2.0

17 5 0
                                    

▶PLAY

(ALL)

"Ra, ade lo mana?" pertanyaan ini sederhana tapi mengapa sulit di jawab oleh Sera, pertanyaan yang membuat dirinya diam tak berkata. Semua berkumpul kecuali guru dan 3 anak tknya sibuk dengan pikiran masing-masing.

Dari tadi nunggu tapi yang ditunggu belom juga dateng, apa Sera harus hitung berapa lama mereka nunggu?

Sudah waktunya istirahat, mengisi kembali tenaga yang sudah terpakai. Dengan waktu tersisa dari sekarang, waktu ini beberapa jam sebelum matahari juga beristirahat. Belum dua jam menunggu, kalo kata Wena "Kalo lagi nunggu orang dan lebih dari tiga jam tinggal aja." dan tersisa satu jam lagi untuk melihat batang hidung Daffa dan NORENMIN.

"Lama banget tuh bocah empat!" Seru Jey masih makan bareng Jicko, dan makanan Jey di embat Jicko. Untung dah bertaun-taun di gitu'in, Jey dah sabar di tambah kebal. Pertemanan mereka sudah sangat dekat, jadi kalo mau makan di tempat temen gak perlu izin tinggal nyomot, atau masak langsung.

Detik berlalu, menit berlalu tanpa henti kini sudah dua jam lebih tiga puluh menit. Waktu menunggu orang yang sampai sekarang belom menampakkan batang hidungnya. Waktu yang dilalui dengan rasa bosan dan lapar dan haus dan ngantuk.

Yogi sempat kaget karena adenya belum kembali, maklum ade satu satunya. Biarpun jahilnya gak ketulungan, Yogi sayang. Kalau ditanya mama sama papa gimana? Jeno hilang di culik tante pedo. Kan serem.

Wena juga khawatir, Jaemin adalah pria kecil yang ia sayangi setelah Ayahnya.

Kini semua menidurkan kepalanya di meja bertatakan kedua tangan yang dilipat, tanpa melihat siapa yang datang.

"Permisi, sudah waktunya tutup silahkan keluar dari sini."

Saking lamanya mereka nunggu harus sampai taman bermain ini tutup?

Wena dan kawannya mengankat kepala ketika mendengar suara itu dan,

"Heh!! Maneh bukannya dari tadi kek, lama banget capek nih gua!" Omel Jicko kambuh.

"Emang lu doang apa? Semua juga cape kali!" Seru Yogi sambil berdiri lalu pergi membuang sampah makanan yang dimakan Jicko dan Jey.

"Maap bang, tadi nyasar."

"Kan ada Daffa,"

"Dia juga gak inget bang,"

"Udah, ayo pulang. Dek dah makan belom?" Wena menanyakan apakah Jaemin sudah makan, dan Jaemin mengangguk akan hal itu. Dan Jeno melihat itu sambil jalan dan menyusul abangnya yang sudah jalan duluan.

"Bang, lo gak nanyain gue udah makan?"

"Kalo temen lu dah makan, lu juga dah makan. Gue denger tadi Wena ngomong apa, dan jawabannya sama kalo gue juga nanya ke lu." Perhatian sekali abang satu ini.

Jeno mendengarnya bahagia punya abang perhatian secara tidak langsung, dan berjalan lebih cepat dan bersampingan dengan Renjun. Yogi diam saja, kini waktunya tidur dan istirahat untuk otak. Daripada mikirin Jeno yang udah ketemu.

Ketika semua sudah masuk mobil, sang supir ganteng langsung menjalankan mobilnya dan kembali ke rumah, tempat paling enak dan nyaman buat beristirahat.

Karena jika kita jauh dari rumah pasti akan selalu kangen dengan suasana rumah dan kasur kesayangan.

Kembali untuk mengisi tenaga, Wena dan kawan masih setia duduk di mobil menunggu waktu tiba.

Wena harus kembali menyetir, karena Sera sudah sangat lelah dan ia tertidur. Juga dengan Daffa yang tidur, kepalanya menyender pada kaca mobil.

Keheningan dalam mobil membuat suasana mencengkam, tanpa ada yang ingin memenuhi pendengaran.

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang