Langkah kaki besar itu terus mengikuti langkah kecil (name).
"kenapa kau mengikuti ku?" berbalik, "Riou-san."
"aku akan menemani mu mencari tempat tinggal"
"hahh.. Sudah ku bilang aku tak ingin merepotkan lagi" serunya sambil melangkah kembali.
Tiba tiba (name) menghentikan langkah nya. Membuat lelaki di belakang nya bingung.
"AWAS!"
Riou yang telat menyadari pun tak bisa sepenuhnya menghindari gesekan antara lengan nya dan timah panas yang melesat cepat. "tch!"
"Riou-san!"
Sang penembak melesatkan peluru kedua, untungnya tidak melukai siapa pun.
Tanpa basa basi, riou menggendong (name) dan mulai berlari.
"arah timur laut. Tolong belok kanan" ucap (name) "mereka di arah selatan, satu--tidak, dua."
Riou pun berlari mengikuti instruksi (name) dan berhasil lolos.
Lalu riou membawa (name) kesebuah kabin kayu di tengah hutan. Kabin itu bersih dan tersusun rapi.
Setelah menyalakan perapian, riou mengambil kotak p3k untuk mengobati luka tembaknya.
"(name), sudah lah ini bukan luka yg parah. Kau sudah menangis sejak kita berlari tadi" ucap riou yang masih sibuk dengan lukanya.
"aku.. Hiks! Ga nangis hiks!" ucap (name) "saat aku melihat darah.. Air mataku keluar sendiri hikss.. Uugghh.. Aku akan segera berhenti"
Tangan riou lembut merangkul (name). Mendekatkan kepalanya ke dada bidang milik riou.
"air mata keluar karna kau ingin menangis. Lebih baik lepaskan saja semuanya. Tidak masalah kalau kau menangis" ucap riou."aku ga nangis!"
"kamu ga imut kalau seperti ini"
*****
Bunyi perut (name) memecahkan keheningan.
"kau lapar?"
(name) hanya mengalihkan pandangannya.
"aku tidak bisa berburu sekarang, hmm.. Oh!" riou mengecek satu persatu kantung baju dan celana nya. "ah, ini dia" ucap riou sambil menyodor kan botol kaca berisi permen
Mata (name) berbinar melihat bentuk permen itu "bintang!"
"nenek penjaga toko permen di pasar memberikan ini kepada ku, tapi aku tidak memakan hal seperti ini. Apa kau mau?" riou mengeluarkan sebuah bintang dari botol itu "ini buka mulut mu"
(name) menurut, "manisss!!"
"benar kah?" senyum tipis terlukis di wajah keras riou "ada banyak disini, makan perlahan"
"iya!"
*****
Dingin, gelap. Ditempat itu (name) berada.
"sudah waktunya" ucap seorang pria membuka pintu besi tempat dimana (name) berada sekarang.
"aku ingat, sesuatu yang muncrat keluar didepan mataku itu--"
"--merah"
*****
"sudah bangun?" ucap riou melihat (name) membuka perlahan matanya "ini masih malam, kembali lah tidur"
"a-apa yang kau lakukan di sebelah ku?!"
"tidur di samping mu"
"terlalu dekat! Sesak tau! Panas!"
"tapi aku tidak bisa tidur jika kau tidur sendirian, aku kepikiran"
"memangnya aku anak kecil?!"
Riou tidak merespon "kembali lah tidur (name), besok kita harus kembali ke rumah MTC" ucap riou sambil memunggungi (name).
"jika kalian di dekat ku, kalian juga akan kena batu nya" balas (name) yang juga ikut memunggungi riou.
(name) tidak menerima jawaban dari riou.
"Oyasumi, riou-san"
"aku tidak keberatan terlibat dalam masalah, dibandingkan harus melihat mu menderita--berusaha keras mencari kebebasan mu. Ini sama saja seperti perang bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychic [Riou x Psychic Reader]
FanficAku melihat mu dimana mana -Psychic Reader •Riou Mason Busujima cv Shinichiro kamio ©hypnosis mic