh kasih saran kok :)

When Music Called Love #1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang