______
“halo arsen…”
02.
Rumit memang jika persahabatan ikut andil dalam cinta.
-Bara Arsenio
___________________________________“arsen kamu jahat banget tahu nggak! Aku Cuma mau nebeng masa nggak boleh?” rachel bergerak risuh, mencoba melepaskan tangannya yang dicengkram kuat oleh arsen. Bahkan kuku cowok itu sedikit menancap dan rachel yakin akan meninggalkan bekas kemerahan disana. Tapi sepertinya rasen tidak peduli. Malah dengan santainya dia menyeret rachel menjauhi area parkir.
“kenapa?” Tanya rachel.
Tidak ada jawaban dari arsen. Cowok itu hanya diam dan memandang rachel lurus-lurus membuat nyali rachel sedikit menciut.
Arsen berbalik, ingin pergi. “e—eh kok aku ditinggal sih?!”“arsen, tunggu ar!”
“hei,” ujar rachel, panik. “kenapa malah balik dan aku ditinggal? Kamu emang bisanya selalu meninggalkan ya ar?”
Langkah kaki arsen terhenti setelah mendengar kalimat itu. Kalimat yang seolah menyatakan dirinya jahat. Tidak berperasaan. Sesaat arsen membeku, dia terlalu banyak menyakiti rachel. Tapi apa yang bisa arsen lakukan jika tidak seperti ini? Sebenarnya, arsen mau-mau saja menebengi rachel pulang. Tapi ada perasaan yang harus arsen jaga.
“semenjak aku bilang suka sama kamu, kamu jauhin aku. Kamu menghindar seolah-olah aku itu bukan siapa-siapa.” Ujar rachel, sinis. Cewek itu merunduk saambil meremas pelan ujung roknya. “aku memang salah ya suka sama kamu? Aku ini terlalu ceroboh menempatkan perasaan. Dan kamu—"“dan gue apa?” suara arsen terdengar begitu mengintimidasi. Mata rachel terasa perih.
“dan kamu adalah...”
“WOY ARSEN!” lagi-lagi kalimat rachel terputus. Dia buru-buru mengelap sudut matanya yang berair. Lalu mencoba mengulas senyum. Rachel melihat Gerry, orang yang sangat mencintainya. Orang yang membuat rachel selalu tersenyum. Namun sayang, Gerry tak bisa membuat rachel berpaling dari arsen.
Gerry datang kemudian langsung merangkul bahu arsen. “loh ada rachel juga…eh kenapa kok mata lo merah?”
“ohh…ini…” rachel mengibaskan tangan ke udara. “ini aku kelilipan ger,”
“bohong pasti, lo habis nangis kan?” tebak Gerry.
“nggak, sok tau banget sih.” Rachel terkekeh pelan.
Arsen memandang rachel sebentar. Gerry benar, mata rachel merah. Terlalu banyak yang arsen pikirkan sekarang. Lebih baik dia membiarkan Gerry dan rachel memiliki waktu berdua. Siapa tahu rachel bisa melupakannya.
“lah malah pergi tuh bocah!”
“yaudah ger, aku juga mau pulang.”
“dijemput papi?”
“enggak, papi lagi sibuk.”
“yaudah ikut gue aja.” ujar Gerry, bersemangat. “daripada lo naik angkutan umum, boros!”
Rachel tersenyum simpul. “ikhlas nggak, nih?”
“gue aja ikhlas ngasih perasaan gue ke elo, masa cuman nganterin lo pulang gue nggak ikhlas, hel?”
Rachel mati kutu. Bingung harus menjawab apa. Ucapan Gerry seperti menampar hatinya.
Merasa berlebihan, Gerry berdehem pelan untuk mencairkan suasana. “udah gak usah dipikirin. Ayo, pulang.”
![](https://img.wattpad.com/cover/184008291-288-k396922.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Arsen
Roman pour Adolescents[BOOK ONE OF SELCA HIGH SCHOOL TRILOGY] Sejak masuk di SMA SELCA JAKARTA banyak hal yang tidak Kinan tahu, tiba-tiba muncul. Kinan tahu betul bahwa semenjak hidupnya kedatangan sosok bernama Arsen, hatinya akan amburadul. Catat, Kinan menyukai cowok...