II

19 2 0
                                    

''Jadi begini sesampainya saya di rumah ibu kamu sepertinya ibu kamu tidak sendiri ia sedang mengobrol dengan seseorang saya juga tidak tau dia siapa,tapi saya sempat mendengar segelintiran ucapan apa yang mereka sedang katakan''
Saya mendengar begini

''Syukurlah kau cepat datang Bonsai saya mau bicara serius dengan kamu bonsai''ucap Rianti

''Sudah lama kau tidak kediskotik kemana saja kau,banyak pelanggan setia mu menunggumu kalau begini terus usaha ku akan bangkrut tolonglah,Bukankah kau yang mau mendapatkan uang banyak dan cepat. Ayo Cepat ikut,Manis Mereka pasti sudah menunggumu. Jangan membuat marah pelangganku'' Bonsai berdesis.

''Aku suru kau kerumah ku untuk Memberi tahu kalau aku ingin berhenti,'' desisnya pendek padanya.

Bonsai meringis.''kau sudah sering mengatakan hal itu padaku."

"Kali ini aku serius" ia melirik bonsai.
Rianti sudah cukup Marah, Ia mengambil satu jenis senjata yang dikenalnya.Dengan gemetar ia memastikan isinya. Ia tidak pernah melalukan itu sebelumnya,dan jemarinya nyaris terjepit.

Rianti menutup kembali rak,menyisipkan senjata yang diambilnya ke balik tangan kemudian berjalan lagi ke arah bonsai.
Rianti langsung menodongkan senjata itu ke arah Bonsai yang Terpaku sesaat.

Ia terkekeh dan mendekatkan wajahnya pada mustika.

''Woow,Manis. Serius sekali ya? Oiya selamat atas peninggalan suamimu itu yah''

Bonsai terkekeh mengejek.''sekali pelacur,Tetap pelacur''

''Aku ingin berhenti sekali ini untuk selamanya'' kata rianti. Ia mengeluarkan senjata yang dipegangnya dan menodongkan ke arah bonsai dengan gemetar.

''Aku serius,sangat serius''
Bonsai bersiul mengejek,memutar senjatanya sendiri,Memasukkan ke sarung senjata di pinggangnya dengan santai, kemudian bangkit perlahan.

''Ck,ck,ck,manis jangan todong kekasih gelapmu ini. Percuma. Aku sudah terlalu lama melihat seseorang pelacur nggak berguna seperti kamu kamu ini barang basi!''

Rianti merasa tangannya gemetar. Senjata itu tidak terlalu berat,namun rasanya ia lelah. Ia sudah merasa tubuhnya nyaris pingsan karena tekanan emosinya sendiri,namun bersikeras untuk menyelesaikan apa yang telah dimulainya.

Dan kenekatan adalah satu-satunya pilihan yang dimilikinya.

''Aku serius.kalau kau tidak bersedia memberikannya, aku lebih baik dipenjara karena membunuhmu,dari pada harus menjual diri terus menerus! Dan suatu hari anakku akan mengerti bahwa aku memberikan semua yang aku miliki----Termasuk kebebasan dan harga diriku, untuk dirinya!"

"argghhhhh!" Rianti berteriak dengan penuh emosi. Bonsai memegang tangan rianti yang telah menarik pelatuk. Dalam jarak pendek, ia memutar arah pistol yang digennggam Rianti.

Peluru itu terlontar, tepat pada saat Toni sahsbt dekat risnti berteriak, ''lepaskan dia!''

Rianti menoleh ke arahnya. Rasa terkejut melihat apa yang terjadi ada orang yang melihat langsung kejadian ini
Bonsai lari-lari dari kejaran Toni sahabatnya rianti.

Sampai ia lupa telah meninggalkan Rianti sendirian dengan darah yang berlumuran.

''Ketika saya pergi untuk membawa ibumu kerumah sakit ternyata ia sudah tidak ada saya bertanya kepada warga disana ada yang tau makannya saya tau ibu kamu ada disini'' ucapnya panjang lebar

''Dan sayangnya saya tidak bisa mengahalangi kejadian itu betapa bodohnya saya, Maafkan saya alex saya telat'' sambil memohon kepada alex.

''Tidak apa apa ini semua bukan salah om aku tau ini semua salah keluarga bonsai beserta anaknya sivoland yang keji itu" desis alex pelan

Toni menatap mata anak didepannya dalam dalam bara kepedihan,Kemarahan,Kasih sayang,Kekecewaan bercampur disana.

Namun toni tidak melihat satu hal yang ia pikir akan dilihatnya dalam mata anak itu
Mungkin Toni
Ia tidak melihat rasa takut disana.

Alex pergi dari sana untuk mencerna apa yang baru saja om Toni katakan

''Alex mau kemana kau?'' belum saja toni mendengar jawaban dari alex ia langsung pergi
''Ah sudahlah mungkin dia butuh waktu sendiri'' desis toni.

Ia lari, lari pontang panting tidak tau arah untuk kemana.

Luka lama itu telah terbuka begitu kaget sangat kaget apa ini apa yang terjadi?
Jadi ibu ibuku memang benar seorang pelacur? Mengapa ia harus menyembunyikan ini lama sekali.

Lama aku menunggu jawaban ibu tapi tidak pernah kunjung mengucapkannya langsung. aku syok aku begitu terpuruk mengapa semua ini terjadi dengan ku apa salahku dengan keluargaku.

#next time ceritanya akan lebih seru gais jan lupa kasi bintang ya biar author cepet cepet beresin ni cerita
#masi banyak typo typo gais maap:(

Cinta Dewa HermesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang