04

80 6 2
                                    


JIHEE POV

  

   Aishhh kemarin adalah kejadian yang sangat memalukan, kenapa aku malah menangis dipelukan namja itu. Kenapa aku membiarkan nya memelukku, seharusnya ku tampar saja dia karena berani menyentuh ku.

  Kenapa dia juga mengatakan bahwa aku adalah pacarnya? aku tidak sudi mengakui dia adalah pacarku. Rasanya aku ingin membanting sesuatu untuk melampiaskan kekesalan ku.

Pokoknya jangan biarkan dia melakukan hal yang aneh lagi dari kemarin, jangan biarkan dia menyentuh ku lagi!!.

   Aku pun segera turun kebawah untuk sarapan. Hari ini aku sarapan sendiri seperti hari-hari sebelumnya. Rasanya baru kemarin orangtua ku pulang tetapi mereka harus pergi lagi untuk mengurus pekerjaan. Mereka seolah mementingkan bisnis daripada anak sendiri, apa mereka tidak tahu jika aku ingin diperhatikan oleh mereka.

Ck kenapa akhir-akhir ini rasanya aku ingin menangis terus? menyebalkan.

.

Selesai sarapan aku segera berangkat ke sekolah. Aku menaiki bus setiap berangkat sekolah, itulah yang kulakukan akhir-akhir ini lantaran Paman Lee ikut serta dalam bisnis orangtua ku.

Dan tentu saja hal itu membuatku kesal karena Park Jimin setiap pagi pasti sudah siap siaga di depan rumahku dengan mobil lamborghini nya itu.

   Saat aku sudah keluar dan menutup pagar rumah ku, aku memilih mengabaikan laki-laki itu dan berjalan pergi meninggalkannya. Tetapi tiba-tiba ada yang menarik tanganku sehingga aku terpaksa berbalik. Siapa lagi jika bukan Jimin pelaku nya, aku menatap nya kesal.

"Apa yang kau mau?" tanya ku kesal.
"Mengajakmu untuk berangkat bersama"
"Aku tidak mau, lepaskan tanganku sekarang juga"
"Tidak akan"

Aku berusaha melepas kan tanganku dari genggaman nya tetapi tidak bisa. Laki-laki ini kenapa menyebalkan sekali sih.

"Bisakah kali ini kau menuruti ucapan ku" ucapnya memohon padaku. Cih terlihat sangat menyebalkan dimataku.

"Sudah ku bilang aku tidak mau" ucap ku semakin kesal. Tetapi dia tetap saja tidak mau melepaskan tanganku. Secepat kilat aku menendang tulang kering nya, lalu dia merintih kesakitan dan ini kesempatan bagiku karena tanganku sudah terlepas dari cengkraman nya. Aku segera berlari sekencang mungkin tapi lagi-lagi dia berhasil menangkap ku.

"Wahh kau benar-benar menantangku eoh?" ucap Jimin terlihat kesal. Tiba-tiba nyali ku menciut melihat tatapan tajam nya itu. Tapi aku berusaha tidak takut padanya dan membalas tatapan tajamnya.

"Kau pikir aku takut, cihhh dasar namja playboy" balasku sinis padanya. Lalu kulihat dia tersenyum sinis dan menarik ku dengan paksa untuk masuk kedalam mobilnya, aku terus memberontak.

"Yakkk lepaskan aku sialan, berani nya kau menyentuhku" teriak ku padanya yang tidak digubris sama sekali olehnya.

.

.

AUTHOR POV

 

   Jihee menatap keluar jendela mobil dengan kesal, kali ini ia tidak bisa memberontak lagi, laki-laki itu benar-benar jahat, menyeret nya secara paksa bahkan parahnya lagi bibir Jihee sempat dibungkam oleh tangan Jimin karena saking kesalnya Jimin pada gadis itu yang terus berteriak-teriak seakan Jimin adalah seorang penculik.

Dan kali ini Jimin menang karena akhirnya gadis itu bisa duduk bersebelahan dengannya di dalam mobilnya.
Ck Jimin rasanya bisa gila karena terlalu sulit mendekati gadis ini.

.

.

.

 

   Saat sudah sampai disekolah, Jimin melihat Jihee yang terlihat gelisah. Jimin tahu, gadis ini pasti merasa takut pada fans-fans nya karena ketahuan keluar dari dalam mobilnya.

Jimin tersenyum sekilas, lalu ia turun terlebih dahulu dan berjalan ke sisi kanan mobil berniat membuka kan pintu untuk Jihee.

"Cepat keluar" ucap Jimin sambil tersenyum kearah Jihee. Jihee pun segera turun menampilkan wajah dinginnya, ia tidak ingin terlihat seperti orang ketakutan di hadapan Jimin, padahal Jimin sudah mengetahui nya dari awal.

Seketika mereka berdua menjadi perhatian seluruh siswa-siswi yang masih berada di area parkiran.

"Wah lihat gadis itu, katanya dia tidak menyukai Jimin tetapi malah berangkat bersama Jimin"

"Cihh dasar gadis sok jual mahal"

"Dia terlihat seperti gadis murahan"

"Aku dengar mereka berpacaran"

"Benarkah? wah gadis itu benar-benar tidak tau malu rupanya"

"Mungkin urat malunya sudah putus"

  Dan berbagai bisikan-bisikan yang tidak enak didengar semuanya dilontarkan pada Jihee. Jihee mengepalkan tangannya kesal, padahal orang yang lebih buruk dari dia adalah Jimin, tetapi kenapa mereka semua seolah merendahkannya saja?.

Jihee ingat, Jimin itu kan namja populer di sekolah makanya mereka tidak merendahkan Jimin tetapi malah memuja laki-laki itu. Cih Jihee rasanya ingin menyadarkan mereka semua betapa buruknya si Park Jimin ini.

  Dan perlakuan yang mereka berikan padanya, membuat Jihee semakin membeci seorang Park Jimin.

Jihee memilih melangkah cepat meninggalkan Jimin, telinganya sudah panas mendengar bisikan-bisikan yang tidak enak didengarnya.

Tetapi sepertinya laki-laki itu tidak mengizinkan nya untuk mendahului nya. Jimin malah merangkul Jihee dengan santai nya, Jihee terlihat terkejut dengan perlakuan itu, bahkan semua yeoja-yeoja yang melihatnya semakin dibuat heboh.

Jihee berusaha melepaskannya tetapi Jimin seolah tidak mau.
"Yakk apa yang kau lakukan bodoh? mereka semua memperhatikan kita" bisik Jihee yang tidak digubris oleh Jimin.

"Jangan dengarkan ucapan mereka, cukup anggap saja perkataan mereka itu adalah angin lalu" ucap Jimin pada Jihee setelah sedari tadi hanya diam saja.

[]

Hate to be Love (BTS PJM ff)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang