Chapter 04

186 40 24
                                    

Disclaimer:
Member Hey! Say! JUMP bukan milikku.
Aku hanya memiliki cerita ini.

Warning:
• Typo(s).
• Berkemungkinan out of character.
• Bahasa Inggris dan Jepang pas-pasan (Tolong koreksi jika ada penggunaan bahasa/kata/grammar yang salah 🙏).
• Penggunaan bahasa asing/bahasa Indonesia yang dialog aslinya menggunakan bahasa asing akan dicetak miring.

◈ Ini adalah fanfic Ryosuke x Reader (kalian yang disini memiliki nama Sakura.)

Happy reading💕

*

*

*

*

Siang menjelang sore ini, di sebuah kafe yang rasanya sudah begitu lama tidak kukunjungi, aku duduk di tempat favoritku setiap kali aku ingin menyendiri.

Area outdoor kafe ini memang menyenangkan, biasanya tidak akan banyak orang yang berkunjung pada jam-jam segini. Kalaupun sedang ramai, biasanya mereka akan memilih area indoor yang dilengkapi pendingin ruangan. Tapi aku lebih menyukai area dimana aku dapat melihat lalu-lalang yang terjadi di luar kafe.

Kali ini aku tidak sendiri.

Ya, aku datang bersama Keito dan jangan lupakan bersama juga tubuhku. Terdengar aneh memang, tapi itu kenyataannya.

Aku datang bersama seseorang yang menempati tubuhku.

Idolaku, Ryosuke Yamada.

Setelah kejadian siang tadi, dirumahku—bisakah aku mengatakan jika tempat tadi adalah rumahku?

Oke, anggap saja aku masih dapat mengakuinya sebagai rumahku.

Siang tadi, dirumahku. Aku akhirnya bertemu Ryosuke di dalam tubuhku yang menatapku tajam seolah menyimpan dendam karena aku menempati tubuhnya.
Hei! Ini bukan salahku kan?

Mama sempat kebingungan, aku yang membeku karena ditatap tajam oleh Ryosuke—dengan tubuhku—tidak bisa berbuat apapun untuk menenangkan Mama. Yang akhirnya Ryosuke dengan bahasa inggrisnya yang menurutku sedikit erm, lucu? Aneh? Jangan sampai Ryosuke tau pendapatku soal bahasa inggrisnya atau dia akan menatapku tajam lagi dengan mataku yang dia gunakan!

Dan akhirnya aku meminta izin pada Mama untuk mengajak Ryosuke keluar. Tentu saja untuk membicarakan permasalahan kita.

Aku memesan taksi online karena tidak mungkin aku menyuruh Keito yang tidak memiliki sim negaraku untuk mengemudikan mobil Papaku yang menganggur di garasi. Lalu kami berakhir di tempat ini.

Kafe favoritku dengan spot favoritku yang terasa lebih privat jika suasana kafe tidak begitu ramai.

*

"Jadi, bagaimana ini bisa terjadi?"

Ryosuke membuka suara dengan suaraku! Haruskah aku menangis?

"You asked me?!" WTH! Ingin rasanya kuucapkan umpatan kekesalanku.

"Tidak usah menggunakan bahasa inggris. Aku tau kau sudah belajar bahasa Jepang."

"Bisakah berhenti sinis padaku? Aku tidak tau itu sifat aslimu?!"

"Memang bukan. Kecuali pada orang asing yang bersarang di tubuhku."

"Hei! Ka—"

"URU—SAI." Ucapan penuh penekanan Keito menghentikan pertengkaran yang baru akan keluar dari bibirku—erm, maksudku bibir Ryosuke yang kugunakan.

Switch.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang