Chapter 1 Kisahku Di Mulai Dari Kebahagiaan.

7.6K 268 7
                                    

Sinar matahari yang menyusup di sela-sela jendela dimana tempat aku dan suamiku tidur.

Ya aku sudah punya suami, namaku plan phiravich. aku sudah menikah selama 3 tahun lamanya tapi aku belum punya anak. karena aku tau aku adalah laki-laki.

Tapi pada saat hubungan kami jalan 3 bulan, aku dan suamiku atau bisa di sebut mean mengadopsi anak di panti asuhan yang berumur 2 setengah tahun. yahh aku senang, karena sekarang dia sudah berumur lima tahun. namanya adalah adrian phiravich.

Aku senang karena hidupku sangat bahagia sekarang walau hanya ada anak angkat tapi aku dan suamiku sangat-sangat menyayanginya.

Tapi semua itu berubah ketika ada seorang perempuan dan ayahnya datang kerumah untuk meminta suamiku bertanggung jawab atas apa yang telah dia lakukan hingga membuat perempuan itu mengandung anaknya.

Istri mana yang tidak akan kaget dan sakit hati kalau suaminya bermain di belakang tanpa sepengetahuannya. dan di saat ia tahu pun, perempuan itu sudah mengandung selama 3 bulan, berarti selama ini mean menghianatiku.

Aku bingung harus meninggalkan suamiku dengan selingkuhannya, atau bertahan dalam satu atap dengan orang-orang yang membohongiku?.

Entahlah..
kita lihat saja nanti.







Jam menunjukkan pukul 05.30 plan bangun dan bersiap untuk mandi dan memasak di dapur untuk suami dan anaknya.
seperti biasa melakukan aktivitas seorang istri.

Setelah ia selesai mandi dan memasak untuk suami dan anaknya ia pun langsung bergegas ke atas untuk membangunkan mereka berdua.

Ceklekk..

(Suara pintu terbuka).

"Mean bangunlah kamu harus bekerja". ucap plan ketika membangunkan suaminya.

"Hm". jawab mean singkat membuat dahi plan seperti menyatu.

"Mean?? ini bahkan udah jam 9 loh, katanya mau rapat jam 8, ini bahkan udah telat 1 jam". ucap plan berbohong pada mean kalau jam sudah menunjukkan pukul 9.

"Kamu bohong honey, ini bahkan Belum jam setengah delapan". jawab mean dengan suara berat akibat mengantuk.

"Oke baiklah mean phiravich, pagi ini kamu tidak akan ku beri jatah, mengerti!". ancam plan dengan nada yang meninggi.

Mean yang mendengar itu langsung bangun dari tempat tidurnya dengan cepat, dan langsung memohon kepada plan agar jatah paginya tetap di berikan.

"Plan sayang aku kan sudah bangun, jadi jatah pagiku nggak jadi di cancel kan??". rayu mean agar jatah paginya tidak di cancel oleh istri manisnya ini.

"Tidak! maaf tuan mean phiravich jatah pagimu hari ini, tidak bisa saya berikan". ujar plan sambil berdiri untuk pergi ke bawah dengan tangan yang di taruh tepat di pinggang nya.

"Ayolah honey,, hanya kali ini saja ya". kata mean meyakinkan plan dengan kening yang ia naik-turunkan.

"Akan aku pikirkan, tapi sebelum itu.. cepat sana mandi! kamu sudah bau keringat mean". kata plan sambil menutup hidung nya untuk membuat mean pergi ke kamar mandi.

"Oh ada apa ini plannie bukannya semalam kita melakukan sampai kita berkeringat bersama?". ejek mean kepada plan.

"Ih sana mandi bau tau! aku tunggu kamu di bawah,, pakaianmu sudah aku siapkan di gantungan berwarna merah itu yah". ucap plan malu dengan menunjuk ke arah pakaian mean yang ia gantung tanpa melihat kearah suami tampan nya, karena mean selalu merayunya dan itu membuat pipinya bersemu merah.

My Wife | MeanPlan ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang