Confession (a.1)

861 74 12
                                    

Yoongi kembali meremat kertas putih penuh coretan di mejanya lalu melemparnya ke tempat sampah. Entah sudah kertas keberapa yang ia lempar sejak 20 menit lalu.

Rencana awal pria pucat itu adalah menyusun lirik yang ingin ia ajukan untuk lagu baru miliknya. Namun,setelah kejadian tadi pagi,ide-ide untuk lirik sirna sudah. Kini pikirannya dipenuhi dengan pernyataan cinta dari Jimin.

Entah itu bisa dikatakan pernyataan cinta atau tidak. Yoongi hanya bisa menyimpulkan seperti itu. Bohong ia tidak senang Jimin berkata seperti itu. Namun,salah satu sisi dalam dirinya menolak rasa senang itu.

Tadi pagi,saat Yoongi selesai sarapan,Jimin tiba-tiba menghampirinya yang tengah duduk di balkon sambil meminum segelas kopi hangat. Yoongi tak terkejut,karena Jimin sering seperti itu,menghampirinya lalu mengajaknya bercerita.

Namun kali ini Jimin tak mengajaknya bercerita,melainkan melayangkan satu pertanyaan yang membuat Yoongi bingung harus menjawab apa.

"hyung,apa boleh seorang idol seperti kita menjadi gay?"

Yoongi hampir tersedak kopinya sendiri saat mendengar pertanyaan yang dilayangkan dengan polosnya oleh Jimin. Yoongi menoleh,Jimin tak menghadap kearahnya,matanya menatap ke arah langit.

"um,menurutku tidak masalah,kenapa kau bertanya seperti itu?"

Dengan pertanyaan itu, Jimin menoleh dan menatap Yoongi seolah menginginkan sesuatu.

"kalau aku bilang aku gay,apa hyung masih mau jadi temanku?"

"tentu saja,tidak ada masalah dengan itu"

Jimin merubah ekspresi wajahnya.membuat Yoongi menelan ludahnya tanpa ia sadari.

"ada hyung,ada masalahnya"

"apa?"

Jimin menundukkan kepalanya lalu memainkan ujung sweaternya.

"aku merasa aku gay hanya pada satu orang saja,hyung.kurasa aku menyukainya lebih dari sekedar seniorku"

Yoongi mengutuk jantungnya yang tiba-tiba berdetak tak normal setelah Jimin berkata seperti itu. Ia tidak ingin berburuk sangka,senior Jimin bukan hanya dirinya. Ada Seokjin,Namjoon,dan Hoseok, atau manajer mungkin?

"ah,begitu"

Yoongi luar biasa bingung. Apa ia boleh bertanya pada siapa Jimin merasa seperti itu?

"Hyung,apa kau mau tau siapa orang yang kusukai?"

Yoongi menoleh , Jimin lagi-lagi menatapnya aneh.

"tentu saja,jika kau tidak keberatan untuk memberitahu"

"sepertinya aku menyukai mu,hyung"

Yoongi menjatuhkan ponsel yang ia genggam setelahnya. Jantungnya lagi-lagi berdetak tak normal. Jimin mengatakan itu dengan gamblangnya,dan ia masih duduk tenang seperti itu.

"a-aku harus ke kamar mandi,Jimin. Sampai jumpa nanti"

Yoongi buru-buru bangkit dari kursinya dengan perasaan berkecamuk. Jimin sepertinya tidak bergerak dari tempatnya,karena Yoongi tak mendengar suara apapun.

"yoongs,buru-buru sekali.ada apa?"

Yoongi ingin berkata sekasar mungkin jika ia bisa. Ia tak sengaja berjalan cepat dan lebih buruk lagi,Seokjin melihatnya. Ia pasti akan menanyakan hal-hal aneh setelah ini.

"uh?tidak ada hyung,aku ada pekerjaan si studio,sampai jumpa!"

Dan disinilah Yoongi,merutuki sikapnya sendiri di studio. Jujur,ia ingin segera keluar dari sini,namun apa yang harus ia lakukan saat bertemu Jimin?

Tersenyum? bersikap seolah tidak ada yang terjadi? ya tuhan,memikirkannya membuat kepala Yoongi sakit.

Ia sering mendapat pernyataan cinta dari wanita,ini adalah pertama kali dalam hidupnya seorang lelaki menyatakan cinta padanya.

Dan lelaki itu Park Jimin,teman satu grup yang ia anggap sebagai adiknya sendiri. Namun ternyata Jimin punya rasa yang berbeda dari dirinya.

Yoongi bohong jika ia bilang ia tidak tertarik pada Jimin. Jimin bisa dibilang adalah member BTS yang paling dekat dengan dirinya. Ia bahkan sering mengajaknya ke rumahnya untuk berlibur bersama,berdua.

Jimin selalu mendengarkan ceritanya,meredamkan amarahnya,dan menghilangkan rasa malasnya. Entahlah,Jimin seolah punya tempat spesial di hatinya. Tapi Yoongi seolah menolak bahwa rasa hangat yang ia rasakan saat bersama Jimin adalah rasa cinta.

Ia tak menampik fakta bahwa ia adalah seorang bisexual.ia tidak masalah pasangannya nanti lelaki atau wanita. Yang penting mereka mau menerima dirinya apa adanya.

Yoongi hanya berfikir,apa kata keluarganya jika tau Yoongi seorang gay? Ia akan merasa malu pada dirinya sendiri jika nantinya keluarganya kecewa.

Hal itu mungkin yang membuat satu sisi dalam diri Yoongi menolak untuk menjadi seorang gay.

Namun,ini adalah Jimin.
Parasnya bisa dikatakan cantik untuk ukuran lelaki. Bibirnya seolah terbentuk sempurna,matanya terlihat bengkak namun menggemaskan,dan suara high-pitched nya.

Sulit untuk tidak terpesona padanya. belum lagi bentuk tubuhnya,yang menurut Yoongi,tipenya sekali. Tidak kurus dan tidak gemuk. sangat pas. meskipun dulu,Jimin bisa dikatakan cukup gemuk. pemuda itu melakukan diet keras untuk tubuh indahnya sekarang.

Yoongi menyukai semuanya.semua yang ada pada diri Jimin.

Hanya saja,Yoongi belum siap betul untuk mendapat pernyataan seperti tadi.Itu,terlalu frontal.dan Jimin seolah tidak mempunyai beban mengatakannya tadi.

Yoongi mengusak rambutnya frustasi. Ia sudah pasti batal bekerja hari ini. Ingin tidur,namun pikirannya masih berkecamuk luar biasa.

"demi tuhan,Park Jimin.aku akan membunuhmu!"


Author's Note :
terima kasih yang sudah berkenan membaca sedikit coretanku ini :)
masih bagian satu,semoga suka ♥

little things | ym oneshots.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang