Sepuluh

1.6K 127 4
                                    

Kevin memarkirkan mobilnya di halaman parkir rumahnya, di lirik ke samping kiri ave sedang terlelap di pangkuan nadir. Nadir terlihat sangat tegang hari siang ini, mungkin karena akan bertemu dengan orangtua kevin. Walaupun hanya memakan waktu sebentar karena orangtua kevin akan menghadiri salaah satu acara.

"Gausah tegang, gapapa kok" ujar kevin sambil menggenggam tangan nadir.

"Tapi aku takut mas, nanti kalo orangtua kamu gak suka sama aku gimana?"

"Gausah punya fikiran negatif ah sayang, orangtua aku enggak kaya gitu kok. Udah yuk ah turun" ucap kevin sambil mengelus kepala nadir.

Nadir keluar dari mobil sambil menggendong ave. "Sini aku yang gendong" ucap kevin

"Gausah mas aku aja"

"Yaudah ayuk" ajak kevin sambil merangkul bahu nadir.

Nadir masuk ke dalam rumah dengan perasaan campur aduk, perutnya seperti banyak kupu kupu yang berterbangan hari ini. Telapak tangannya berkeringat dan kakinya nampak lemas.

"Ehhh sayang udah dateng" ucap seorang wanita saat pintu rumah terbuka.

"Iya mah, mama udah mau jalan?"

"Iya nih sayang sebentar lagi"

"Kenalin mah, ini nadir"

"Ohh ini yang namanya nadir, cantik yaa kaya mama muda dulu"

"Masih cantikan tante kok. Saya nadir tante" jawab nadir sambil menyalami tangan mama kevin.

"Panggil mama yaa, jangan panggil tante"

"Ehh" jawab nadir gelagapan.

"Mau kan manggil mama?" Ulang mama kevin.

"I...iya mah"

"Gitu dong. Vin, taro ave dikamar kamu yaa, kasian nadir nanti pegel"

"Siap mah" jawab kevin sambil mengambil alih ave dari gendongan nadir.

Nadir duduk disamping mama kevin, tubuhnya kembali tegang dan keringat dingin.

"Nadir" ucap mama kevin pelan.

"Iya mah?"

"Makasih yaa, udah bisa buat kevin bahagia lagi"

"Maksudnya mah?"

"Ehhh ini yaa yang namanya nadir?" Ucap papa kevin yang turun dari lantai 2.

"Iya om, saya nadir" jawab nadir sambil menyalimi tangan papa kevin.

"Panggil papa aja ya jangan om" ucap papa kevin sama seperti mama kevin tadi.

"Iya pah"

"Nad, papa sama mama ngucapin terimakasih ya sama kamu, berkat kamu kevin kaya ada semangatnya lagi buat ngejalinin hidupnya dia. Setelah beberapa tournament dia kalah di babak awal, tapi berkat kamu dia gak galau berminggu minggu. Makasih banyak ya nad"

"Eehhh, enggak kok pah, bukan karena nadir"

"Mama sama papa tau nad, semangat dari mama papa itu jadi charger buat kevin, tapi dengan adanya kamu dan ave kevin tambah lebih semangat" ucap mama kevin, pipi nadir menghangat mendengar ucapan itu.

"Nitip kevin ya nak, papa yakin kamu bisa bahagiain kevin"

"Iya pah mah, nadir janji"

"Pada ngomongin apaan sih? Serius banget?" Ucap kevin yang turun dari anak tangga.

"Ehh udah dateng toh, yaudah yaa mama sama papa jalan keburu siang"

"Yaudah iya mah, pah. Hati hati yaa"

"Okee. Nadir mama tinggal yaa. Gapap a kan?"

"Gapapa kok mah"

"Yaudah kita jalan yaa"

"Iya pah" jawab nadir dan kevin berbarengan.

Kini tinggal kevin dan nadir berdua di dalam ruangan ini. Kevin berjalan kemudian merebahkan dirinya di depan home theater yang dipasang dirumahnya.

"Sini, ngapain berdiri disitu" pinta kevin, nadir pun menghampiri kevin dan duduk di sebelah kevin. "Mau nonton film apa?" Tanya kevin sambil memencet remote tv.

"Apa aja mas"

"Horor mau?"

"Ya janganlah"

"Tadi katanya apa aja"

"Ya jangan horor maksudnya"

"Iya deh iya sayang. Tiduran apa disini, pegel loh"

"Gamau ah, gak enak"

"Udah elah gapapa" ucap kevin sambil menarik nadir, akhirnya nadir menuruti perintah kevin.

Mereka asik menonton film yang di stel kevin, kevin melingkarkan tangannya dipinggang nadir. Nadir merasa nyaman berada dipelukan kevin. Kevin menatap ke arah nadir yang masih terfokus pada film yang di stel oleh kevin. Tangan yang semula berada di pinggang nadir perlahan berpindah menuju leher nadir, detak jantung nadir berdetak sudah diluar batas, sangat kencang sekali.

Kevin mengelus pelan pipi chubby nadir, mengelus bibir nadir dengan ibu jarinya kemudian nggeser kepala nadir agar mereka berhadapan. Mata mereka saling bertemu dan membuat nadir salah tingkah. Kevin mendekatkan wajahnya ke wajah nadir, nafas hangat kevin terasa di wajah nadir. Kevin mengecup pelan bibir nadir, membuat nadir terkejut, kemudian kevin melumat bibir mungil nadir dengan perlahan dan hati hati. Cukup lama kevin membiarkan bibirnya melumat bibir nadir. Nafas mereka berdua sudah tidak beraturan saat ini, kevin melepaskan ciumannya dan mengecup kening nadir lumayan lama kemudian menyelipkan rambut panjang nadir di telinga nadir.

"Terimakasih ya nad, tetap tinggal disini ya" ucap kevin menaruh tangan nadir di dadanya.

"Aku yang berterimakasih mas, mas sudah mau menerima aku yang seperti ini"

"Aku terima segala kekurangan dan kelebihan kamu nad"

"Kalau mas kaya gitu, berarti gaada alasan aku untuk pergi dari hidup mas. Terimaksih mas"

"Love you nadira"

"Love you to mas"

*TBC*
.
Gajelas ya ceritaku, maaf yaa
Jangan lupa vote dan komen yaa❤️

Nadira {Kevin Sanjaya Sukamuljo}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang