Baru 20 menit (name) memejamkan matanya. Indra nya sudah menangkap sesuatu. Membuat dia tersentak.
"1..5..8.." gumam (name)
"ada apa?" tanya riou yg ikut terbangun.
"mereka mengepung kita, 12 orang"
Tanpa banyak tanya lagi, riou berjalan ke tengah ruangan. Membuka lantai kayu di bawah karpet kulit beruang nya. "kemari lah" pinta riou sambil mengulurkan tangannya.
(name) meraih tangan riou. Lalu turun perlahan kedalam ruang bawah tanah.
Setelah memastikan (name) sudah turun dengan selamat, riou pun menyusul sambil membawa lentera dan kembali menutup lantai kayu itu.
"kau membuat terowongan bawah tanah di kabin mu?"
"hm"
"apa kau sadar ini ditengah hutan?"
"hm"
"...."
"pegang tangan ku, penerangan kita cuma lentera ini"
"em.. Aku bisa jalan sendiri."
Baru 5 langkah di bambil (name), kakinya tersandung batu. Membuat dia kehilangan keseimbangan. Dengan sigap riou menangkap badan kecil (name)
"bisa jalan sendiri, ya?"
"u-urusai na!"
Riou menggenggam lembut tangan (name) "kyosukete."
"dakara uruse"
*****
"kemana ujung terowongan ini?" tanya (name) menghilangkan kesunyian.
"gudang bawah tanah rumah MTC"
"jadi.. Kau menjadi tentara sejak umur 18 tahun?"
"apa aku sudah pernah bilang padamu?"
"ma-maaf, apa itu privasi? Aku tidak sengaja. Em.. Penglihatan ku yang bilang. Maaf"
"aku juga tidak berniat menyembunyikan nya"
(name) tak bisa berkata apa pun. Karna yg dia lihat adalah seorang remaja berjuang mati matian di medan perang. Membawa senjata api dan pisau. Darah, Ledakan, Tembakan dimana mana.
Punggung tegap riou seakan berkata. Yang kuat lah yang bertahan. Dan di dalam hati kecil (name) dia juga ingin bertambah kuat.
Tangan kecil (name) mengeratkan pegangan mereka "bagaimana cara menjadi kuat" ucapnya
Membuat riou menghentikan langkah nya untuk melihat wajah (name). "kalau begitu minta tolong lah" balas riou "minta tolong bukan berarti tandanya kau lemah. Justru maju di medan perang saat tau dirimu tak mampu adalah perbuatan yang sangat bodoh. Jadi, minta lah bantuan"
"tolong.." genggaman tangan (name) semakin kuat "tolong selamatkan aku.. Riou-san" ucapnya berbarengan dengan jatuhnya air mata.
Sebuah seyum terukir indah di wajah riou "sure"
*****
Mereka sudah sampai di ujung terowongan. Riou pun mengeluarkan sebuah kunci untuk membuka pintu kayu didepan mereka.
Setelah masuk, riou kembali mengunci pintu itu lalu naik ke tangga menuju ruang dapur.
"ah riou, okaeri. Miss (name), okaerinasai"
"Tadaima Jyuto"
"domo, Jyuto-san"
"apa kalian baik baik saja? Terutama kau miss. Kemarin sore ada orang yang datang ke kantor ku menyerahkan poster ini" ucap Jyuto sambil menyerahkan selembaran kepada (name).
"poster orang hilang?"
"yes, aku terkejut ternyata (name) kabur dari laboratorium tartarus. Hebat juga skill mu, miss"
"apa kau akan memulangkan ku, Jyuto-san?"
"apa kau ingin di pulang kan?"
"apa maksudmu? Tentu saja aku tidak mau"
"kalau begitu aku tidak akan memulangkan mu. Aku ini dirty cop, Apa yang tidak bisa ku lakukan?"
Entah kenapa setelah mendengar itu perasaan (name) sedikit lega. "arigatou, Jyuto-san"
"aakkhh.. Tadaima"
"okaeri samatoki, kau habis berkelahi lagi?" ucap Jyuto melihat baju samatoki berlumuran bercak merah
"hah?! Ada orang sinting memaksa ku memberitahu keberadaan (name). Jadi ku pukul saja"
Darah di baju samatoki kembali membuat air mata (name) jatuh.
"oi onna! Kenapa kau malah menangis?!"
"a-ah gomennasai, aku selalu seperti ini saat melihat darah. Aku akan segera berhenti maaf"
"tch. aku mau mandi"
"(name), ada kamar mandi di lantai dua. Pergi dan bersihkan badan mu juga" pinta Jyuto
(name) menurut dan bergegas pergi ke lantai 2.
"jadi, apa yang akan kau lakukan Riou?"
"entah lah.. Aku hanya tak ingin dia lebih menderita dari ini"
"yare yare, Kalau gitu kita butuh rencana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychic [Riou x Psychic Reader]
FanfictionAku melihat mu dimana mana -Psychic Reader •Riou Mason Busujima cv Shinichiro kamio ©hypnosis mic