3. Jangan Menilai Dari Covernya

55 9 3
                                    

Saat ini, Yardan sedang sibuk dengan pemikiran dan rasa penasarannya tentang siapa sebenarnya sosok cewek datar itu. Yardan dan Elvano memang masih berada di tempat mereka tadi, yaitu di tempat duduk kantin, tempat dimana Damian meninggalkan mereka beberapa menit yang lalu.

Di tengah lamunannya, Yardan dikagetkan kembali oleh suara makhluk tengil tak tau malu yang sangat ia kenal. Siapa lagi kalau bukan Damian.

“Woi…! Kenapa muka lo pada murung gitu? Baru juga gue tinggal bentar, udah pada galau aja lo berdua.”  Kata Damian dengan kePD-annya saat menghampiri dua sahabatnya yang tadi sempat ia tinggalkan.

Elvano yang sedang sibuk dengan game di HPnya cukup kaget mendengar ucapan dari Damian itu,namun  hanya menanggapi dengan geleng-geleng kepala.  Sedangkan Yardan masih memulihkan kesadarannya karena sempat terkejut saat tiba-tiba Damian menghampiri mereka dengan omongan tak tau malunya itu.

“Lo tuh ya An, tiba-tiba muncul. Bikin gue kaget aja lo.” Omel Yardan sambil menatap kesal kearah Damian.

“Tau nih sih Ian, kayak jelangkung aja. Datang tak dijemput, pulang tak diantar.” Sambung Elvano turut kesal karena kedatangan Damian yang mengejutkan juga menggangggu gamenya.

Damian yang mendengar omelan menyebalkan dari kedua sahabatnya itu kembali duduk di tempatnya tadi.

“Yee… kok lo berdua pada ngomelin gue sih! Bilang aja lo berdua pada gabut tanpa gue di sisi kalian.”

Yardan yang mendengar omongan Damian itu merasa jijik. Mengapa dia bisa mempunyai sahabat yang super PD dan tengil seperti Damian ini?

“Gak usah kegeeran deh lo. Najis gue dengarnya.” Ucap Yardan dengan tampang menahan eneknya melihat kearah Damian.

Damian yang melihat respon seperti itu dari Yardan hanya tertawa, karena berhasil membuat sahabatnya itu kesal.
Setelah tawanya meredah, Damian kembali melanjutkan makannya, yang sempat tertunda karena tadi ia tinggalkan untuk menemui Aileen.  Hal itu tak lepas dari penglihatan Yardan yang sedang memperhatikannya.

“Ckckck…hebat banget tuh cewek datar bisa buat seorang Damian berhentiin makannya.” Kata Yardan sambil memperhatikan Damian.

Damian yang awalnya sangat lahap menyantap makanannya, tanpa memperdulikan orang-orang sekitarnya termasuk dua sohibnya itu, merasa terusik mendengar omongan Yardan dan akhirnya ia memberhentikan kegiatannya sambil menatap Yardan dengan menaikkan sebelah alisnya seolah bertanya.

“Yang lo maksud cewek datar itu siapa?” tanyanya pada Yardan.

“Yah, lo pikir aja sendiri. Siapa orang yang bisa buat lo ninggalin makanan lo itu, demi  ngobrol sama dia.”

“Ooh, maksud lo Aiang?” tanya Damian yang mulai tau siapa cewek datar yang dimaksud oleh Yardan itu.

Yardan hanya membalas pertanyaan Damian dengan mengangkat bahunya seolah ia tidak perduli siapa cewek yang dipanggil  “Aiang” oleh Damian itu.

“Sejak kapan tuh cewek panggilannya Aiang An? Setau gue nama dia Aileen Fawnia deh. Dan biasanya dia dipanggil Aileen, bukan Aiang.” Elvano memberhentikan gamenya dan tiba-tiba ikut menyambung obrolan kedua sahabatnya itu.

“Ya suka-suka gue dong. Aiang itu, panggilan spesial gue buat Aileen. Dan gak ada yang boleh ngikuti panggilan gue itu buat dia.” Jelas Damian kepada Elvano.

“Hhmmm…gak jelas amat lo. Serasah jadi pacarnya aja lo.” Balas Elvano.

“Yee…sirik aja lo sama gue Nono. Makanya jangan jomblo.”

Elvano yang mendengar ejekan Damian itu hanya membalas dengan tatapan jengkelnya.

“Emang cewek datar itu pacar lo An?” tanya Yardan karena mendengar omongan Damian tadi pada Elvano.

FelizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang