Chapter 5 Bertambah Anggota

2.4K 210 17
                                    

Dokter lestari masih setia memeluk pasiennya sekarang. ia pun bertanya kenapa namja manis itu menangis.

"Kenapa kamu menangis? apa kamu tak Senang memiliki anak?". kata lestari membuat tangis plan mereda.

"Aku senang bahkan aku ingin menari-nari di luar,, tapi keadaanku sekarang tidak memungkinkan". jawab plan dengan wajahnya yang pucat dan air mata yang terus terjatuh tanpa henti.

"Terus kenapa kamu menangis? bukankah lebih baik jika tuan phivarich mengetahui kalau menantunya sedang hamil". ujar sang dokter.

"Dia tidak akan senang!". jawab plan membuat lestari menatap tak mengerti dengan ucapan pasiennya.

"Apa alasannya jika mereka tak akan senang?". tanya lestari menyelidiki kata-kata plan.

"Mereka tak menginginkan ku di keluarga Ini". kata plan membuat sang dokter membuka lebar mulutnya.
"Bahkan sekarang suamiku akan menikah lagi!". sambung plan sambil menggigit bibir bawahnya.

Lestari yang mendengar ucapan plan ikut menangis,, bagaimana tidak namja yang begitu imut tersiksa di rumah ini. ia pun membantu plan merahasiakan kehamilannya, sebenarnya lestari takut jika ketahuan oleh keluarga phivarich tapi ia memberanikan diri menolong namja imut yang baru menjadi temannya. karena umur mereka sama.

"Huffff.... baiklah tuan plan aku akan membantumu! tapi sebagai imbalannya kamu harus menjadikan aku dokter spesialmu! mengerti". tutur lestari sambil tersenyum

Kau sangat kuat plan!
jika aku berada di posisimu saat ini mungkin aku sudah bunuh diri, karena orang yang aku cintai akan menikah dengan orang lain bahkan sampai mengandung anaknya.
tenanglah aku akan menjagamu dan anak kamu, walau aku melanggar peraturan tapi aku juga tidak ingin kamu merasakan sakit yang lebih dalam. kau adalah keluarga baru bagiku. batin lestari.

"Iya-iya dokter lestari, aku akan menjadikanmu dokter spesialku". ucap plan sambil mengarahkan tangannya di dekat Kening.

Mereka berdua tertawa riang di kamar,, perasaan yang tadi canggung menjadi hangat karena plan itu orangnya cepat menghangatkan Hati orang Lain. begitu juga dokter lestari.

Seketika suasana berubah menjadi serius ketika mereka berdua mendengar ketukan di balik pintu.

Tok...Tok...Tok

Dokter lestari langsung berdiri dan berperilaku seperti seorang dokter profesional. ia berjalan membukakan pintu dan mendapati mean dan juga yang lainnya menatap khawatir.

"Dokter kenapa be..begitu lama apa plan tidak apa-apa". tanya mean.

"Tidak,, dia hanya kelelahan dan butuh istirahat!". jawab lestari sambil tersenyum agar terlihat profesional.

Semua orang bernafas lega akan ucapan dokter lestari. lestari dapat melihat muka dinginnya tuan phivarich yang tidak khawatir akan keadaan menantunya. ia merasa marah karena tatapan dingin itu.

ingin ku gantung penismu dan ku cincang habis milikmu tuan phiravich. batin dokter lestari merasa kesal.

Ia tidak tahu kenapa tapi melihat namja manis itu menangis ia teringat mendiang adiknya yang sudah tiada.

Dokter lestari pun pamit untuk pulang. ia beranjak ke luar rumah dan masuk ke mobil miliknya.

"Terimakasih dok". ucap ibunya mean memperlihatkan senyumannya.

"Sama-sama kalau begitu saya pamit pulang dulu,, kalau ada apa-apa pada olan hubungi saya siapa tau saya bisa membantu". ujar lestari meninggalkan rumah kediaman keluarga phiravich.

Ia teringat dengan kata-kata plan sehingga hampir menabrak seseorang. ia kaget dan segera turun melihat kondisi orang tersebut.

"Apa ada yang luka?". tanya dokter itu sambil menjulurkan tangannya di hadapan seorang pria muda.

My Wife | MeanPlan ~END~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang