1. Seleksi Pemilihan Asrama dan Rooftop

52 5 0
                                    

Point of View;
Author

🏫🏫🏫

Sinar matahari di pagi hari memberi kehangatan pada seorang gadis, yang berjalan menuju sekolah barunya setelah lulus SMP. Dandemona namanya, ia juga sering di panggil Ande. Gadis berkulit putih pucat, berambut cokelat, hidung mancung, tapi gk semancung bule lain, dan mata berwarna hijau. Yap! Ande adalah keturunan bule. Lebih tepatnya campuran Prancis dan Amerika.

Ibunya orang Prancis dan ayahnya Amerika, namun Ande tinggal di Indonesia bersama neneknya yang orang Jawa.

Lah??! Kok bisa??

Jadi, ayah Ande keturunan bule dan jawa, kakeknya Amerika dan neneknya Jawa. Mereka bertemu saat neneknya Ande berjualan jamu di Amerika, karena saking enaknya, ampe buka cafe di Amerika.

Itu adalah awal mereka bertemu. Cinta pada pandangan pertama. Kakek dan neneknya Ande percaya itu.

Kembali ke si Ande.

Kini ia sedang kesusahan membawa koper berukuran besar dan juga keberatan memikul tas ranselnya di punggung. Ia terpaksa membawa benda benda itu sendiri karena supirnya, Mas Supri, sedang sakit. Jadi tadi ia naik angkot.

SMA Heavest, Sekolah Menengah Atas yang dimana para murid di wajibkan tinggal di asrama selama masa sekolah. Mereka akan di bebaskan pulang saat hari libur.

Sesampainya di gerbang sekolah, Ande melihat banyak satpam yang badannya 3× lebih besar darinya. Otot mereka kekar, wajah mereka garang, seperti siap menerkam siapapun yang mengganggu.

"Saya aja dek, yang bawa", tukas salah satu satpam dengan suara berat namun terkesan ramah. Dengan mudahnya, ia mengangkat koper serta tas Ande lalu membawa dan meletakkannya di trolli barang.

Trolli yang berisikan barang barang Ande itu diberi nomor oleh satpam tadi.

"Adek silahkan masuk aja", ucap lembut satpam lain yang berwajah sama garangnya, membawa Ande masuk ke dalam ruangan yang bertuliskan lobby utama, di papan putih, atas pintu, itu.

Bukan main!

Ande ternganga nganga sambil melemparkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Ruangan nuansa putih yang sangat besar di hiasi oleh lukisan lukisan yang pasti harganya tak terhingga, langit langit yang berlapis kaca berkilau dengan lampu lampu kristal yang mengelilinginya, lantai yang di lapisi marmer berwarna putih, dan, ah, sudahlah, saking megahnya hingga tak bisa di deskripsikan dengan kata kata.

Bruk,

Sedang asiknya melamun, seseorang malah menabrak tubuh Ande, tabrakannya cukup membuat Ande jatuh menungging di lantai. Dengan cepat, Ande memperbaiki posisinya menjadi berdiri lagi.

"Maaf, saya enggak sengaja", ucap seorang gadis dengan logat Jawa.

"Ah ya gpp", Ande melihat gadis yang menabraknya tadi.

"Lah?! Entu?", pekik Ande tak percaya.

"Ande?", balas gadis, yang di panggil Entu itu, tidak percaya.

Ande dan Entu adalah teman dekat saat TK-SD-SMP, namun saat pertengahan kelas VIII, Entu malah pindah ke Jawa atas perintah nenek dan kakeknya.

"Wah Ande, gimano kabar lo?", tanya Entu masih dengan logat Jawa nya. Dia benar benar tidak bisa melepas logatnya itu.

SMA berasa TKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang