02

236 23 2
                                    

Author Pov

"Elu ..." ucap Cilla tak percaya.

"Eh kamu, Cilla? Kamu beneran Cilla kan?" ucap orang yang Cilla tabrak.

"Iya, lu Zela kan ya?" tanya Cilla.

"Iya aku Zela, apa kabar? Maaf ya tadi aku buru-buru mau ke toilet jadi ngga sengaja nabrak kamu," ucap Zela merasa bersalah.

"Lu ngga salah kok, gue aja yang ngga liat jalan tadi makanya nabrak lu. Lu gapapa kan? Ada yang sakit ngga?" tanya Cilla.

"Engga kok, kamu mau kemana?"

"Mau ke kantin, lu mau ikut ngga? Eh, ngomong-ngomong lu sekolah disini juga? Kok gue baru liat si?" tanya Cilla lagi.

"Iya, aku baru masuk hari ini. Kemarin aku sakit jadi ngga sempet ikut MOS,"

"Oh gitu, yaudah gue duluan ya takut Xia nungguin soalnya," ucap Cilla.

"Oke, sampai ketemu pulang sekolah."

Usai membeli makanan di kantin, Cilla pun langsung kembali ke kelasnya. Ia meng geleng-geleng kan kepalanya heran saat melihat Lexia masih tertidur beralaskan lengan.

"Woy bocah, bangun!  Nih makanan lo, jangan tidur mulu," teriak Cilla tepat di telinga Xia.

"Sialan lu, ganggu aja. Semalem gue ngga tidur makanya gue ngantuk banget hari ini," ucap Xia malas.

"Begadang mulu hobi lo, ntar sakit baru tau rasa lu," oceh Cilla.

"Berisik ih, gue ngantuk banget. Sini mana makanan gue biar gue makan abis itu gue mau lanjut tidur lagi."

Xia pun mengambil makanan yang ada di tangan Cilla lalu memakannya dengan cepat.

"Pelan-pelan, dasar bocah. Makan aja sampe belepotan gitu," ucap Cilla lalu mengambil tissue untuk membersihkan sisa makanan di sudut bibir Xia.

"Eh ..." ucap Xia kaget, refleks ia pun menjauhkan wajahnya dari Cilla.

"Diem bocah, gue cuma mau bersihin sisa makanan yang ada di wajah lu," ujar Cilla tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Xia.

Karena terlalu fokus membersihkan makanan di wajah Xia, tanpa Cilla sadari kini Xia tengah menatapnya intens. Merasa ada yang sedang memperhatikannya, Cilla pun mengalihkan pandangannya ke manik mata Xia.

"Ngapain ngeliatin? Heran gue, hobi banget lu ngeliatin gue. Naksir lu ye sama gue?" tanya Cilla.

"Kalo iya emang kenapa?" jawab Xia asal.

Cilla pun langsung salah tingkah mendengar jawaban Xia. Pipinya langsung merona menahan malu.

"Aa ... Apaan si lu Xi, ngga lucu tau ngga becandaan lu," ucap Cilla gugup.

"Kalo gue serius gimana?" tanya Xia yang masih memandang Cilla intens.

"Ngga lucu Xi, serius deh," ucap Cilla sambil memalingkan wajahnya.

"Yang bilang lucu siapa? Orang aku lagi serius, kamu nya aja yang ngga percaya," ucap Xia kesal.

"Eh, apa? Tadi lu bilang apa? Ecie ... Pake aku kamu, lu ngga salah minum obat kan Xi tadi pagi?" ledek Cilla.

"Au ah burem," ucap Xia sebal.

"Mata lu kebanyakan tidur makanya burem," ucap Cilla terkekeh.

"Hm ..." ucap Xia singkat.

"Eh Xi, tau ngga?"

"Ngga," ucap Xia.

"Gue belum selesai ngomong malih," ucap Cilla kesal.

"Apaan emang?" tanya Xia.

"Tadi gue ketemu Zela," tutur Cilla.

"Zela? Siapa?" tanya Xia bingung.

"Zela, temen lu waktu kecil yang dulu lu kenalin ke gue?"

Xia pun nampak berfikir sejenak, ia mencoba mengingat siapa yang Cilla maksud.

"Oh, Zela," ucap Xia singkat.

"What?? Zela?" teriak Xia.

"Iya bambang, biasa aja kali ngga usah teriak gitu gue juga belum budeg," ucap Cilla sambil menutup kedua telinganya dengan tangan.

"Yah, ngga asyik ada dia," ucap Xia lesu.

"Lah, dasar bocah. Tiba-tiba histeris, tiba-tiba lesu. Aneh lu," ucap Cilla sambil menoyor kepala Xia.

"Ih, ngga sopan kamu bang sama eneng," ucap Xia sambil mengelus kepalanya yang tadi Cilla toyor.

"Alay banget si lu," Cilla pun bergidik ngeri melihat Xia yang bertingkah konyol.

"Kenapa lu ngga suka ada Zela di sekolah ini Xi? Bukannya dulu kalian itu deket banget ya? Aku aja iri ngeliatnya," ucap Cilla sambil memandang Xia.

"Bukannya ngga suka, sebel aja gitu bawaannya," tutur Xia.

"Alah, sok sebel padahal mah sebenernya senang betul kan lu dia satu sekolahan sama kita," ledek Cilla.

"Dasar lu, ngga percayaan jadi orang," Xia pun menoyor kepala Cilla dengan telunjuknya.

"Perasaan tadi ada yang bilang kaga sopan noyor-noyor kepala deh," ucap Cilla sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke dagu pura-pura berfikir.

"Ho'oh bener ya," ujar Xia santai.

"Eh dasar kutil, ngga nyadar diri banget dah jadi orang," ucap Cilla sambil menjewer telinga Lexia.

"Eh ... Aw... Sakit La, kasar banget si mainnya," ucap Xia manyun sambil mencoba melepaskan telinganya dari jeweran Cilla.

"Ih, sakit tau," lanjutnya saat ia berhasil melepaskan diri dari Cilla. Ia pun langsung menenggelamkan wajahnya di tengah-tengah tangannya yang dilipat di atas meja.

"Maaf Xi, aku ngga sengaja," ucap Cilla merasa bersalah. Ia pun meng elus-elus telinga Xia yang tadi ia jewer.

"Sakit ya?" tanya Cilla serius.

"Ngga," jawab Xia tanpa merubah posisinya.

Cilla pun mengedarkan pandangannya ke penjuru kelas, dirasa cukup aman ia pun mendekatkan bibirnya ke telinga Xia.

Cup...

Cilla pun mencium telinga Xia dengan lembut. Xia yang kaget langsung mengangkat kepalanya.

"Kamu ngapain?" ucap Xia dengan nada datar.

"Ngga papa, cuma mau nyembuhin telinga kamu yang tadi aku jewer doang kok. Ngga boleh yaudah," ucap Cilla lalu memalingkan wajahnya pura-pura ngambek.

"Engga ih, mana ada orang dicium sama belahan jiwanya terus ngambek, yang ada aku mau minta nambah disini," ucap Xia sambil menunjuk bibirnya.

"Cilla ih, nengok sini," omel Xia karena Cilla tak mau menghadap ke arahnya.

Namun Cilla tak bergeming, ia masih setia di posisinya. Karena kesal Xia pun menarik paksa Cilla dan menangkup wajah Cilla dengan kedua tangannya.

Deru nafas mereka semakin beradu, ditambah suara detak jantung mereka yang saling bersahutan. Tatapan mata yang saling mengikat satu sama lain membuat keduanya sama-sama jatuh dalam pesona yang sulit untuk mereka tolak.

Wajah mereka semakin mendekat satu sama lain, Xia menempelkan dahinya ke dahi Cilla, memandang Cilla lekat-lekat. Reflek Cilla pun memejamkan matanya.

Sedikit lagi, Xia dapat menyentuh bibir Cilla sampai gangguan pun datang mengacaukan semuanya.

To be continue...

Vomment 🙂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Solo Estas Tu (Jenlisa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang