pertemuan kita

130 5 0
                                    

vall's pov


"ne..saengilchukahae nae gwiyeowon dongsaeng.."*

"......"

"weonaneungae mwoya?"**

"........"

"iya..kamu aja ya dek yang main kesini, ntar pilih sendiri deh hadiah yang kamu pengen"

"....."

"iya ntar mb ganti uang tiketnya, he.em..mba tutup ya..daaah". aku memasukkan  ponselku kedalam tas, kemudian menoleh kesamping saat menyadari seseorang menatapku dengan intens. aku hanya  tersenyum sekilas padanya kemudian kembali menatap kearah depan sambil menunggu pintu lift terbuka di parkiran basement.

"ekhem" deheman laki-laki disampingku membuatku menolehkan sedikit kearahnya dan kembali memperhatikan bayangan diriku di pintu lift.

saat ini lift yang membawaku turun diisi tiga orang termasuk aku sendiri. seorang lelaki yang menjulang tinggi disampingku dan lelaki  setengah kamayu (?) yang berdiri di depan lelaki jangkung tersebut. saat aku menoleh sekilas kepada lelaki disampingku tadi, dia terlihat tampan dengan wajah agak kebarat-baratan dan kulit putih bersih. sudah!! hanya sebatas itu penilaianku.

"ekhem" kembali lelaki disampingku berdehem keras. kali ini aku tak tertarik. "mungkin lelaki ini sakit tenggorokan" pikirku.

"ekhem"

untuk yang ketiga kali dehemannya, aku menoleh padanya dengan pandangan aneh. "ini cowok kenapa sih?" bathinku.

"mbak nggak tahu siapa saya?" ujarnya dengan pandangan aneh.

aku menatapnya dengan mata menyipit dan menyiratkan -emangnya-kita-pernah-ketemu-dimana?-. dengan ragu aku bertanya "mas mahasisawa saya?", dia menggeleng. "wali dari mahasisa saya?", dia kembali menggeleng. " mas tahu saya?", dia lagi-lagi menggeleng dengan polosnya, bikin aku gemes sumpah..

"trus ngapain saya musti tahu siapa kamu?" semprotku agak emosi. kulirik sewot cowok kemayu di depan yang sedang cekikikan menyaksikan dialog aneh kita berdua.

"mba tinggal di jakarta?" lelaki ganteng disampingku kembali bersuara. dari suaranya kelihatan banget nada penasaran yang dia tujukan padaku. aku menunjukkan wajah sebalku padanya dan segera melengos kearah lain sembari menggumamkan kata "kepo" keras-keras. suara tawa mba setengah mas tadi kembali mengisi kotak berjalan ini. bukan lagi cekikikan seperti tadi, tapi ini lebih keras dan lebih mantap dari yang tadi. aku melotot sebal kepadanya.

sumpah!! berbagai sumpah serapah dalam aneka bahasa sedang berkumandang dalam hatiku.

"diem lo" suara bass cowok jangkung itu segera menghentikan tawa menyebalkan mba mas kemayu yang berdendang ria dalam lift.

"isanghan namja"*** gumamku pelan yang ternyata terdengar oleh mereka berdua dan segera menatapku dengan pandangan aneh seolah-olah aku alien. saat lelaki jangkung akan mengatakan sesuatu pintu lift terbuka dan aku segera angkat kaki dari sana sebelum mendengar pertanyaan-pertanyaan aneh lagi.

sambil berjalan terburu-buru menuju mobil, aku memikirkan lelaki di lift tadi. apa dia psikopat ya? aku bergidik ngeri dan mempercepat lajuku menuju "juki" nissan juke tersayangku.

******

oh..apa aku belum memperkenalkan diri? oke,

nama : vallentina asyafani

panggilan : vall, weluth (beluth), bel-bel. untuk dua nama terakhir, jangan tanyakan padaku alasan orang-orang memanggilku seperti itu :(. lagi bete ngga pengen cerita..hehe..kapan-kapan kalo inget bakal diceritain yaa..

hoby : nonton drama korea, ngomong sendiri dalam bahasa korea, misuh-misuh dalam bahasa korea. kalo yang ini biar ngga ada yang tahu kalo lagi misuh-misuh..hehe, dan hoby membaca, titik

pekerjaan : dosen bahasa arab di salah satu universitas negeri favorit di indonesia. jangan tanyakan kenapa hoby dan pekerjaanku sangaaaaaaaaat ngga nyambung. asal tahu saja, aku pecinta bahasa asing. aku menguasai berbagai bahasa sejak kecil diantaranya indonesia (pasti kan?), jawa karena aku berasal dari malang, arab, korea, jepang, dan thailan. diantara semua bahasa aku benar-benar mencintai bahasa korea. aku bukannya tidak mencintai bahasa indonesia, aku menyukainya, tapi lebih menyukai bahasa korea.hehe

aku mempelajari bahasa asing secara otodidak, kecuali bahasa arab. sejak jaman SD ibuku sudah memasukkanku ke sekolah dengan bahasa arab sebagai bahasa pengantarnya. hal ini berlaku hingga aku SMA, setelahnya aku malah kuliah di jurusan pendidikan bahasa Arab sampai lulus S2 di usia 23. dan saat ini sedang berjuang menyelesaikan disertasiku ditengah-tengah padatnya jadwal mengajar.


di tengah perjalanan menuju apartemen setelah mengajar aku teringat kembali percakapanku di telepon dengan adikku yang mengatakan dia ingin mengunjungiku 2 hari lagi saat weekend, dia berangkat dari malang hari jum'at sore setelah pulang sekolah dan akan menghabiskan jum'at dan sabtu malam di jakarta kemudian minggu paginya kami akan terbang ke singapura membeli hadiah ulang tahunnya dan terbang kembali ke malang, sedang aku memilih kembali ke jakarta lagi, masih banyak yang harus aku siapkan di minggu malam. persiapan mengajar esok hari dan mencicil analisis disertasiku.

"huhhh"..aku mendesah pelan, setidaknya malam mingguku akan berbeda dengan malam minggu biasanya. biasanya aku dan sahabat-sahabat jombloku akan hangout bersama atau sekedar movie marathon-an bersama di rumahku. aku merindukan keluargaku, tentu saja. mereka tinggal jauh di malang, sedang aku melanglang buana ke jakarta. nasib perantau, seringkali aku bosan tinggal sendirian di apartemen luas, namun untungnya masih ada sahabat-sahabatku yang senantiasa meramaikan suasana hatiku yang kadang labil masih kangen rumah kayak anak SMP belajar jadi santri.(lho?) #plakkk alay.

saat si juki berhenti di lampu merah, mataku tak sengaja melihat papan reklame di perempatan yang menampakan gambar seorang lelaki tampan, putih, mata coklat tajam  sedang berdiri di samping motor sport. mataku menyipit memperhatikan papan iklan tersebut. bukan..bukan papan iklannya yang membuatku berpikir, tapi sepertinya aku pernah melihat model motor sport itu, tapi siapa? mungkinkah temanku? atau mahasiswaku? atau siapa?. ckck..kata orang-orang aku cerdas karena mampu menguasai berbagai bahasa secara otodidak, namun nyatanya aku susah sekali mengingat wajah dan nama orang yang bertemu denganku yang aku merasa orang tersebut tak begitu penting bagiku. itulah kelemahanku, aku terlalu tak peduli dengan sekitarku hingga kadang-kadang orang menganggapku sombong karena tak menyapa mereka saat bertemu, padahal sumpah aku lupa. otakku terus berputar keras memikirkan siapa orang itu namun tetap berputar-putar tanpa jalan keluar. bunyi nyaring klakson mobil tak sabaran di belakangku menyadarkanku dari pemikiran tak berguna tentang siapa model motor yang sepertinya pernah aku tahu itu. ah sudahlah..sambil menjalankan si juki aku bergumam sendiri "dangwaenhaji****...dia kan model, mungkin aku pernah melihatnya di majalah atau di TV", "tapi gimana bisa?" aku meralat omonganku sendiri. aku bahkan tak pernah membaca majalah ataupun menyaksikan acara TV indonesia. aku termasuk koreanista yang benar-benar nistah..hehe. segala jenis hiburan di hidupku hanya seputar korea-korea-dan korea, jadi nggak mungkin kalo aku pernah liat dia di TV, kecuali dia pernah nongol di drama atau variety show korea. tapi siapa? ah sudahlah..pusing pala berbi.

****

* :iya..selamat ulang tahun adik imutku

** : kamu pengen apa?

*** : laki-laki aneh

**** : tentu saja / iyalah.

*****

saya lagi belajar nulis fiksi..kalo salah n ganyambung harap dimaklumi yeee :)


it's youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang