@8 Negosiasi Pertama

9 2 0
                                    

Pagi pagi sekali Yoli sudah berkeliling untuk mengecek satu persatu penghuni kelas XII di sekolahnya itu.

Meskipun jam sudah menunjukkan pukul 07.25 yang artinya 5 menit lagi pembelajaran pertama akan dimulai...namun gadis itu belum juga menemukan sosok yang dicarinya.

"Dimana pria songong itu??" Gerutunya kesal.

"Yol!!! Lo ngapain sih ngecek kelas lain??" Ucap Angel setengah berlari menghampiri Yoli yang kini tengah berdiri di depan kelas XII F itu.

"Eh...itu gw_" ucapan Yoli terpotong saat matanya menangkap sosok yang dicarinya sejak tadi pagi menuju ke arahnya.

Pria yang berdiri 5 meter dari tempatnya itu hanya menatap malas ke arahnya. Tak lama kemudian Pria itu mengambil ancang ancang untuk kabur darisana.

"Oi Gorila!!! Jangan kabur lo!!!" Teriak Yoli langsung mengejar pria itu.

"Eh Yol...lo mau kemana??!!" Bingung Angel melihat tingkah sahabatnya itu.

.
.
.
.
.

Drapp...drapp...drapp...

Suara langkah kaki itu bergema di koridor sekolah.

"Cih..gadis itu masih ngejar gw!!!" Dengus pria itu.

Matanya kini tengah mencari tempat persembunyian untuk menghindari gadis yang tengah mengejar ngejar dirinya layaknya seorang fans fanatik atau lebih tepatnya hater psikopat.

Kakinya langsung melangkah untuk bersembunyi di sudut bangunan sekolah.

"Hahhh...hahhh.." deru nafas itu terdengar saat Yoli sampai disana.

Gadis itu menyeka keringatnya yang tengah bercucuran itu. Matanya mulai menelisik ke sekelilingnya.

"Tch...gw kehilangan lagi!!!" Rengeknya entah pada siapa.

Teng...teng...teng...

Suara bel itu membuat Yoli mendengus kesal untuk ke sekian kalinya.

"Oke V...gw akan berjuang buat ngedapetin lo lainkali..." ucapnya.

Dengan langkah berat akhirnya gadis itu menjauh darisana menuju kelasnya.

"Huft...syukurlah" ucap pria itu lega keluar dari persembunyiannya tepat saat gadis itu pergi.

"Tuh anak...nggak ada bosan bosannya apa ngejar gw...lagian tuh gunci juga udah hilang!!" Ocehnya kesal.

Ia memutuskan untuk duduk sebentar di lantai sekolah itu.

Ia benar benar tidak bisa berpikir apa apa sekarang. Mau belajar pun ia nggak punya minat sama sekali.

Apalagi untuk pulang ke rumah. Bertemu dengan wani_ akh maksudnya mamanya itu saja sudah membuatnya muak.

"Cih...ini nggak ada habisnya" gerutunya.

Terlalu banyak masalah yang ia hadapi belakangan ini. Bukan hanya masalah dengan keluarganya tapi juga dengan gadis yang belakangan ini sering mengincarnya.

"Kayaknya gw harus ke makam deh" putusnya kemudian segera pergi darisana dengan memanjat dinding belakang sekolah.

.
.
.
.
.

Tik....tok....tik...tok....

Hanya suara dentingan jam yang begitu lambat yang dapat terdengar oleh Yoli saat ini.

"Kenapa waktu terasa begitu lambat" dumelnya pelan.

Ia kembali menyimak penjelasan tentang senyawa organik oleh guru kimianya itu.

Hanya untuk beberapa saat dirinya fokus dengan apa yang sedang diterangkan oleh gurunya.

Tak lama pikirannya kembali terfokus pada gorila yang hampir saja ia ringkus tadi pagi.

'Tch...' batinnya merungut kesal.

Akhirnya gadis itu memutuskan untuk izin ke toilet sebentar pada gurunya.

.
.
.
.
.

Yoli memutuskan untuk mengecek keberadaan gorila itu di kelas XII F. Dirinya sangat yakin kalau tuh gorila berada disana. Lagipula tadi pagi ia melihat gorila itu menju ke sana.

Dirinya cukup kesusahan untuk melihat penghuni kelas itu melalui jendela. Yah...mengingat tinggi badan yang minim itu semakin mempersulit dirinya untuk melihat ke dalam.

Namun bukan Yoli namanya jika nyerah gitu aja..apalagi ini menyangkut soal V nya.

Ia memperhatikan penghuni kelas itu satu per satu. Ia tak menemukan gorila itu diantara para siswa yang sedang belajar.

Matanya menangkap salah satu bangku kosong di bagian belakang.

"Mungkin dia duduk disana...tapi kemana anak itu?? Bukankah tadi dia udah datang ke sekolah??" Tanyanya pada sendiri.

Tak lama kemudian guru yang mengajar di kelas itu keluar dengan beberapa buku di tangannya termasuk buku absen.

Sontak Yoli segera menghampiri guru itu.

"Uhm..maaf bu...saya mau tanya...apa ada siswa yang nggak hadir di kelas ini bu??" Tanya Yoli.

"Ah...itu ada satu orang siswa namanya Rheyan...duh..anak itu udah kesekian kalinya nggak mengikuti pembelajaran.." dumel guru itu terdengar sedikit pasrah.

"Hah?? Maksud ibu bolos gitu???" Tanya Yoli heran.

"Ya...kira kira begitulah..kamu sendiri ngapain keluyuran saat jam pelajaran???" Tanya guru itu begitu menyadari ada yang janggal.

"Ahh.. saya kebetulan lewat sini bu..uhmm...saya balik ke kelas dulu ya bu.." ucap Yoli pamit dan langsung menuju kelasnya.

'Lalu kemana gorila itu sekarang???' Pikir Yoli.

.
.
.
.
.

Rheyan segera menghentikan langkahnya memasuki pemakaman saat matanya menangkap sosok pria yang dikenalnya tengah berziarah di makam mamanya.

Ia mendekati pria itu.

"Gw pikir lo udah ngelupain mamah" sindirnya pada pria itu.

"Maksud lo apa bicara kek gitu??" Ucap pria itu sedikit kesal.

Rheyan hanya menatap sinis pada pria itu. Ia berdoa sebentar di makam mamanya agar tuhan selalu memberikan kasih sayang pada mamanya di alam sana.

Kemudian ia menatap remeh pada pria yang berada di hadapannya itu.

"Gw kira lo udah ngelupain mamah karena wanita perebut itu sudah mencuci otak lo kak" ucapnya.

"Hentikan omong kosong lo itu Rheyan!!!! Semua yang terjadi tidak ada hubungannya dengan mama Vina_"

"Berhenti menyebutkan nama wanita perebut itu dihadapan gw kak Zohry!!!!" Teriak Rheyan.

Raut wajahnya berubah marah...menatap tajam pada kakaknya itu namun masih berusaha menahan amarahnya yang memuncak itu.

"Apa!! Apa yang membuat lo begitu kesal padanya!!!" Tanya Zohry tegas pada adiknya itu.

Rheyan hanya tertawa hambar mendengar pertanyaan yang sudah berulang kali ditanyakan oleh kakaknya itu.

Ia berniat untuk segera pergi darisana. Lama disini hanya membuat mamahnya bersedih di alam sana saat melihat kedua putranya bertengkar di makamnya.

"Dengarkan ini baik baik kak...lo yang nggak berada di dekat mama pada kejadian itu tidak akan pernah tau apa yang sebenarnya terjadi.." ucapnya sedikit tenang kemudian pergi dari sana.

"Gw nggak bakalan tau kalau lo nggak pernah mau nyeritain kejadian sebenarnya!!!!" Teriak Zohry namun tak digubris sama sekali oleh Rheyan yang sudah cukup jauh darisana.

"Brengsek!!!!!!" Teriak Zohry menendang kerikil kecil yang ada disana.

Change My Mind...My Girl!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang