"Langkah tidak akan pernah berhenti, cinta tidak akan pernah mati, kecuali jika engkau yang mencoba untuk menghentikan langkah itu, dan menghentikan rasa cintamu untukku "
.
.
.
"DAVID TUNGGU"Teriak Nasya pada David, lelaki yang telah berhasil merebut hati Nasya,lelaki yang menjadi pujaan Nasya untuk menuntunya ke surganya Allah. lelaki yang namanya selalu berada dalam doa-doa Nasya pada sang pencipta.
David dengan santainya menoleh ke arah kekasihnya,yang berlari untuk menghampirinya.
"Jangan lari, nanti kamu jatuh"David menasehati Nasya,dengan muka berbinar Nasya menatap David dengan penuh rasa sayang dan cinta, terlihat jelas dari tatapan matanya itu.
"aku enggak takut jatuh, "jawab Nasya
"Kenapa emangnya,kalau kamu jatuh,kamu bisa terluka"David tidak mau kalah dari Nasya."aku enggak takut jatuh, karena kalau aku jatuh, ada kamu yang siap menangkap aku,aku jamin kamu enggak akan tega jika melihat aku jatuh"Nasya berucap dengan wajah bahagia. Nasya tau betul siapa kekasihnya ini, David tidak akan membiarkan dirinya terluka, walau itu sedikit saja.
"Huh... Baiklah, putri kecil yang pandai mengelak "David menarik pelan pipi chuby milik Nasya, membuat si empunya meringis kesakitan, padahal itupun tidak sakit. Itu hanya akal-akalan Nasya agar dirinya mendapat perhatian David.
"Awuw... Sakit"Nasya meringis.
"Maaf... "Jawab David mengelus pipi Nasya pelan. David berniat menurunkan tangannya dari pipi Nasya, namun Nasya segera menahan tangan David"biarkan begini dulu, aku suka.. Tanganmu hangat"jawab Nasya. David tersenyum melihat tingkah laku kekasihnya ini.
"Dasar manja"cibir David.
"biarin, manja sama pacar, enggak salahkan... Daripada sama pacar orang"jawab Nasya kesal ,David hanya terkekeh melihat tingkah laku Nasya, yang terlalu kekanak-kanakan.
"Yaudah, sekarang sana kamu masuk kelas, keburu telat "David berucap. Nasya hanya menggangguk malas, dan mulai berjalan meninggalkan David yang terlihat menahan tawa melihat kekasihnya kesal.
"Nasya jangan terlalu mencintaiku, aku takut, kamu akan kecewa dan tersakiti "ucap David lirih, hampir tak terdengar sama sekali.
..
..
..
..Suasana riuh mulai terdengar saat Nasya berjalan memasuki kelasnya, menunggu kedatangan guru Biologi mereka, Nasya berjalan ke arah bangkunya.
"Pagi Ta"Sapa Nasya pada Mita,teman sebangkunya.
"hm...pagi" dengan muka cuek.
Dengan wajah yang penuh tanya nasya duduk dibangkunya tanpa mengucapkan sepata kata lagi pada Mita. Kemudian melanjutkan aktifitas seperti biasanya (Sok Sibuk).Disela-sela kesibukannya ketua kelas masuk ke kelas sambil ngos-ngosan dengan membawa kabar buruk (bagi nasya)
"Weettss guys ni tugas matematika halaman 123-125, kerjakan sekarang dan harus dikumpul sebelum istrahat"Kata Leo ketua kelas cuek yang ketampanannya tak kalah dari David.
Dengan wajah malas dengan otak liciknya Nasya keluar kelas untuk menemui pacarnya dengan alih meminta untuk menyelesaikan tugasnya, yah namanya juga sayang David mau saja menuruti keinginan Nasya.
Bel berbunyi Nasya telah mengumpul tugasnya kemudian menuju ke kantin karena sedari tadi perutnya berbunyi.
Ketika Nasya sementara makan Staff mengumumkan bahwa guru melakukan rapat,Nasya yang mendengar pengumuman itu, hampir berteriak kesenangan, tapi coba di tahannya dengan memasang tampang biasa saja, padahal dalam hatinya berteriak kegirangan (sok-sok biasa saja, padahal paling seneng dia).David melangkah ke meja yang di tempati nasya untuk makan siang, david dapat melihat bahwa kekasihnya itu, sedang menahan rasa senang nya, karena para guru-guru sedang rapat, jadi jam pelajaran pasti akan kosong(ya...iyalah... Namanya juga guru lagi rapat, siapa yang mau mengajar coba)
"Kalau mau teriak kesenangan, teriak aja,enggak usah di tahan-tahan"Ucap david saat sudah sampai di dekat nasya. Nasya yang mendengar suara david, segera menghentikan makannya, dan beralih menatap peria itu, yang kini duduk di depannya dengan menopang dagunya dengan kedua tangannya yang bertumpuh di meja kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nasya(Revisi)
Teen FictionKehilangan seseorang yang paling kita cintai memang menyakitkan. Namun kehilangan juga bisa mengajarkan kita, arti sebuah keikhlasan. Inilah kisah Nasya, gadis yang harus ikhlas dengan semua garis hidup yang sudah ditakdirkan Tuhan untuknya.