" kehilangan seseorang yang paling kamu cintai itu memang sangat menyakitkan "
.
.
.Brian memasuki ruangan bercat putih itu, dengan langkah tegapnya, lelaki itu duduk di kursi kebesarannya. Hingga suara pintu diketuk menghentikan aktivitas brian sejenak yang sedang mengotak-atik handphonenya.
" Iya silakan masuk " jawab brian, tidak lama setelah itu muncullah perempuan dengan rok mininya yang membawa berkas di tangannya.
" Maaf pak brian, ada berkas yang harus bapak tanda tangani " ucap perempuan bernama Sahra itu.
" Baiklah, sekarang kamu boleh keluar " ucap brian, yang tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari handphonenya.
Sahra mengangguk malas, sahra merasa di acuhkan oleh brian, entah apa yang dilakukan lelaki itu dengan handphonenya, yang sedari tadi sibuk menatap benda pipih itu di banding menatap dirinya.
Dengan langkah tak ikhlas, sahra meninggalkan ruangan brian menuju mejanya yang menjadi sekretaris brian." Kenapa kamu Ra? " tanya Intan sahabat sahra yang juga menjabat sebagai karyawan.
" Males" jawab sahra, menyandarkan kepalanya di atas meja. moodnya benar -benar hancur hari ini.
" Kan aku udah bilang, jangan berharap kepada pak brian, kamu tahu sendiri kan oak brian itu orangnya sangat sibuk dengan pekerjaan " ucap intan
" aku tahu, tapi kalau udah terlanjur sayang udah enggak bisa apa-apa " jawab sahra.
Perbincangan mereka terhenti saat mendengar pintu ruangan brian terbuka, dan muncullah brian yang sudah rapi dengan setelan jasnya. Dengan secepat kilat sahra bangun dari tidur bosannya, dan menghampiri ke arah brian." Pak brian mau kemana? " tanyanya
" saya ada urusan, jadi batalkan semua rapat hari ini " ucap brian tanpa basa basi
" kenapa tiba-tiba pak? " sahra penasaran, tidak biasanya brian membatalkan pertemuan dengan tiba-tiba.
" kamu tinggal menjalankan saja apa yang saya perintahkan, dan jangan banagke tanya " ucap brian, lalu pergi meninggalkan sahra yang masih diam berdiri ditempatnya. Baru kali ini brian berkata seperti itu padanya, biasanya brian akan berkata dengan lembut padanya.
Lagi-lagi sahra kecewa." yang sabar ya sahra, " ucap intan, membuat sahra semakin kesal.
.
.
.Rumah nasya tampak sepi, tidak ada lagi suara gelar tawa di rumah itu, semua terasa hilang.
Dengan hati-hati brian membuka pintu kamar nasya, dan melihat nasya tertidur memunggunginya saat ini.Brian merasa ada yang hilang dari hidupnya, saat melihat keadaan nasya saat ini. Brian ikut merasakan bagaimana penderitaan gadis itu, belum cukup lama david menyakitinya sekarang papanya harus pergi meninggalkan nasya, yang membuat nasya semakin menderita.
" Nasya " panggil brian pelan, sedikit mengguncang tubuh nasya, nasya yang merasakan guncangan di punggungnya dan seseorang memanggilnya membuka matanya dan mendapati brian berada disana.
" Kenapa kamu enggak sarapan? " tanya brian, nasya hanya diam menatap brian.
" Kamu harus makan, biar kamu enggak sakit"
Nasya hanya menggeleng tanda tidak ingin.
" kenapa enggak mau? " tanya brian sabar
Lagi-lagi nasya hanya menggeleng tanda menolak" nasya kamu makan ya, biar kamu bisa beraktivitas seperti biasanya " bujuk brian, lagi-lagi nasya menggeleng.
" Jangan begini dong nasya, papa kamu bakal sedih kalau tahu anaknya begini " Brian tidak berhenti membujuk nasya.
" Hahhhh.... Papa bohong" tiba-tiba nasya tertawa keras, tawa nasya bukan tawa kegembiraan tetapi tawa nasya tawa yang sangat mengerikan.
" BOHONG... PAPA BOHONG... PAPA BOHONG" teriak nasya melempar semua barang yang ada di sekitarnya.
Brian mencoba menghentikan nasya, tenaga nasya cukup kuat. Membuat brian kesulitan menenangkan nasya, hingga tak ada pilihan lain, brian memeluk nasya dan mencoba menenangkan nasya.
" Papa lo enggak bohong nasya, papa kamu bukan pembohong. Tenang, kamu harus tenang" brian memeluk nasya dan mengunci pergerakan nasya. Nasya semakin kencan menangis, meluapakan segala beban yang di deritanya.
" Aku akan tetap ada di sini, untuk menemanimu, aku berjanji akan melindungi kamu nasya" ucap brian, nasya hanya menangis dan tidak sadar bahwa dirinya tertidur di pelukan brian.
" Semoga mimpi indah sayang" ucap brian tulus dan mencium kening nasya cukup lama. Sebelum brian meninggalkan nasya di kamarnya yang sedang berada di alam bawa sadarnya.
Next part aja yuk... Semoga suka dengan ceritanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Nasya(Revisi)
Teen FictionKehilangan seseorang yang paling kita cintai memang menyakitkan. Namun kehilangan juga bisa mengajarkan kita, arti sebuah keikhlasan. Inilah kisah Nasya, gadis yang harus ikhlas dengan semua garis hidup yang sudah ditakdirkan Tuhan untuknya.