Chelsea Pov
"Yaudah del gue balik duluan, byee!", Ucap gue ke Adel.
"Iyaa, hati-hati cell", Jawab Adel ke gue dengan disertai senyuman manisnya itu. Gue hanya mengangguk dan langsung pergi menuju ke arah parkiran yang sudah ada sesosok pria yang dari tadi menunggu gue disana.
"Maaf lama", Ucap gue ke sosok pria tersebut dengan disertai senyuman yang jarang gue berikan ke semua orang.
"Dari mana aja lo?", Tanya sosok pria tersebut ke gue dengan raut wajah bete.
"Ngumpul", Jawab gue dengan jujur ke orang yang berada di hadapan gue dari tadi.
"Kok gak bilang ke gue dulu sih kalo lo mau ngumpul?!! Kebiasaan tau gak, emang dikira lo nunggu gak capek apa!", Tanya pria tersebut dengan nada sedikit meninggi.
"Yaudah iya maap, namanya juga orang lupa", Ucap gue ke pria tersebut dengan wajah datar andalan gue. Pria yang dari tadi debat sama gue itu adalah kakak gue sendiri, Kak Darrel.
"Selalu aja alesannya lupa, lupa dan lupa kebiasaan".
"Dari pada debat mulu, mendingan gc kita pulang. Udah capek nih gue", Belum sempat Kak Darrel menjawab, gue langsung menaiki motor sport milik dia. Tapi sebelum gue naikin motornya, gue sempet merampas kunci motornya secara kasar.
"Sabarrr relll dia adek lo, jadi jangan emosi, Sabarr", Batin Darrel.
"Mo pulang atau terus ngelamun disitu?", Tanya gue ke Kak Darrel. Sumpah ya, kenapa sih gue harus punya kakak yang kek satu ini. Huuffttt!
"Iyeiye", Jawab Kak Darrel dengan langsung menaiki motor sportnya.
°°°
Lima belas menit kemudian, akhirnya gue sama Kak Darrel sampai di rumah. Gue turun dari motor dan langsung merapihkan rok, rambut n baju gue yang sempat terkena angin dijalan tadi. Setelah selesai merapihkan semuanya, gue sama Kak Darrel langsung masuk ke dalam rumah."Assalamualaikum, Chelsea pulang!"
"Assalamualaikum, Darrel pulang! "
Ucap kita berdua secara bersamaan ke penghuni rumah."Wa'alaikumussalam", Jawab si penghuni rumah, yang tak lain adalah nyokap gue. Gue sama Kak Darrel pun langsung menghampiri nyokap gue yang berada di ruang tamu.
"Sore bidadarinya darrel", Goda Kak Darrel ke mama yang lagi menonton tv.
"Sore juga anak-anak kesayangannya mama", Ucap mama sambil tersenyum menatap kita berdua secara bergantian. Mama sudah biasa mendengar ucapan dari Kak Darrel tadi, jadi mama biasa saja menanggapinya.
"Maa, chelsea ke kamar duluan ya", Ucap gue ke nyokap gue.
"Eh tunggu bentar dulu sayang".
"Kenapa maa?" Tanya gue bingung.
"Kok kamu sama kakak kamu baru pulang sih?", Tanya mama ke gue dan Kak Darrel dengan wajah penuh tanda tanya.
"Itutuh maa chelsea, ngumpul tapi gak bilang ke darrel dulu jadinya kan darrel harus nunggu sendirian di parkiran. Mana tadi pas nunggu di parkiran ada cewe yang godain darrel gitu, ihh jijik deh sumpah darrel", Sumpah deh ya kali ini gue bener-bener jijik sama kakak gue sendiri. Gimana gak jijik coba, dia ngomong pake dikasih nada manjah nya gitu. Huufftt!
"Jijik njir gue", Ucap gue ke Kak Darrel dengan wajah datar.
"Ngapa si lu sirik amat romannya ama gue", Jawab Kak Darrel.
"Najis banget gue".
"Najii... ", Belum sempat Kak Darrel melanjutkan ucapannya tadi, mama langsung memberhentikan debat antara gue dan Kak Darrel.
"Udah,, udahh,, kok jadi debat kek gini sihh! Chelsea, emang kamu tadi ngumpul apaan? Sampe-sampe kamu gak bilang sama kakak kamu", Tanya mama ke gue sambil menatap gue dengan wajahnya yang penuh dengan tanda tanya.
"Tadi tuh chelsea ngumpul eskul dulu maa, itu aja chelsea ngumpulnya karna terpaksa gak ikhlas dari hati", Jawab gue apa adanya dengan kenyataan.
"Kalo kamu terpaksa, kenapa kamu ikut ngumpul eskul? Emang kamu ikut eskul apaa?", Sumpah ya. Baru juga pulang sekolah udah dikasih pertanyaan bae ihhh.
"Awalnya juga chelsea gak mau ikut ngumpul tapi ya gimana lagi, chelsea gak enak sama yang udah ngumpul. Chelsea ikut eskul basket maa", Jawab gue dengan nada suara malas.
"Lo serius ikut basket? Kan lo aja pendek hahaha", Apa dia bilang tadi? Pendek? Wah nyari mati dia sama gue.
"Mo nyari mati lo?", Tanya gue ke Kak Darrel dengan mata penuh amarah, kesal.
"Hehehe,, canda-canda dee", Jawab Kak Darrel ke gue dengan cengengesan.
"Darrel! Kamu itu yaa kebiasaan banget deh selalu bikin adek kamu marah mulu", Bela mama ke gue. Nyokap gue itu emang the best banget dah pokoknya, yaa meskipun ada ngeselinnya juga.
"Mampus!", Ucap gue sambil mengeluarkan lidah gue ke hadapan Kak Darrel.
"Yaudah ah maa, chelsea ke kamar dulu mo ganti baju sama istirahat", Lanjut gue. Nyokap gue hanya mengangguk meng'iya'kan.
Sesampainya di kamar, gue langsung melepas baju sekolah gue dan menggantinya menjadi baju biasa yang sering gue pake di rumah. Selesai mengganti baju, gue langsung menuju ke arah meja belajar gue yang berada di samping tempat tidur.Di atas meja yang berwarna biru laut itu, terdapat sebuah buku Diary yang warnanya juga sama dengan warna meja, yaitu biru.
Entah kenapa setiap gue liat buku itu selalu aja mood gue langsung down banget, sampe-sampe pengen nangis. Setiap liat isi buku itu, gue selalu memikirkan kejadian di masa lalu gue yang sempat kelam. Karena buku itu juga, gue selalu nangis setiap waktu, jam, menit dan detik tanpa berhenti. Mungkin, gue harus melupakan semuanya. Gue harus bangkit seperti dulu, masa-masa dimana gue selalu bahagia sebelum datangnya semua cobaan ini.
Karena gue gak mau liat buku Diary itu lagi, jadinya gue berniat untuk menyimpan buku itu di sebuah kotak berwarna biru bercampur pink yang sudah dihiasi pita-pita. Jujur, sebenarnya gue gak ikhlas buat menyimpan buku Diary tersebut di kotak itu, tapi ya mau gimana lagi, gue harus bangkit!. Saat gue membuka kotak tersebut, gue dapat melihat bahwa isi dari kotak itu semuanya adalah kenangan di masa lalu. Entah darimana, gue berniat untuk melihat semua isi-isi yang berada di dalam kotak itu. Yaa, meskipun gue tau apa yang harus gue tahan pas liat itu semua.
Satu persatu, foto dan kata-kata yang berada di dalam kotak itu gue baca dan gue liat. Awalnya, gue masih biasa aja tapii,,, lama kelamaan semuanya berubah menjadi tidak biasa-biasa aja. Sebuah kertas yang berisi kata-kata dan foto dua orang pria dan perempuan masih kecil yang keduanya saling merangkul mesra dengan disertai gelak tawa yang sangat bahagia.
Cecel kesayangannya ufal, makasih ya udah mau jadi sahabat kesayangannya ufal dari dulu. Cecel tau gak? Berkat cecel, ufal bisa berubah menjadi sebahagia ini. Intinya ufal sayang cecel.
Love you Cecel❤
Tanpa gue sadar, kedua mata gue mengeluarkan air bening yang sudah biasa gue keluarkan, air mata. Entah kenapa kata-kata itu mampu membuat hati gue terasa diremas-remas oleh banyak cobaan. Saat gue sedang mengingat kejadian dulu, tiba-tiba pintu kamar gue diketok-ketok oleh seseorang yang berada di luar kamar gue.
Sebelum gue membukakan pintu kamar untuk melihat siapa yang sudah merusak lamunan gue, gue membereskan buku Diary gue dan kotak itu terlebih dahulu dan memasukkannya ke dalam lemari baju milik gue. Selesai membereskan itu semua, gue langsung membukakan pintu kamar gue karena dari tadi orang yang berada di luar kamar gue sudah mengetok-ketok berkali-kali. Kesal? Ya pasti kesal lah, orang mah sabaran dikit kek gitu, eh ini malah kek kucing dikejar anjing bae.
Bersambung....
•••
Gimana sama ceritanya? Seru gk? B ajah!. Pokoknya di crita ini gue bkln ksih konflik yg sangat waaww waaww deh:) Oh ya! Jgn lupa Vote n koment oke👌biar gue tambah semangat bikin critanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CheDav
Teen Fiction"kenapa si lo dingin banget?" Pertanyaan yang selalu Chelsea dengar dari semua orang. "Andaikan kalian semua tau apa alesan gue jadi dingin kek begini itu apa, pasti kalian semua bakal ngerti. Tapi sampai saat ini gue belum bisa kasih tau alesan i...