"Bagaimana kalau kita adakan pesta barbeque akhir pekan nanti?"
"Great idea, Boobear!" Ujar Niall bersemangat. Bocah yang satu ini memang paling semangat kalau soal makanan.
"Stop calling me like that!"
Niall mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, "Okay, okay"
"Kita undang siapa saja?" Tanya Zayn. Aku mengangkat bahuku.
"Pasangan masing-masing" Kata Harry tiba-tiba. Aku sedikit terkejut mendengarnya, "Pasangan? Kau sendiri sudah mempunyai pasangan, Hazz?"
"Tentu saja sudah" Jawabnya yakin. Aku mengangkat kedua alisku, "Siapa?"
"Elena"
WHAT?
"K-kau... S-sudah.. Berpacaran dengannya?" Ujar aku, Louis, Zayn, dan Niall serentak.
Tiba-tiba, tawa Harry meledak-ledak. Kami hanya menatap satu sama lain kebingungan.
"Coba lihat ekspresi bodoh kalian tadi hahaha" Ucap Harry tersengal-sengal. Aku memutar kedua bola mataku, "Aku serius. Kalian sudah jadian?"
"Tentu saja belum, bodoh. Aku hanya ingin mengajaknya. Tidak ada salahnya kan?"
Oh.
Syukurlah kalau begitu.
Kukira mereka sudah jadian--- HEY TUNGGU DULU.
Kenapa aku malah jadi peduli seperti ini?
"Kau ajak siapa, Li?" Tanya Harry.
Aku ingin mengajak Elena juga, curls. Tapi sudah kedahuluan olehmu.
"I don't know" jawabku singkat.
"Zayn?"
"Of course, Perrie"
Perrie adalah gebetan Zayn. Mereka memang sudah dekat dari dulu. Tapi Zayn belum berani menembaknya.
"Louis?"
Louis mengangkat bahunya.
"Niall?"
"I have no idea"
Kami dilanda keheningan sejenak, sampai akhirnya Niall memecah keheningan, "Kenapa sih mesti diadakannya akhir pekan? Aku kan sudah tidak sabar"
"Terus kau maunya kapan?" Tanya Zayn. Niall tersenyum riang, "Tentu saja malam ini!"
"Kau gila, Nialler! Kita bahkan belum mempersiapkan apapun!" Ujar Louis. Niall memutar kedua bola matanya.
"Tenang saja. Aku baru belanja dari supermarket kok. Aku juga berbelanja bahan-bahan barbeque" Ujarku bangga. Senyuman diwajah Niall mengembang, "YESSS!"
***
Elena POV
Aku sedang bersantai diruang tengah sambil membaca beberapa novel yang baru kubeli tadi pagi.
Dad sedang ada tugas keluar kota untuk beberapa minggu.
Tentu saja aku senang akan hal itu.
Kalian tahu mengapa? Ya, karena aku membenci Dad.
Dad yang dulu dengan Dad yang sekarang sangatlah berbeda.
Dulu, sewaktu Mom masih bersamanya, Dad adalah pribadi yang lembut tapi bijaksana. Ia sangat menyayangiku dan Mom.
Tapi, semenjak ia bercerai dengan Mom, Dad mulai berubah. Dad sering bersikap dingin kepadaku. Kadang, ia juga membentakku kalau tau nilai sekolahku jelek. Memang sih, Dad tidak pernah main fisik. Aku sangat bersyukur akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Maniac ➳ Liam Payne
Fanfiction❝I'm a maniac, dude.❞ -Elena Smith © 2014 by Zahwa