Raziel kembali menyalakan rokok ketiganya dalam sejam terakhir ini, pikiran Raziel tengah kalut. Suasana hatinya tengah kacau, bimbang, dan juga galau. Memang salahnya sejak awal menaruh hati diatas hati lain yang lebih dulu muncul.
Iya, ia memang salah sejak awal.
Salahnya pula yang selalu bersikap biasa saja padahal lebih dari biasa.
“Woy, coy ngisep aja daritadi” tegur seorang temannya yang langsung membuyarkan lamunan Raziel
“Eh, Bim!” tegurnya
“Kenapa nih, boy” tanya Bimo yang tadi menegurnya ini
“Bingung nih gue Bim” Raziel langsung memulai ceritanya pada Bimo yang telah ia percayai. Tanpa menyebut nama secara terang-terangan dan tanpa menjelaskan secara detail pun Bimo paham. Pada dasarnya memang tidak hanya Raziel yang salah akan ini banyak juga temannya di luar sana yang salah akan hal ini. alih-alih mencari teman cerita malah menaruh hati ditempat yang salah. Bimo tertawa kecil ketika Raziel mengakhiri ceritanya
“Pada awalnya emang gitu Zel semuanya juga, tapi emang disini akhirnya lo yang salah, karena lo udah bener-bener meyakinkan dan menaruh hati lo ke dia padahal sebagian hati lo masih di yang lain”
“Ya terus gue harus gimana, Bim?”
“Ikutin kata hati lo aja udah, jalanin apa yang lo mau dan apa yang hati lo sukain” saran Bimo
“Apa gak terlalu brengsek buat seenaknya gitu, Bim?” keduanya terdiam, mengingat hal ini memang sulit diselesaikan ketika satu pihak masih ingin bermain sementara pihak lain ingin serius.
“Emang susah Zel menghadapi wanita”keduanya tertawa, menghisap rokoknya masing-masing dan larut dalam pikirannya masing-masing
===F R E U N D===
KAMU SEDANG MEMBACA
F R E U N D
Teen FictionAriella berada di suatu tempat yang memulai kisahnya bersama seseorang sejak hari itu. Sudah sangat lama rasanya tetapi ingatan itu terus membekas layaknya baru terjadi kemarin, begitu hangat diingatannya dan begitu nyata dilihatnya setiap Ariella b...