Ah panas betul rupanya hari ini". Keluh Deron sambil meneguk air dalam gelas bambu. Sudah berapa kali ia menuang air dalam kendi. Tapi rasa haus tetap menggerogoti kerongkongannya. "Bagaimana kalo kita pergi berenang ke sungai Selabeh, pasti segar badan kau". Ujar Deron kawan Sapte
Sapte dan Deron adalah pemuda tanggung pengangguran. Sapte si kurus kering, lebih suka membiarkan rambutnya memanjang keribo. Tidak heran kepalanya dipenuhi kutu. Sedang Doren kebalikannya. Si tambun tak berambut. Kepalanya sering kali gatal meski tak punya kutu. Ketombe mungkin.
"Sungai Selabeh?, dimana itu? Aku baru dengar" tanya Sapte sambil membulatkan hasil tambang di hidungnya.
"Masak kau tak tahu, itu sungai dulu sangat terkenal. Konon dulu ada pembunuhan seorang wanita disana. Dan ajaibnya mayat si wanita berubah menjadi ikan bersirip biru" cerita si Doren
"Ah yang benar saja kau. Kenapa aku tak pernah dengar cerita itu, lagipula mana ada mayat berubah jadi ikan. Setau aku ikan asalnya dari telur ikan" seloroh Sapte asal sambil menempelkan hasil tambangnya ke kursi kayu.
"Dasar jorok pantas saja tak ada gadis yang mau dengan kau".
"Justru aku sangat pembersih, aku rajin membersihkan hidungku". ujar Sapte bangga
"Ah terserah kau sajalah. Malas aku bahas upil"
Hahaha, ngomong ngomong dimana lokasinya itu sungai sel, sel, sela?? ". Ujar Sapte sambil menggaruk kepalanya berusaha mengingat nama sungai tadi.
"Selabeh kriting! " timpal si tambun sambil menimpuk rambut kribo si Sapte
"Oh ya itu" balas Sapte
Apa kau tak takut dengan legenda yang tadi aku ceritakan? Tanya Doren serius kepada Sapte yang kembali mengupil.
"Sudahlah itu hanya mitos. Lagipula aku tak pernah dengar. Mari berangkat aku sudah sangat kepanasan" ajak Sapte
Kedua pemuda itupun menyusuri hutan menuju sungai Selabeh.
Setibanya di sungai Selabeh, mereka pun langsung menceburkan diri. Berenang menikmati kesegaran air sungai Selabeh Setelah puas, Sapte pemuda kurus kering itu mulai kelaparan. Dia pun mengajak Doren menangkap ikan.
"Doren, aku lapar. Bagaimana kalo kita ambil ikan untuk di bakar. Pasti sedap"
Ikan?. Aku tak berani. Kau tau kenapa tak ada orang yang berani mengambil ikan disini?. Katanya ikan ikan disungai ini terkutuk. Barang siapa yang mengambil dan mengkonsumsi ikan disungai ini ia akan ditimpa penyakit kulit mematikan. Hiih seram. Aku tak berani. Ujar Doren merinding.
Ah itukan cuma mitos. Mubazir kalo ikan ikan ini diabaikan. Apalagi perut aku seharian hanya kemasukan air. sudah tak tahan ingin diisi makanan. Sudahlah jangan takut.
Karna sudah kelaparan, Sapte pun tetap nekat mengambil ikan. Dan langsung memanggangnya. Doren berulang kali membujuk Sapte untuk tidak memakan ikan itu tapi Sapte tetap bersikeras.
"Terserah kau sajalah. Yang penting aku sudah ingatkan kau! Ancam Doren.
Hmm lezat sekali ikan ikan ini. Kau tak berminat? Rayu Sapte sambil menyodorkan kerangka ikan.
Tapi Doren tak berkutik. Sebenarnya ia sangat lapar apalagi setelah berenang. Terlebih aroma ikan bakar sungguh menggaggu otak dan perutnya. Tapi ia lebih percaya kepada cerita emaknya tentang sungai Selabeh.
Setelah kenyang. Sapte pun mengajak Doren pulang.
YOU ARE READING
Jelmaan Sinde
HorrorSinde adalah gadis kampung yang dikucilkan karna memiliki penyakit kulit yang tidak bisa disembuhkan. Pada puncaknya warga membuang Sinde ke sungai Selabeh karna menganggap penyakit Sinde sebagai sebuah kutukan.