Satu

6.6K 295 5
                                    

Suasana Gor pelatnas PBSI Cipayung sangat ramai sore ini, selepas istirahat siang mereka melanjutkan latihan sore mereka di pelatnas, mengingat sebentar lagi turnament mereka terpantau sangat padat.

Kevin yang sedang asik menggoda mba wid menghentikan kejahilannya karna di ancam mba wid. "Ah maenannya ngancem nih sih widya" ucap kevin setelah duduk di lantai.

"Mau terus ngejailin gue gapapa vin, nanti video aib lu gue sebar di semua media sosial gue. Mau?"

"Curang" ucap kevin sebelum meminum air mineralnya.

"Latihan hari ini selesai yaa, kalian boleh istirahat. Kalau ada yang mau jalan silahkan. Tapi inget sebelum jam 10 sudah sampai disini lagi" ucap koh herry kepada anak didiknya.

"Siap koh" jawab rian.

"Ke kedai kopi di depan yuk" ajak fajar.

"Kopi dimana jar?" Tanya kevin.

"Itu vin, tempat nongkrong kita dulu yang tutup dua tahun yang lalu, sekarang buka lagi"

"Demi apa lu jay?"

"Demikian sekilas info. Udah buruan mau kesana gaak? Tadi gue liat tuh kedai udah buka"

"Boleh tuh, yuk ah kesana. Abis magrib yaa" ajak kevin

"Ayuk, jalan kaki aja yaa. Deket ini"

"Iyeee jombang" jawab kevin kemudian berlari menuju kamarnya, takut keduluan rian mandi.

Selepas magrib mereka berkumpul di ruang tengah untuk menuju kedai kopi di dekat pelatnas. Kedai kopi yang selalu mereka datangi 2 tahun lalu, tapi entah kenapa tiba tiba kedai kopi itu tutup begitu saja tanpa sebab dan alasan.

Cukup 5 menit berjalan kaki untuk sampai kedai kopi ini, Senja Coffee begitulah nama kedainya.

"Selamat datang di Senja Coffee" ucap salah satu pelayan ketika kevin, rian, fajar, ginting, jojo dan ihsan memasuki kedai kopi. Senyuman khas para waiters menyambut kedatangan mereka.

"Mau pesan apa mas?" Tanya seorang wanita berwajah teduh jika dipandang.

"Recomend apa mba?" Ucap jojo.

"Yang ini mas" jawab wanita itu sambil menujuk buku menu di depan mereka.

"Okee, saya pesan itu. Yang lain?" Tanya kevin.

"Expresso aja saya"

"Saya cappuccino"

"Saya moccaccino"

"Saya juga moccaccino"

Begitulah kira kira pesanan mereka, setelah itu wanita tadi meninggalkan mereka dan membuatkan pesanan para laki laki ini.

"Mohon maaf sudah menunggu ini pesannya" ucap wanita tadi sambil menaruh gelas gelas pesanan warga pelatnas.

"Terimakasih mba, ohh iyaa, mba dengan siapa?" Tanya fajar.

"Modus terus jar" ucap kevin.

"Saya nadira, owner kedai kopi ini" jawab nadira.

"Ohh ownernya, masih muda udah punya usaha sendiri. Keren" jawab ihsan.

"Saya hanya meneruskan usaha kakak saya. Semoga suka yaa dengan kopinya, saya tinggal kebelakang"

"Okee mba, terimakasih banyak yaa" jawab kevin kemudian nadira berlalu meninggalkan mereka semua.

Kevin yang sedaritadi duduk di ujung, diam diam memandangi nadira yang sedang asik membuat kopi untuk tamu yang datang. Senyuman tak pernah lepas dari bibir mungil nadira. Tanpa sengaja pandangan mereka saling bertemu menimbulkan salah tingkah diantara mereka berdua.

"Ibuuuuuu, aku mau tidur sama ibu" ucap seorang anak laki laki yang berlari dari lantai atas menuju nadira.

"Kenapa belum tidur gantengnya ibu? Kan udah malem? Bobo yaa sama tante salma" ucap nadira sambil menyamakan tinggi badannya dengan anak laki laki itu.

"Maunya bobo sama ibu"

"Ibu lagi kerja sayang, bobonya sama tante salma dulu yaa. Mau yaa, kalau pinter nanti ibu beliin sepeda. Gimana?"

"Beneran yaa bu?"

"Iyaa sayang, tapi harus pinter dulu"

"Okee ibu, yaudah ave keatas dulu ya bobo. Ave sayang ibu" ucap anak laki laki itu kemudian memeluk dan mencium pipi nadira.

Kevin yang melihat dari kejauhan tersenyum kearah dua manusia di antara kursi kursi kedai. "Ngeliatin apa sih vin? Udah punya anak itu. Baek baek ada lakinya" ucap rian berbisik ke di telinga kevin.

"Apa sih. Cuman senyum doang, bahagia gue ngeliat kemesraan orangtua sama anak begitu" jawab kevin yang masih memandangi nadira.

Setelah itu mereka kembali ke obrolan mereka semula, tentang cara memcetak point di lapangan, membaca kelemahan lawan dan membuat lawan pontang panting mengejar shutlecock, "silahkan mas, free cakenya" ucap nadira

"Wiiih free, makasih mba" ucap ginting kemudian memakan cake yang ada dimeja.

"Yang tadi anaknya mba?" Tanya kevin penasaran.

"Iya mas. Ada apa yaa?"

"Gapapa mba, lucu aja. Siapa namanya?" Tanya kevin lagi.

"Saveri Abel Alterio, panggilannya ave" jawab nadira dengan tersenyum.

"Bagus namanya, ganteng lagi. Pasti mirip ayahnya" celetuk fajar dan membuat senyuman yang ada di bibir nadira menghilang, "ehh ehh mba maaf, bukan maksud temen saya begitu" ucap jojo karna merasa tidak enak.

"Gapapa kok mas, kalau begitu saya balik kebelakang lagi yaa. Selamat menikmati hidangan" ucap nadira kemudian berlalu menuju meja kasir.

"Lu jar kalo ngomong di jaga" omel rian.

"Ya maap jom, kan gue gatau" jawab fajar sambil menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Lain kali dijaga yaa jar" ucap kevin.

"Iya iya maap"

Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB, itu artinya mereka harus segera sampai di pelatnas agar tidak terkena semburan oleh para pelatih mereka. Kevin bangkit dari kursinya dan berjalan menuju kasir, "asik dibayarin kevin" ucap rian.

"Berapa mba semuanya?" Tanya kevin kepada nadira.

"130 ribu mas" jawab nadira sambil tersenyum.

Kevin membuka dompetnya dan mengeluarkan benerapa uang lima puluh ribuan kemudian memberikan kepada nadira, "terimakasih yaa mba" ucap kevin setelah menerima kembalian.

"Mas, maaf. Boleh saya minta foto mas dan teman temannya supaya bisa ditempel di tembok sana mas?"

"Boleh kok, sebentar yaa saya panggil temen temen saya"

"Sekalin tanda tangannya ya mas kalo boleh di baju ini" ucap nadira sambil menunjukkan baju bertuliskan Senja Coffee.

Setelah itu mereka berfoto dan membubuhi tanda tangan mereka di kaos yang nadira tunjukkan tadi, "makasih yaa mas, jangan kapok datang ke Senja Coffe" ucap dara menghantarkan mereka ke pintu keluar.

"Sama sama mba, tempat ini akan jadi tempat nongkrong kita kok" jawab ihsan

"Terimakasih mas"

"Diatas rumah ya mba?" Tanya kevin.

"Iyaa mas, biar saya bisa kerja sekalian jaga anak" jawab nadira.

"Salam buat ave yaa mba, kami pamit" ucap kevin sebelum meninggalan Senja Coffee.

Entah kenapa kevin masih saja tetap terbayang bayang wajah nadira, senyumnya, tawanya, tata bahasanya selalu memutar jelas di otak kevin. Apakah kevin jatuh cinta kepada nadira?

-TBC-

Nadira {Kevin Sanjaya Sukamuljo}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang