Ended

381 53 6
                                    

End 

a final part of something, especially a period of time, an activity, or a story

.

Yoongi itu pria paling tampan yang pernah Jimin kenal. Bahkan saat tertidur lelap, tanpa ekspresi, dan sebagian wajah yang tertutup ventilator pun, Min Yoongi tetap tampan.

Jimin membawa jari-jari gemuknya menelusuri wajah teman hidupnya ini, ia melakukannya selembut yang ia bisa, seakan wajah Yoongi adalah benda paling rapuh yang pernah ia sentuh. Setelah wajah, Jimin mengusap pelan rambut hitam legam Yoongi.

Bagian tubuh yang selalu Jimin sentuh setiap mereka berdua hendak tidur, atau sedang berbincang santai di ranjang. Yoongi juga pernah bilang bahwa dengan sentuhan tangan Jimin di kepalanya, masalah-masalah yang ia pikul dari luar rumah seolah hilang, bahunya tak lagi berat, dadanya tak lagi sesak. Tangan Jimin ajaib, begitu katanya.

Maka dengan ungkapan itu, Jimin sangat berharap apapun keajaiban yang tangannya punya, dapat membuat Yoongi membuka mata indahnya lagi, membangunkan Yoongi dari tidur panjangnya.

Jimin menyentuh cincin perak yang melingkar indah di jari manis tangan kanan Yoongi, lalu tersenyum getir. Ia menangkup tangan Yoongi dengan kedua tangannya, mengusapnya perlahan. Jimin suka tangan Yoongi, tangan yang selalu menggeggam tangan mungilnya, tangan yang menangkup wajahnya, tangan yang pernah menyentuh setiap sisi tubuhnya.

Jimin menangis. Ia kesal karena Yoongi tak membalas genggaman tangannya. Ia kesal Yoongi tak membuka matanya, padahal ia selalu memberi usapan lembut pada kepalanya. Yoongi berbohong padanya. Tangannya tidak ajaib. Jika iya, harusnya Yoongi bangun sejak lama, harusnya Yoongi sedang ada di rumah, berpelukan dengan Jimin sebelum berangkat bekerja.

Jimin menangis semakin keras, kedua tungkai kurusnya tak lagi sanggup menahan bobot tubuhnya. Ia menangis, memeluk tubuhnya sendiri yang bertinggung di lantai.

Ia sudah berjanji tidak akan menangis, tapi ia sendiri yang kerap mengingkari janjinya. Ia tak bisa berpura-pura tidak apa-apa didepan Yoongi. Yoongi tak pernah mengajarinya seperti itu. Yoongi selalu meminta Jimin untuk tak menyembunyikan apapun darinya.

Tapi keadaan yang tengah dihadapinya saat ini, adalah bagian kisah hidup terberatnya, mungkin akan ada yang lebih berat, tapi Jimin tak siap untuk apapun dari ini.

Yoongi memulai tidur panjangnya sejak 20 hari lalu. Ia terbangun untuk beberapa hari, kemudian kembali tertidur.

Dua puluh hari lalu, tepatnya 6 jam setelah Yoongi ditempatkan di ruang perawatan intensif, seorang dokter wanita paruh baya menghampiri Jimin untuk membicarakan sesuatu didalam ruangannya. Membicarakan hal yang membuat dunia Jimin runtuh, membuat Jimin hancur berkeping-keping.

Dokter itu menunjukkan sebuah kertas A4 dengan tulisan-tulisan yang Jimin tentu pahami, istilah-istilah kedokteran yang Jimin kuasai setelah menempuh pendidikan bertahun-tahun di London. Jimin membacanya berulang kali, tak ingin ia salah informasi.

Namun, mau sampai ratusan kali pun Jimin membacanya, hasil akhir tes itu tidak akan berubah tiba-tiba.

Ia harus segera menyeimbangkan dirinya dan menerima fakta bahwa Yoongi, suaminya, teman hidupnya, dunianya, terserang Glioblastoma stadium 3. Sebuah makhluk ganas bernama rumit itu telah bersarang lama di tubuh suaminya, namun tak terdeteksi. Dan Jimin demam tinggi selama dua hari setelah itu.

.

.

Jimin baru pulang berdoa dari sebuah gereja dekat rumah sakit. Matanya bengkak dan memerah. Ia terlalu banyak menangis dan kurang tidur. Ia tak pernah lagi tidur tenang sejak Yoongi sakit. Tak ada pelukan, taka da kecupan selamat malam, tak ada Yoongi yang selalu terlambat bangun pagi di sisi ranjangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

little things | ym oneshots.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang