HaloArsen01

96 8 0
                                        

“halo arsen…”

01.

Jangan percaya sama kata hati. Kenapa? Karena hati adalah awal dari sebuah penghianatan.

-Kinan marsella alordi.
____________________________________

DENGAN sengaja, kinan menumpahkan kuah bakso yang sudah ia makan keatas roknya. Walaupun panas, setidaknya hal ini akan menjadi alasan yang pas untuk tidak mengikuti pelajaran bu Wenda. Kinan berlari terbiri-birit meninggalkan salma yang terus saja meneriaki namanya. Cewek itu masuk kedalam kamar mandi. Kinan melepas roknya setelah masuk kedalam salah satu bilik kamar mandi. Kemudian membersihkannya dengan air dengan telaten. Saat dirasa cukup, kinan memakai kembali roknya yang basah dibagian tengahnya.

Ketika berjalan dikoridor, kinan mendapati kelas arsen yang sedang mengikuti jam olahraga. Tampak jelas ketika arsen dengan mudahnya memasukan bola kedalam ring basket.

“eh lo bocor ya?”

Kinan menoleh, “apaan sih lo sok tau banget!”

“itu rok lo basah, kalo bukan bocor terus apa? Lo ngompol pasti.”

“bisa nggak lo gak usah sok tau!” ujar kinan degan suara yang mulai meninggi. Cowok setengah matang didepannya ini benar-benar mengganggu konsentrasinya. Saat kinan akan melangkah pergi, tiba-tiba saja sebuah bola basket berhenti tepat didepannya.

“WOI BOLANYA!” kinan sempat terdiam, sebenarnya ia malas jika disuruh-suruh seperti ini. Kinan membuang pandangannya. Dan saat itu juga ia melihat seorang cowok dengan celana digulung sebatas lutut sedang berlari kearahnya.

“tolong. ambilin. bolanya.”

Kinan memungut bola dibawahnya dengan gerakan kaku. Kemudian melemparkan bola itu yang langsung ditangkap dengan cepat oleh cowok tadi dan langsung berbalik tanpa mengucap terimakasih.
Tunggu dulu, yang tadi itu…arsen kan?

“yaelah lo liat begituan aja gak kedip, apalagi kalau gue yang tadi minta bolanya. Bisa-bisa ngences lo lihat muka gue yang tampan rupawan ini,”

“sok manteb banget lo, dasar jarwok.” Kinan langsung melangkah pergi dengan langkah gedebak-gedebuk. Namun hatinya sedang berpiki keras. Yang tadi itu arsen atau bukan.

***

Kinan mengambil setumpuk buku tulis yang diletakkan begitu saja dimejanya. kata salma, ia harus menaruh buku-buku ini dikantor guru. Lebih tepat di meja bu wenda. Kinan mendegus pelan kemudian mengambil langkah untuk menjalankan tugasnya.

Koridor masih sepi.

Hal itu membuat kinan leluasa untuk berjalan, tidak perlu berteriak ‘AIR PANAS WOY! MINGGIR-MINGGIR’ seperti yang biasa ia lakukan jika koridor sesak dengan murid lainnya. Kinan tersenyum simpul ketika berpapasan dengan seseroang yang ia kenal. Ia tidak mau dicap sebagai cewek sombong. Kemudian kinan menoleh kekiri. Betapa beruntungnya dia melihat arsen bersama pangeran sekolahnya sedang berjalan menuju…kantin. Walaupun jarak dari tempat kinan berdiri dan arah jalan arsen cukup jauh, tetapi aura karismatik milik arsen tetap bisa kinan rasakan.

Satu hal lagi yang menarik perhatian adalah, Rachel. Dia adalah senior dengan tampang bidadari. Siapa yang tidak kenal rachel jika teman-temannya se-famous itu. Dari yang kinan dengar, rachel itu segalanya bagi arsen dan juga Gerry. Kedua cowok tampan itu pernah perang dingin hampir satu bulan karena katanya…mereka terlibat cinta segitiga.

Bruk

Sebuah senggolan ah bukan tapi sebuah tabrakan membuat kinan mendengus pelas sambil mengucap istigfar. Buku-buku yang ia simpan rapi-rapi sekarang jatuh berceceran dilantai. Dengan malas kinan menoleh kebelakang.

Hello, ArsenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang