Your Time

1.6K 73 54
                                    

Heechul mengetik sesuatu dilayar Handphonenya, lalu mencoba menelpon seseorang.

"Jungso-ah... kamu dimana?" Tanya Heechul dengan orang disebrang sana. Ya... orang yang sedang Heechul telpon adalah kekasihnya. Acara ulang tahun keponakannya baru saja selesai. Rencananya, dia ingin pulang bareng dengan Leeteuk.

"Ah... aku masih ditempat Dinner dengan agensi. Kamu?"

Heechul menghela napas berat, sedikit kecewa dengan jawaban Leeteuk. "Aku sudah selesai. Kira-kira masih lama?" Padahal dia ingin sekali pulang bersama dengan Leeteuk, rasanya sudah cukup lama mereka tidak pulang bersama. Untuk bertemu saja sudah jarang. Resiko berpacaran dengan orang super sibuk seperti Leeteuk ya memang seperti ini.

"Sepertinya masih lama. Aku masih harus ngelobby beberapa hal Super Junior ke Agensi. Maaf..."

Heechul tersenyum hambar, yang sudah pasti tidak terlihat oleh Leeteuk. "Gak apa. Aku pulang sendiri."

"Hati-hati."

"Kamu juga." Heechul memutuskan sambungan telpon dengan Leeteuk. Badannya yang agak lelah menginginkan untuk sedikit bermesraan dengan Leeteuk. Tapi mau bagaimana, Leeteuk masih sangat sibuk.

Heechul berjalan gontai ke mobil yang sudah terparkir cukup lama. Membuka pintu depan lalu duduk bersandar dan menutup matanya. Permintaannya sangatlah simple. Pulang bersama dengan orang yang dia sayang. Namun hal yang simple seperti itu saja sangat susah diwujudkan.

"Kita langsung pulang ya." Heechul berkata dengan managernya sambil menutup mata dengan lengan kanannya. Hati dan pikirannya benar-benar suntuk. Memikirkan hubungannya yang seperti jalan ditempat, membuatnya bingung.

Bahkan sampai bulan Juni, sang kekasih akan sering meninggalkan dirinya. Pekerjaan. Satu kata yang sederhana, tetapi menjadi momok terbesar dalam hubungannya. Pekerjaan seakan-akan menjadi tembok antara dirinya dan Leeteuk.

Kedua. Super Junior. Memang sangat klise. Tetapi Super Junior juga membuat hubungannya seperti tidak bisa untuk mundur maupun maju. Demi nama besar Super Junior, mereka harus berusaha keras mengendalikan diri mereka agar hubungan mereka tidak tereskpose. Bila hubungan mereka meluap ke permukaan, maka dipastikan Super Junior akan berantakan.

"Chullie-ah... maaf. Tapi bisakah kamu bersabar. Demi Super Junior."

Kalimat sederhana namun cukup membuat Heechul sedih. Bagaimana bisa, disaat dirinya menemukan cinta sejati yang selama ini dia inginkan, namun cinta itu harus disembunyikan dalam-dalam.

"Haah..."

Heechul memasukkan password Apartmentnya. Namun ada yang aneh, karena pintu Apartmentnya tidak terkunci.

Heechul masuk perlahan, takut ada sesuatu yang tidak diinginkan terjadi. Apartmentnya masih sama seperti sebelum ia tinggal. Masih tetap gelap gulita.

Tiba-tiba seseorang memeluk tubuh Heechul dari belakang. Tampak Heechul tidak memberontak sama sekali, justru dia menikmati aroma maskulin yang keluar dari tubuh dibelakangnya. Aroma tubuh khas yang selalu membuat Heechul tidak beranjak darinya.

"Teuki... kapan kamu sampai?" Tanya Heechul seraya mengelus lengan lawan bicaranya yang saat ini melingkar manja dipinggangnya.

Leeteuk menelusupkan wajahnya ke tengkuk leher Heechul, menyesap aroma yang selalu menjadi candu. "Kangen."

"Aku juga. Tapi... aku sedih." Ujar Heechul dengan suara sangat pelan dan kepala tertunduk.

Leeteuk membalikkan tubuh Heechul, sehingga dirinya dapat melihat wajah cantik kekasihnya itu. "Kenapa?" Leeteuk menangkup kedua pipi Heechul, menatap lekat-lekat mata hitam yang selalu menghipnotisnya.

One Day One StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang