Langkah kaki Hyunjin dan Jisung beriringan dibawah rintik hujan. Jisung tanpa sadar beberapa kali menahan nafasnya.
Keheningan menyelimuti mereka berdua hingga Hyunjin memberanikan diri membuka percakapan.
"Kenapa kamu suka aku?" Pertanyaan itu sukses membuat Jisung kaget setengah mati.
"Siapa bilang?" Jisung berkata ketus sambil berusaha menetralkan detak jantungnya.
"Oh? Kukira kamu suka aku?" Jisung menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan Hyunjin.
"Ekhem, jadi sebenarnya. Pertama, aku sendiri enggak tahu apa itu 'suka' atau 'cinta' selain sama keluarga atau teman. Felix aja yang seenaknya bilang aku suka padamu."
"Eh tapi dari perlakuanmu—"
"Ssstt aku belum selesai! Kedua, aku ini penyuka segala sesuatu yang manis. Harusnya kamu tahu itu, atau tidak? Dan kamu! Hwang Hyunjin—" Jisung berhenti mendadak dan menudingkan jari telunjuknya kearah Hyunjin yang lebih tinggi darinya.
"Aku..?"
"Iya! Kamu! Itu!! Manissss!!! Bangettt!!!!" Jisung mengatakan hal itu dengan penuh perasaan. Ia berusaha mengutarakan semua perasaan gemasnya.
Dan diluar dugaan Hyunjin tertawa keras sekali hingga payung mereka jatuh. Jisung seakan tersihir oleh tawa Hyunjin, ia bahkan tak peduli rambutnya mulai basah karena rintik hujan.
"Kamu gemas padaku ya?" Hyunjin masih terkikik lucu tapi segera mengembalikan posisi payungnya.
"Ya..begitu." Jisung malu-malu mengiyakan.
"Kenapa enggak langsung bilang saja? Yang kamu lakukan selama ini sempat buat aku salah paham tahu." Hyunjin tanpa sadar mengusak surai Jisung.
"Maaf.." Jisung merengut lucu dan pipi gembulnya menghangat, ia malu.
"Dasar, kamu ini lucu juga ya?"
Mereka berdua kembali berjalan dalam hening, namun tidak secanggung tadi.Jisung melihat rumahnya yang sudah dekat. Sayang sekali, padahal Jisung masih ingin berlama-lama bersama Hyunjin.
"Sudah sampai. Terima kasih Hyunjin."
"Sama-sama, ngomong-ngomong maaf ya gara-gara enggak memegang payung dengan benar kamu jadi basah begitu." Hyunjin mengusap tengkuknya, merasa tak enak.
"Eh, enggak apa-apa. Eum, kalau gitu sampai jumpa besok?" Jisung menatap Hyunjin.
"Iya, sampai besok." Hyunjin beranjak pergi. Jisung meraih pagar rumahnya dengan ragu, ia menoleh kebelakang. Hyunjin belum jauh.
"Hyunjin!" Jisung berlari kecil memanggil Hyunjin.
"Woah, ada apa Ji?" Hyunjin berbalik kaget.
"Giggimana," gugup menyerang Jisung. Lidahnya kelu.
"Ya..?"
"Gimana.." mata Jisung bergerak gelisah sementara Hyunjin masih menunggunya.
"Gimana kalau yang aku rasaim selama ini memang suka? Cinta? Seperti kata Felix?" Jisung merasa wajahnya memanas. Sedikit lagi mungkin ia akan meledak.
"Maaf-" Jisung mendongak cepat, tanpa sadar menatap Hyunjin kecewa.
"-saat ini aku enggak ada perasaan apapun ke kamu." Hyunjin terkekeh melihat reaksi Jisung yang membuka tutup mulutnya seperti seekor ikan dan kedua manik cokelatnya benar-benar sedih.
"Tapi kalau kamu mau berusaha, aku mau menunggumu. Dan mungkin," binar sedih di manik Jisung sirna seketika. Digantikan dengan tatapan ingin tahu yang amat sangat lucu untuk Hyunjin.
",mungkin aku juga akan berusaha menyukaimu." Hyunjin memberikan senyum- nya yang paling manis.
"Sekarang masuk ke rumah sana. Jangan sakit. Sampai besok." Hyunjin kembali melangkah pulang dan sedikit terkekeh mendengar teriakan semangat Jisung yang kembali berlari ke rumah.
"Kenapa dia enggak sadar sih, kalau dirinya sendiri itu manis?" Gumam Hyunjin yang masih terbayang wajah penuh ekspresi milik Jisung.
Ternyata Han Jisung itu tidak menakutkan seperti yang dia kira.
A.N
chapter ini panjang banget!!?
KAMU SEDANG MEMBACA
{i} ѕweeт.
Short StoryHan Jisung suka segala sesuatu yang manis. Dan Hwang Hyunjin itu manisnya keterlaluan. ✨hyunsung short story. ini yaoi. baku tapi enggak :) (1/4)