"Hey, mana lencanamu?"
Cowok itupun beranjak dari kursinya dan berdiri menghadap Pang. Pang mulai kebingungan, ia pun berbalik hendak meninggalkan cowok berkacamata di depannya itu.
"Tunggu."
Langkah kaki Pang terhenti. Ia menoleh ke belakang menatap cowok itu yang menyeringai kecil.
"Bersihkan."
Pang pun menatap ke arah sepatunya. Ada sedikit tumpahan makanan di sana.
"Eh, tidak apa apa, hanya tumpah sedikit. "
"Maksudku, bersihkan sepatuku."
Pang pun menyeringai kecil. Ia menoleh ke bawah melihat sepatu cowok itu. Ada noda makanan yang tertinggal di sana.
"Apa?"
"Aku bilang, bersihkan sampah ini di kakiku."
Pang menatap cowok itu. Seringaian kecil yang terlihat meremehkan terpampang jelas di wajahnya. Dari kejauhan, Nack melihat mereka.
Pang tersenyum kecut. Mana sudi ia membersihkan sepatu cowok di hadapannya itu yang terlihat merendahkan dirinya. Lagipula ia tak sengaja dan telah minta maaf.Pang pun berjalan melewati cowok itu tanpa peduli dengan perintah cowok tadi, dan tiba tiba...
Brukk!!
Cowok itu menyandung kaki Pang hingga ia terjatuh di lantai dengan sangat keras sampai menyenggol kursi dan membuat makanannya terhambur semua di lantai.Suara keributan tersebut mengundang atensi banyak pasang mata di kafetaria.
Dengan emosi yang meluap luap, Pang berdiri dan langsung mencengkram kerah baju cowok berkacamata itu.
"Apa masalahmu hah?!"
"Ada masalah?"
Hanya dengan dua patah kata tersebut, seluruh siswa di kafetaria langsung mengalihkan pandangan, kembali kepada kesibukan masing masing.Pang pun melepaskan cengkramannya dari kerah baju cowok itu.
Bukan karena kata katanya yang ditakuti, namun orang yang mengatakannya.
"Aku bertanya, ada masalah?"Bu Ladda menatap tajam kedua siswa tersebut yang hampir terlibat perkelahian.
"Dia yang mulai."
"Bu, dia tidak memakai lencana.Aku curiga kalau dia siswa kelas lain yang menyelinap ke kafetaria."
"Jangan mengalihkan pembicaraan."ucap Pang emosi.
"Diam."
"Mana lencanamu?"sambung Bu Ladda.
"Tertinggal di kelas."
"Kau dari kelas mana?"
Pertanyaan Bu Ladda berhasil membuat Pang mati kutu. Haruskah ia berbohong dan mengatakan bahwa ia siswa kelas 1 atau berkata jujur? Jujur ia sangat bingung.
"Hey, Pang! Lama sekali ngambil piringnya!Eh, sawatdee krap bu guru!"
Tidak disangka, Nack tiba-tiba datang dan segera mencairkan suasana tegang diantara ketiganya. Ia merangkul pundak Pang.
"Dia temanmu?"
"Oh, ya bu.Lencananya tadi ketinggalan di kelas.Dia siswa kelas 1 sama sepertiku."
"Masa? Aku juga kelas 1, mengapa aku tak pernah melihatnya?"tukas cowok berkacamata tadi. Nack pun tertawa kecil.
"Hei,Wave.Coba kutanya.Memangnya kau tau nama nama teman sekelasmu? Coba sebutkan namaku."
Wave terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gifted
Mystery / ThrillerPernahkah kau bertanya gunanya belajar dengan keras? Pernahkah kau merasa tak ada guru yang memahami kita? Pernahkah kau merasa kesal dengan sistem sekolah konyol yang bahkan tidak kita inginkan? Pernahkah kau penasaran kenapa sekolah hanya tertar...