"Oh my God, aku harus beli ini!" Teriak Shella membahana, memecah keheningan di dalam kamarnya yang kedap suara. Tangannya tidak lepas dari ponselnya yang sedang menampilkan barang baru di salah satu penjual online shop langganannya itu. Ia sedang mencari gaun baru untuk di pakai ke acara ulang tahun Caramel, sahabatnya.
"Aku harus beli gaun ini! Warnanya soft dan sepertinya bagus untukku," pekik Shella sekali lagi. Gaun berwarna baby pink dengan panjang selutut serta memiliki kerah sabrina tersebut telah menyapu habis pandangan Shella.
Memang sejak dulu, hobby gadis itu adalah belanja. Bayangkan saja, dikamarnya banyak sekali lemari yang berisi semua belanjaannya. Dari yang paling sering digunakan sampai yang sama sekali belum pernah digunakan. Mama pun sampai terheran-heran dan bingung dengan kebiasaan anaknya tersebut. Ia bahkan sudah sering mengingatkan untuk menentukan prioritas sebelum membeli sesuatu. Karena hasilnya jika hanya menuruti niat dan keinginan maka bisa saja Shella membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Lalu hal tersebut akan menjadi pemborosan karena membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan.
Klik ini lalu selesai.
"Yes! Aku beli gaun baru untuk ke pesta ulang tahun Caramel." Shella berucap sambil membuka m-banking nya untuk membayar baju yang telah ia order tadi. Padahal, ia masih memiliki banyak gaun yang bahkan belum pernah ia pakai sama sekali. Mungkin, saat membeli, Shella berfikir bahwa gaun tersebut sangatlah bagus dan cocok untuk pergi-pergi ke suatu acara tertentu. Tapi ternyata perkiraannya salah, justru jika ada acara atau party tertentu, Shella pasti langsung membuka online shop ataupun belanja ke mall untuk mencari outfit yang cocok untuk dipakai di acara tersebut. Pada akhirnya, gaun yang dibeli secara cuma-cuma tadi hanya sebagai pajangan didalam lemari saja.
Tanpa disadari oleh Shella, sedari tadi, dipojokan pintu kamar sudah ada mama yang memerhatikannya berbicara sendiri dan juga bergumam tentang membeli gaun tersebut.
Mamapun mengingatkan, "Shella, kan gaunmu masih banyak sayang didalam lemari. Pakai yang ada dulu aja, ntar kalau sudah bosan baru beli yang baru." Mama menasehati sambil membuka lemari, menunjukan deretan gaun yang masih terbungkus rapi, belum tersentuh sama sekali oleh Shella.
Shellapun menanggapi ucapan mamanya, "Ih mama mah! Shella kan mau sesuain outfitnya sama baju yang dipakai Caramel. Caramel pake warna pastel, Shella harus pake warna pastel juga mah," ucapnya perlahan namun diiringi wajah cemberut yang sesungguhnya membuat tampilannya menjadi lebih imut.
Mama pun jadi tidak tega jika sudah melihat wajah memelas versi Shella tersebut. Ia pun membiarkan anaknya untuk membeli yang ia mau, namun Mama tak bosan mengingatkan agar tidak boros dan jangan meremehkan uang. Karena kita tidak tau kapan roda akan berputar. Terkadang kita berada diatas tapi bisa saja keadaan berbalik membuat yang tadinya berada diatas menjadi turun kebawah. Shella mengerti akan hal itu, tapi tetap saja hasrat untuk berbelanja itu sulit sekali diubah.
"Iya sayang, mama ngerti kok." Mama berbicara sambil mengelus ujung kepala Shella. Shella pun mendengus karena merasa diperlakukan seperti anak kecil.
"Mah, Shella udah besar loh. Masa mama masih perlakuin Shella seperti anak kecil," ucap Shella. Masih dengan ekspresi cemberut yang sangat khas.
"Anak mama ini bisa aja." Mama tertawa menanggapi ekspresi Shella itu.
●●●
Pukul 16.20Shella mengambil nafas, "Dia sudah terlambat dua puluh menit," ucapnya. Laki-laki itu tidak pernah terlambat sebelumnya. Ia termasuk tipikal laki-laki yang sangat menghargai waktu, terlebih ketika ia sudah memiliki janji bertemu dengan seseorang di salah satu cafe yang biasa dikunjungi bersama dengan sahabatnya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Plan?
RomanceAku suka BELANJA! Jika seorang guru atau siapapun didunia ini bertanya kepadaku tentang hobi, maka tentu saja hobiku adalah BELANJA. Dirumah, aku memiliki 5 lemari yang berisikan semua belanjaanku, mulai dari baju, tas, sepatu, bahkan buku dan...