Episode 4

1.3K 81 4
                                    

🍀🍀🍀🍀
.
.
.
.

Kaguza ikut menghentikan langkahnya karna tiba-tiba saja pacarnya berambut gulali itu membalikan badanya, menatapnya tajam.

"kenapa?." kaguza tersenyum menyelipkan anak rambut ke belakang telinga sakura dengan lembut.

Sakura menghela nafasnya, memundurkan kepalanya pelan. Kaguza menurunkan tanganya kesal dengan perlakuan sakura kepadanya.

"jangan ikutin aku lagi, kembalilah ke kelasmu sendiri ast."sakura yang ingin masuk kelas karna tatapan iri para murid yang melihatpun terhenti karna kaguza mencekal tanganya kuat namun lembut.

"kamu pacarku, jelas aku akan mengikuti kemanapun dirimu pergi."aston menatapnya tajam tapi ada raut kekecawaan disana.

Sebelum sakura menjawab jari aston sudah ada di bibirnya, menggelengkan kepalanya pelan menatap sakura sendu.
"aku takut kamu hilang, aku sangat khwatir."

Sakura menggigit bibid bawahnya kesal, kesal karna mengapa kaguza sampai takut kehilanganya, setakut itukah?

"baiklah maafkan aku saku, sekarang masuklah." kaguza mengelus lembut pucuk kepala sakura membiarkan wanitanya masuk terlebih dahuli dan dirinya pergi dengan senyum lembut di bibirnya.

Ino menghampiri sakura yang sudah duduk dengan wajah masam.
"whatt?? Kau tidak lihat wajah kaguza?? Tatapanya sangat mencintaimu."

Sakura menghela nafasnya kasar menatap ino gusar karna perkataanya.
"bagaimana ada orang yang sangat mencintai hanya dalam waktu sehari ino, itu tidak masuk akal." sakura kembali melihat keluar jendela gusar akan hati da pikiranya.

Ino menautkan alisnya heran kenapa temanya ini mencemaskan hal kecil.
"memangnya kenapa? Ada orang yang mencintai karna cinta pandangan pertama, terus ada juga karna menyukainya diam-diam, atau mungkin memang itu memang jodohnya yang sudah di pertemukan."

Sakura mengulum senyum mengejek pada ino, temanya ino kebanyakan berkhayal karna suka membaca buku-buku fiksi dan romantis.
"itu cuma ada di imajinasimu saja ino,yang kaya gitu belum pasti."

Ino memutarkan bola matanya, kembali menarik bahu sakura agar menatapnya.
"aku pernah membaca buku, wanita dan lelaki sangat saling mencintai tapi mereka gagal menjalin percintaanya karna salah satu dari mereka meninggal meninggalkan harapan agar bertemu kembali, dan akhirnya sekarang mereka di persatukan kembali cintanya walaupun mereka tidak saling kenal namun hati mereka tertaut satu sama lain. Itu dinamakan takdir."

Sakura menatap ino kosong, apakah dirinya larut dalam cerita ino yang sedih itu atau memang cerita itu sangat menusuk hatinya saat ini.

"DUARR hahahhha kenapa kau bengong sakura, ahaha aku bercanda lagi pula mana mungkin itu benar-benar ada kan." ino memegang perutnya karna sakit tertawa melihat wajah polos sakura, sakura mendengus menyesali sudah meresapi perkataan ino.

Ya memang dirinya saja yang aneh ketika bersama dengan lelaki.

Teng teng teng

Sakura menyenderkan kepalanya di jendela, hari ini cerah matahari bersinar namun angin diluar cukup dingin membuat para siswa mungkin malas berada di lapangan.

Sai menepuk bahu sakura menyadarkan sakura dari lamuanya.
"ayo kita ke kantin." sakura menggeleng dirinya lebih baik di kelas dari pada nanti bertemu kaguza yang bawel padanya.

"aku disini saja, lagi tidak ingin buat makan." sai menghela nafasnya pelan, ino mengangguk membiarkan sahabatnya ini menenangkan diri.

"ya sudah aku akan belikan roti untukmu sakura, ayo sai." ino mendorong punggung sai pelan meninggalkan sakura yang memandangi jendela diam.

MAGIC SAKURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang