03

86 12 4
                                    

  
    SELAMA satu minggu ini Jihee dibuat kesal oleh Park Jimin, bagaimana tidak kesal laki-laki itu selalu mengikuti nya kemana pun ia pergi. Bahkan karena hal itu seluruh penghuni sekolah dibuat semakin heboh, Jihee semakin kesal karena para yeoja-yeoja disekolah nya membicarakannya dan mengatainya dengan kata-kata yang tidak baik.

'Dasar Park Jimin sialan' maki Jihee dalam hati.

"Yakkkk, bisakah kau berhenti mengikutiku" teriak Jihee yang mulai kesal.
"Kenapa aku harus berhenti mengikuti mu? bukankah terserahku jika aku ingin mengikuti mu atau tidak" jawab Jimin kelewat santai. Tentu saja Jihee semakin dibuat kesal.

"Kau itu sudah mengusik ketenangan ku, jadi berhenti mengikuti ku" ucap Jihee penuh tekanan disetiap katanya. Lalu mulai melangkah pergi meninggalkan laki-laki itu.

Jihee memutuskan untuk masuk ke kelas nya, karena kelas adalah tempat teraman untuk terhindar dari laki-laki itu.
"Kau baik-baik saja Jihee?" tanya Eunra memastikan.
"Tentu saja aku tidak baik, laki-laki itu mengikuti ku terus tau. Dan kau kenapa malah meninggalkan ku sendirian di kantin tadi"bucap Jihee kesal pada sahabatnya ini.
"Hehehe anu, tadi aku berniat ingin kembali ke kantin tapi kau nya sudah tidak ada makanya aku kembali ke kelas"
"Ck itu karena si Park Jimin sialan, karena kau tidak ada, dia tadi mengganggu ku saat makan. Lalu aku memutuskan pergi saja tapi laki-laki itu terus mengikutiku. Rasanya aku ingin memukul pantatnya menggunakan palu"

"Jangan terlalu jahat Ji, kasihan Jimin nya" Jihee hanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan dari Eunra.

.

.

.

.

   Saat istirahat kedua, Jihee ingin pergi ke perpustakaan tapi langkah nya harus terhenti karena ada sekumpulan yeoja mencegat nya, lalu salah satu dari mereka menarik tangannya menuju halaman belakang sekolah dan menyudutkan Jihee.

"Jangan dekat-dekat dengan Jimin" ucap salah satu gadis asing itu pada Jihee. 'Yoon Junghee' itulah name tag yang tertera di almamater gadis itu.

Jihee mengernyit bingung, gadis didepan nya ini bodoh atau bagaimana. Jelas-jelas Jimin lah yang mendekatinya tapi gadis ini mengatakan jika Jihee yang mendekati Jimin.

"Maaf, aku tidak pernah mendekati Jimin, apa kau tidak lihat jika Jimin lah yang mendekati ku" ucap Jihee dengan dinginnya. Junghee menatap remeh Jihee.
"Yakk dengar, jangan mentang-mentang kau di tembak Jimin kau bisa asal bicara padaku. Aku ini mantan nya jika kau ingin tau" ucap gadis itu dengan sinis.
"Aku tidak tanya kau mantan nya atau bukan, dan aku juga tidak peduli. Ck lagipula maaf aku tidak pernah tertarik dengan mantan pacar mu itu" lalu mulai melangkah pergi tetapi Jihee malah terjatuh karena salah satu gadis itu sengaja menjegal nya.

"Awww... " rintih Jihee saat tahu rambutnya dijambak oleh Junghee.

"Gadis sialan, pokoknya jangan pernah dekati Jimin, jika aku tau kau mendekati nya lagi maka kau akan-"

"Akan apa?" tanya seorang laki-laki yang melihat kejadian itu.
Junghee dan teman-teman nya yang melihatnya tentu saja terkejut, tangan Junghee yang sempat menjambak Jihee pun segera ia lepaskan.

"Ji- Jimin apa yang kau lakukan disini?" tanya balik Junghee terlihat gugup. Jimin menatap gadis itu dingin.

"Jangan mengganggu pacarku, daripada aku melakukan hal yang tidak-tidak pada kalian, lebih baik kalian pergi dari sini" ucap Jimin dengan nada yang terlampau dingin. Lalu Junghee dan teman-teman nya pun pergi darisana, sebelum pergi Junghee menatap Jihee sinis seolah mengatakan jika urusan mereka masih belum selesai.

  Jimin segera menghampiri Jihee yang masih terduduk, gadis itu terlihat berantakan. Lalu Jimin berjongkok dihadapan Jihee.

Jimin terkejut saat mengetahui jika Jihee menangis.
"Kau baik-baik saja? kenapa menangis? apa mereka menyakiti mu?" tanya Jimin terlihat khawatir. 
Jimin ingin merapikan rambut gadis itu, tetapi Jihee segera menepis tangan Jimin.

"Semua gara-gara kau, jika kau tidak mengusik kehidupanku mungkin mereka semua tidak akan melakukan hal ini" ucap Jihee menatap Jimin penuh kebencian, rasanya benar-benar mengesalkan melihat wajah Jimin dihadapan nya, Jihee ingin sekali mencakar Jimin saking kesalnya.

Jihee menghapus air mata nya dengan kasar, lalu ia segera berdiri dan ingin pergi meninggalkan Jimin. Tetapi laki-laki itu menarik tangannya sehingga Jihee terjatuh pada pelukan laki-laki itu. Jihee memberontak tetapi tenaga nya tak sebanding dengan Jimin, Jihee kembali menangis, meluapkan rasa kesalnya.

Jimin hanya membiarkan gadis itu menangis sepuasnya dalam dekapannya, ia tak peduli jika baju nya akan basah karena air mata Jihee, ia hanya ingin menenangkan gadis itu.

[]

Hate to be Love (BTS PJM ff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang