Kesialan

29 4 2
                                    

Lisan itu bersembunyi dibalik lidah,namun ketika lisan itu mengungkapkan ucapan maka lisan itu dapat menjadi pedang bagi yang tidak menjaganya.

***

Setelah bel istirahat berbunyi dimana semua murid akan melangsungkan aksinya yaitu berkata 'yes,tanda yang aku tunggu telah tiba' namun seperti biasa,bel tersebut tidak membuat Arsyilla senang ataupun bergegas ke kantin karena sudah menjadi kebiasaannya setiap bel istirahat berbunyi ia akan langsung menuju rumah Allah agar tak tertinggal shalat sunnahnya.

"Arsy" tak perlu ia berbalik kanan dan melihat siapa orang yang memanggilnya karena ia tau itu adalah sahabatnya,siapa lagi kalau bukan sahabatnya itu yang memanggil dengan sebutan'Arsy'

"Ada apa Syif?" Ucapnya sambil melepas alas kakinya.

"Tidak ada apa-apa,aku hanya ingin memanggil namamu agar kelak diSurga aku tidak akan kesulitan memanggil namamu dan bisa bersamamu di Surga-Nya," jawabnya sambil menampakkan deretan gigi putih dan rapinya itu.

"Aamiin. Ada-ada saja kau Syifa. Rajinlah perbaiki dirimu terlebih dahulu," Arsyilla hanya mampu tersenyum sambil melangkah menuju mushalla sekolah yang tidak terlalu besar dan berdoa juga agar bisa bertemu dengan sahabatnya ini yang menemani sejak masih kecil

Sahabatku yang satu ini memang sedikit unik,semenjak aku menceritakan tentang persahabatan hingga ke Surganya Allah,dia tidak pernah absen memanggil namaku seperti itu setiap hari dan ketika aku tanya pasti dia akan menjawab dengan jawaban yang sama. Kenyataannya kalaupun kita sering memanggil didunia namun diakhirat bukan hanya mulut yang dapat berbicara melainkan seluruh anggota badan. Dan segala apa yang kita kerjakan di dunia pula tidak akan dilewati oleh Allah dalam hisabnya.

***
Setelah melaksanakan shalat Dhuha dan membaca surat Ar-Rahman,Syifa dan Arsyilla kembali ke kelas namun sebelum sampai dikelasnya Arsyilla bertabrakan dengan seorang laki-laki yang tengah terburu-buru membawa buku banyak hingga buku itu jatuh berserakan.

"Heyy apa kau tak tau saja ini sedang terburu-buru?mengapa kau dengan seenaknya menabrak saya?"
Arsyilla dan Syifa masih terdiam dan pandangan mereka menuju ke tanah karena takut melihat laki-laki yang bukan mahram tersebut.

"Kamu tidak bisa bicara kah?atau kamu ini memang salah SMA ya?kalo ditanya itu dijawab!" Bentaknya.
"Setidaknya kau ini meminta maaf kepadaku!" Lanjutnya berbicara dengan nada sedikit meninggi.

"Turunkan nada bicaramu akhi, Maaf dan permisi," bukan Arsyilla yang menjawab itu namun Syifa.Kemudian mereka melanjutkan perjalanannya menuju kelas yang sudah dekat.

"Dasar cewe selalu maunya menang!" Ucap laki-laki tersebut yang pasti bisa terdengar jelas ditelinga kedua perempuan itu.
***
Tak lama bel masuk berbunyi dan guru pun datang ke kelas.

"Selamat siang.Perkenalkan nama saya Hafidz Syafii Ramadhan,kalian bisa memanggil saya Pak Hafidz. Saya akan menggantikan Pak Hanif untuk mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial," ucap guru tersebut memperkenalkan diri.

Murid-murid satu kelas begitu ramai ketika dia memperkenalkan dirinya dan banyak pertanyaan yang mereka ajukan seperti soal menikah ataupun yang lainnya namun bagi Syifa dan Arsyilla itu tidak berguna karena menatap ke guru itu saja mereka tidak berani.
Arsyilla pernah membaca satu buku yang didalamnya berisi tentang hukum zina.

Kalau begitu  perbuatan apa saja yang masuk kedalam macam-macam zina?  Sebuah hadits dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasullullah SAW telah bersabda yang artinya:

“kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu(bisa) melakukan zina, kedua kaki itu(bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin”.(Hadis sahih diriwatkan oleh Imam Bukhari dan Ibnu Muslim dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah). Dan

“Setiap bani Adam mempunyai bagian dari zina, maka kedua matapun berzina,dan zinanya adalah melalui penglihatan, dan kedua tangan berzina, zinanya adalah menyentuh. Kedua kaki berzina, zinanya adalah melangkah-menuju perzinahan. Mulut berzina, zinanya adalah mencium.hati dengan keinginan dan berangat-angan. Dan kemaluannya lah yang membenarkan atau menggagalkannya.” (HR. Bukhori)

Tak terasa bel pulang pun berbunyi dan karena banyak pertanyaan dari satu kelas akhirnya satu mata pelajaran itu tidak bisa mengajarkan ilmu yang seharusnya hari ini guru itu berikan.

"Sangat menyebalkan" gerutu Arsyilla di dalam hati kemudian dia beristighfar karena telah mengeluarkan kata-kata yang buruk.

Karena ulah para murid sendiri yang menanyakan pertanyaan tidak jelas akhirnya tugas pun melanda.

Setelah mencatat tugas yang diberikan guru tersebut Arsyilla bersiap untuk segera pulang dan ketika ketua akan memimpin doa,guru tersebut bicara, "itu yang dibelakang?" Ucapnya sambil menunjukan jari telunjuknya kepada Arsyilla.

"Na'am,saya pak?" jawab Arsyilla dengan tangan menunjuk pada dirinya sendiri dan kepala menunduk.

"Saya memanggil kamu bukan naam. Kenapa dari tadi diam? Kau tidak ingin bertanya?" ucap guru itu dengan nada sombong.

Karena ucapan tersebut semua murid terbahak dan kelas menjadi seperti pasar bahkan mungkin melebihi itu.

"Na'am pak,yang artinya itu iya dan Saya tidak bertanya itu biar urusan saya.kenapa bapak menyuruh saya bertanya?apa ada hukum wajibnya? Saya hanya takut pada Allah jadi saya akan menjaga lisan saya,dan saya tidak ingin lisan ini mengucapkan yang tidak berguna,karena kelak diakhirat nanti saya akan mempertanggungjawabkan ini semua,dan saya tidak ingin terlalu ikut campur kedalam kehidupan orang lain. Cukup Allah yang akan tahu segalanya," ucap Arsyilla dengan rasa senang dan takut.Senang karena lisannya untuk kali ini untuk mengingatkan kepada teman-temannya dan takut karena dia berbicara dengan lawan jenisnya yang kemungkinan pula tidak sopan karena dia lebih tua darinya dan takut temannya pula tersinggung atas jawabannya.

Semua temannya terdiam karena dibuat takjub sebab baru pertama kalinya Arsyilla berkata sepanjang itu dan kalimatnya membuat sebagian murid kagum dan ada pula yang berkata 'sok alim'. Ya itu adalah resiko untuk diri kita jika kita mendekatkan diri kepada Allah. Cukup jadikan cacian itu sebagai muhasabah diri,namun jangan pernah terbesit rasa takut karena mempelajari ilmu-ilmu agama yang akan menjadi bekal untuk akhirat. 'Tidak mengapa Resiko ditanggung di dunia asalkan keselamatan akhirat akan menjaminnya kelak' motivasi yang selalu ditanamkan oleh Arsyilla sejak memutuskan untuk berhijrah.

Arsyilla ini terkenal disekolah sebagai seseorang yang pendiam dan hanya mempunyai sahabat satu yaitu Syifa dan dia tidak akan mau berbicara jika itu dengan lawan jenis atau pun teman-temannya yang membahas hal tidak berfaedah. Sebenarnya bukan takut berbicara pada laki-laki namun hanya menjaga lisannya agar tidak pernah menyakiti hati orang lain. Arsyilla pun sempat bingung mengapa dia bisa terkenal padahal ikut organisasi ataupun hal-hal yang berkaitan dengan sekolah selain belajar pun tidak pernah mengikuti.

"Wih,tumben nii dia bicara panjang lebar dan JELAS DENGAN SEORANG LAKI-LAKI," ucap salah satu temannya dengan nada penuh penekanan dan sambil melirik teman yang lain. Kemudian terdengar kembali suara tawa satu kelas.

"Kalo pas gue bawa hp mau gue rekam haha" lanjut anak laki-laki tadi.

"Sudah, sekarang ketua pimpin doa!" Ucap guru itu sebagai tanda agar semua menjadi diam dan sebagai pemisah keributan.

***
"Hey kamu!"

"Iya?"

"Kamu telah membuat saya malu didepan semua murid tadi,jadi saya akan hukum kamu!"

"Apa salah saya Pak?bukannya bapak yang memulai terlebih dahulu?"

"Ehmm...argghhh itu sama saja kamu tetap bikin saya malu! Intinya saya akan hukum kamu!" Ucapnya sambil setengah berfikir namun setelah itu guru itu berjalan mengikuti Arsyilla.

"Terserah anda Bapak yang terhormat,namun saya tidak akan pernah menerima hukuman bapak! Karena tadi saya hanya bicara kebenaran kok" Ucapnya spontan dan Arsyilla langsung berjalan dengan langkah lebar menuju ke arah parkiran untuk mengambil sepeda motornya.

"Dasar aneh!Kamu akan dapatkan balasan setimpal dengan rasa malu saya,nantikan saja!" Ancamnya sambil berteriak.

"Apa dia tidak punya malu?sebagai contoh guru seharusnya bersikap lebih tegas bukan?" Batin Arsyilla.
•••

PERJALANAN KEBAHAGIAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang