Terjebak dimasalalu
Awan kabut menyelimuti matahari di pagi hari. Tidak lama kemudian hujan deras turun mengguyuri sepanjang jalan. Seorang gadis menutup jendela kamarnya agar tidak basah kena cipratan air hujan.
Gadis itu duduk di meja belajarnya dan mengambil balpoin tinta hitam lalu mulai menuliskannya pada lembaran buku diary bagian tengah. Otaknya mulai mencerna suara hujan di luar telinganya, berisik namun menenangkan, sama seperti seseorang di benaknya,walau terancam pemarah namun menyenangkan.
"Ara?" panggil Bi Ica dengan membawa segelas susu kesukaan Kyra
Kyra tersenyum mengarahkan pandangannya pada Bi Ica. Bi Ica adalah orang ketiga yang paling disayanginya setelah mama dan adiknya. Bi Ica juga yang membantu mama untuk membesarkan Kyra sampai sekarang umur Bi Ica sudah menua.
Bi Ica menaruh segelas susu di atas meja belajar nya yang berwarna putih, disana terdapat banyaknya buku diary yang dibuat oleh Kyra seorang dan hanya dirinya yang tahu semua isi nya, tidak ada satu orangpun yang dapat membacanya. Kalau sampai ada orang yang lancang mengambilnya mungkin dirinya merasa harus musnah dari semesta
"Terimakasih, Bi" ucap Kyra sopan dan Bi Ica mengangguk
"Emm, Bi" panggil Kyra ketika Bi Ica ingin beranjak keluar dari kamarnya
Bi Ica menoleh kebelakang mengarah sumber suara "Iya?"
"Keenan ada kesini gak, Bi?"
Bibi menggelengkan kepalanya pelan "Gak ada kayaknya""Oh gitu" Kyra mengangguk mengerti "Bibi keluar dulu ya"
"Iya, Bi"
***
Pintu ruangan basket sedikit terbuka, seseorang sedang mencari-cari sesuatu dengan memondar-mandirkan kepalanya di depan pintu untuk menemukan orang yang sedang di carinya, namun hasilnya nihil.
Bibirnya membentuk lengkungan kebawah, kecewa karena tidak dapat menemukan sosok cowok yang dimaksud. Gadis itu menghembuskan nafasnya pasrah "Ngapain?" ucap seorang cowok di belakang nya, mungkin dari tadi cowok itu memperhatikannya dari belakang
Gadis itu tersenyum senang mendapati orang yang sedang dicarinya di belakang walau terlihat agak cuek tapi tetap tidak menghilangkan rasa sayangnya sedikitpun
"Di tanya, lo ngapain kesini?" ucap cowok itu membuyarkan lamunannya
"Aku kasih ini, dimakan, ya" Gadis itu memberikan sekotak makanan yang ada di tangannya
"Gue udah kenyang"
Gadis itu tetap tersenyum walau makanan buatannya harus di tolak dengan cowok itu, menurutnya tidak ada yang salah jika dia tidak menerima
"Yasudah makanannya buat nanti siang aja, tetap enak , kok"
"Tapi gue gak butuh"
Gadis itu tetap sabar menyikapinya seperti ini, ini sudah sangat biasa dirinya lakukan entah kenapa rasa sayangnya tidak memudar sedikitpun. Gadis itu mengangguk tanpa menghilangkan senyumannya dan memeluk kotak makanannya.
"Makanannya sayang kalau gak dimakan" nyalinya tidak pernah takut kalau harus berurusan dengan cowok ini
"Kalau sayang, lo aja yang makan, kenapa harus gue" Keenan menatap Kyra dengan percikan api yang membara, ingin sekali mengusir cewek ini dari hadapannya
"Tapi aku masak ini buat kamu, Nan" senyuman Kyra hampir memadam tapi tetap ditahannya agar bisa menutupi luka yang keterlaluan
"Lo bisa pergi sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
A-stara
Teen FictionNan, apakah benar itu kamu? yang sedang berbicara dengan teman-temanmu? Nan. Ini aku. Apakah kamu mengenaliku? Aku mengharapkanmu menyapaku dari belakang bahwa kamu benar-benar orang yang sedang aku cari sebuah kisah yang lama namun baru diungkap...