KANTOR ADMINISTRASI SEKOLAH
Kini Pang dan Nack duduk berdampingan. Di hadapan mereka terlihat Bu Ladda yang menatap tajam keduanya. Tidak lama, pintu terbuka dan memperlihatkan Pak Pom yang masuk dan segera menghampiri ke meja.
"Kau tak apa, Pang?"
"Aku baik-baik saja, pak." Pak Pom menghela napas lega.
"Trimakasih telah membantu, Bu Ladda. Biar aku yang mengurusnya."
"Tak perlu."
"Aku telah memutuskan hukuman untuk mereka berdua. Dihukum selama 1 bulan akan membuat keduanya jera."
"Tapi ini tak sengaja,tak perlu memberikan hukuman."tukas Pak Pom.
"Aku administrator di sekolah ini,Pak Pom. Tanggung jawab menjatuhkan hukuman ada padaku, bukan kau." balas Bu Ladda.
"Tapi ini menyangkut siswa Berbakat,jadi ini juga tanggung jawabku."
"Yang harusnya kau urus adalah siswa Berbakat yang terluka, bukan si tukang onar ini."ucap Bu Ladda sembari melirik ke arah Pang.
"Wasuthorn baik baik saja. Dokter bilang lukanya tidak terlalu serius."
"Karena yang membuat masalah adalah siswa Kelas Berbakat, ini urusanku."lanjut Pak Pom. Bu Ladda menyeringai kecil.
"Kurasa kau tak becus mengurus mereka."
Pak Pom maju selangkah, emosinya mulai nampak.
"Becus ataupun tidak, Kepala Sekolah memerintahkanku untuk mengurus semua siswa Berbakat."
Bu Ladda terdiam. Tak lama ia mendengus pelan.
"Kalau begitu, urus dengan benar. Jangan sampai terulang kembali." Pak Pom menarik napasnya perlahan.
"Terimakasih Bu Ladda. Ayo pergi."ucap Pak Pom kepada Nack dan Pang.
"Tunggu."
Sepatah kata dari Bu Ladda tersebut membuat ketiganya yang hendak beranjak keluar dari ruangan tersebut terhenti.
"Siswa Berbakat boleh pergi," Bu Ladda menggantungkan ucapannya, menatap ke arah Pang, kemudian beralih ke Nack.
"Tapi kau tidak."
Pang menatap ke arah Pak Pom kemudian ke sahabatnya itu yang ditahan Bu Ladda.
"Tapi Bu Ladda-" belum selesai berucap, Bu Ladda memotong ucapan Pak Pom.
"Siswa Berbakat boleh menjadi tanggung jawabmu namun untuk siswa biasa sepertinya, biar aku yang mengurus hukumannya.Tolong jangan melewati batas."
Bu Ladda mengalihkan pandangannya dari Pak Pom dan Pang, beralih ke arah Nack.
"Karena temanmu dibebaskan, maka sebagai gantinya hukumanmu akan bertambah 2 kali lipat."
"Kau akan diskors."
Nack menatap Bu Ladda tak percaya. Pang yang merasa keberatan pun akhirnya angkat suara.
"Tapi tak bisa begitu, bu."ucap Pang tak terima.
"Kenapa tidak? Karena kau lolos dari hukuman, maka harus ada yang menanggung bagianmu."
"Tapi temanku tidak bersalah. Menurutku ini tidak adil." ucap Pang menaikkan suaranya sedikit tinggi.
"Pang, cukup."tegur Pak Pom.
Bu Ladda terdiam. Tak lama ia menarik sudut bibirnya.
"Siswa Kelas Berbakat mempertanyakan soal keadilan padaku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Gifted
Mystery / ThrillerPernahkah kau bertanya gunanya belajar dengan keras? Pernahkah kau merasa tak ada guru yang memahami kita? Pernahkah kau merasa kesal dengan sistem sekolah konyol yang bahkan tidak kita inginkan? Pernahkah kau penasaran kenapa sekolah hanya tertar...