Cold Water (b.2)

341 41 8
                                    

[ lanjutan dari part 'Warm Water' ]

.

Yoongi mengalami pagi yang buruk sekali. Ia lagi-lagi mendapat mimpi buruk, dengan rentetan kejadian yang sama dengan mimpi-mimpi sebelumnya. Mimpi itu seolah memberi sebuah pertanda, namun sayang, Yoongi tak mau menanggapinya lebih lanjut.

Yoongi masih ingat betul detail mimpi buruk yang ia dapatkan seminggu terakhir. Yang jelas, mimpi itu gelap sekali. Yang ia lihat hanya sebuah bak mandi dengan air yang tumpah ruah. Air di dalam bak itu menggelegak bagai mendidih, lalu perlahan air yang tadinya jernih itu berubah warna, menjadi warna merah pekat, warna darah.

Hanya itu yang ia lihat, namun tiga mimpi terakhir yang ia dapat hingga pagi tadi, menambah sesuatu didalam rentetannya. Ia mendengar suara. Suara lembut yang ia rindu. Ia mendengar suara Jimin. Menggugamkan sesuatu yang Yoongi tak tahu apa.

.

Yoongi melempar asal puntung rokok yang tak habis ia sesap. Tak biasanya ia begini. Entahlah, ia sedang banyak pikiran. Bayangan wanita yang ia cinta pergi tanpa tanda membuatnya frustasi. Kini Yoongi percaya, jalang tetaplah jalang. Tak ada yang namanya jalang jatuh cinta pada pelanggannya. Yoongi dibodohi hatinya. Dan perbuatannya itu merusak segalanya.

Yoongi tiba-tiba teringat akan sosok yang sudah lama menghilang, seorang pemuda tampan yang terakhir kali ia lihat di depan restoran membawa sebuah buket bunga. Pemuda yang ia rindu, yang ia gantung nasibnya. Park Jimin. Yoongi bahkan tak tahu harus menyebutnya apa. Kekasih? Bukan. Yoongi tak pernah menawarkannya itu. Jimin, hanya pemuda yang jatuh cinta dan berstatus pelampiasan semata.

Dimana dia sekarang? Apa Yoongi harus meminta maaf? Harus. Yoongi yang bodoh sadar akan perbuatan kejinya. Dan ia harus menemui Jimin, dan bersimpuh di bawah kakinya.

.

Yoongi pergi ke apartemen Jimin, dan berakhir mendobraki pintu seperti pencuri karena Jimin sudah merubah sandi pintunya. Nomor ponsel Jimin bisa dihubungi, namun tak ada jawaban. Yoongi gusar. Ia tak tahu entah darimana perasaan ketakutan ini muncul. Yoongi seolah merasakan ada sesuatu yang tak beres.

Ia terus mencoba mengutak-atik sandi pintu, hingga ia merasakan kakinya basah. Yoongi melihat kebawah dan mendapati genangan air menerobos keluar dari celah bawah pintu.

"Oh,tidak"

Yoongi mengambil ponselnya, menelfon siapapun yang bisa ia harapkan untuk membuka pintu sialan ini dan mencari tahu darimana asal genangan air ini.

.

Teriakan Yoongi ternyata mengganggu pemilik kamar lain, satu persatu keluar dan bertanya apa yang sedang pria pucat berwajah berantakan ini lakukan dengan pintu apartemen Jimin.

Yoongi hanya berucap "Tolong aku" dan mengarahkan pandangannya ke bawah, dimana genangan air terus mewabah kemana-mana.

Sepuluh menit kemudian, petugas pemadam kebakaran, dua orang teman Yoongi datang. Dengan wajah tak kalah ketakutan dengan wajah Yoongi sekarang. Segala persepsi buruk sudah memenuhi kepala Yoongi. Dan itu membuatnya sesak sekali.

"Yoongi, aku bersumpah melihat Jimin keluar dari sebuah apotek dekat sini pagi tadi, aku berteriak memanggilnya, namun ia tak mendengarku, dan jalannya sumpah, cepat sekali!"

Hoseok terus berceloteh tentang dirinya yang melihat Jimin pagi tadi. Yoongi tak tahu harus merespon bagaimana. Ia hanya fokus melihat petugas pemadam yang tengah berusaha membobol kamar Jimin.

"Terbuka!" teriak salah seorang pemadam.

Yoongi berlari cepat masuk kedalam kamar yang sudah tergenang air sampai mata kaki, mendobrak pintu kamar mandi.

little things | ym oneshots.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang